BANTEN, biem.co – Selepas Kota Serang diguyur hujan pada sore 27 Maret, akhirnya acara dialog menghidupi kota bergulir dengan hangat. Padepokan Kupi, yang semula bernuansa muram, seketika menyala dengan caranya. Secangkir kopi, kepulan asap rokok, aneka kudapan silih berganti menemani keakraban interaksi. Begitu juga dengan dialog pertama yang dilontarkan di dalam forum, langsung ngegas ke inti permasalahan: mau dibawa ke mana arah pembangunan Kota Serang ini?
Meski Kang Agis (sapaan untuk Pak Wakil Wali Kota Serang) masih terbilang baru dalam menduduki kursi kepemimpinannya, pertanyaan demikian layak disampaikan secara blak-blakan bahkan mungkin terkesan bawel; percis emak-emak yang gercep bertanya ini-itu ketika anaknya merencanakan hangout bareng teman-temannya.
Hal demikian menjadi wajar, karena menurut forum dialog menghidupi kota, pembangunan kota kerap dirancang oleh agen-agen yang mendominasi kebijakan, sedangkan masyarakat (orang-orang yang menghidupi kota) direpresentasi sebagai objek asal sejahtera.
Pada kesempatan itu, Kang Agis memberikan gambaran keadaan bahwa pasca pelantikan dirinya, Kota Serang selama satu bulan seakan berjalan dengan cara auto pilot, karena desain dan rancangan pembangunan sedang digodok sedemikian rupa, harapannya desain itu bisa diterapkan secepatnya serta dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat Kota Serang.
Mereka yang hadir dan mengutarakan pendapatnya adalah Kang Iwan Subakti, Aliyth Prakarsa, Asep M. Hidayat, Nana P. Rahadian, Aip Rochadi, Putri Wartawati, Irma Maulani, dan Kelompok Pengajar TK Kota Serang. Selain itu kegiatan ini dihadiri oleh berbagai penggiat dan penggerak sosial dari Cilegon, Rangkasbitung, Pandeglang, dan Tangerang.
Dialog menghidupi Kota yang diselenggarakan di Padepokan Kupi sejatinya adalah dialog berbagai kepentingan dan perspektif dalam memaknai kota, bahwa kota bukan hanya ruang fisik yang dapat diukur, tetapi juga ruang sosial yang terus diproduksi dan diinterpretasikan oleh penghuninya.
Dialog menghidupi kota ini rencananya akan dihelat sebulan sekali. Mendialogkan apa pun dalam koridor menghidupi Kota dari para penghuninya, harapannya supaya wajah kota terasa semakin menyala! (Red)