Prof. Dr. KH. Muhammad Amin Suma, M.M., Ketua Umum MPN HISSI, menyoroti peran Kiai Embay dalam memperkuat jaringan ulama dan organisasi Islam. Menurutnya, kepemimpinan Kiai Embay adalah model yang ideal bagi penguatan peran ulama dalam membangun masyarakat yang inklusif. “Kiai Embay adalah sosok yang langka. Ia tidak hanya memimpin dengan integritas, tetapi juga membawa nilai-nilai keislaman yang relevan dengan konteks kekinian,” ujarnya.
Kiai Embay dikenal sebagai ulama yang mampu menjembatani berbagai kelompok masyarakat, dari kalangan pesantren hingga intelektual, dari pengusaha hingga pedagang kecil. “Beliau adalah contoh nyata dari ulama yang tasamuh (toleran), luwes, dan mengayomi. Ini adalah modal penting untuk membangun masyarakat yang inklusif,” tambah Prof. Amin Suma.
Mengutip QS Al-Mujadalah ayat 11, Prof. Amin Suma menegaskan bahwa ilmu dan iman adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. “Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Kiai Embay adalah bukti nyata dari ayat ini. Beliau tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga ilmu pengetahuan umum, sehingga mampu membawa perubahan yang signifikan,” paparnya.
Kiai Embay juga mengamalkan hadis Nabi, “Man aroda dunya fa alaihi bil ilmi” (Barang siapa menginginkan dunia, maka ia harus menuntut ilmu). “Beliau adalah sosok yang mengamalkan ilmu sebagai bekal untuk membangun dunia yang lebih baik,” kata Prof. Amin.
Dinamika Kehidupan Kiai Embay
Kiai Embay tidak pernah berhenti belajar dan berinovasi. Di usianya yang semakin matang, ia tetap memperjuangkan nilai-nilai kebaikan melalui Mathla’ul Anwar dan berbagai organisasi yang dipimpinnya. Kiai Embay bukan hanya pemimpin spiritual, tetapi juga penggerak sosial yang menyentuh kehidupan banyak orang. Sebagai seorang pejuang nilai, ia selalu mengutamakan kepentingan umat dan bangsa, dengan dasar keikhlasan dan ketulusan hati.
Buku ini adalah catatan hidup seorang pemimpin yang tidak hanya memimpin umat, tetapi juga memimpin perubahan sosial dan moral bagi masyarakat. Kiai Embay mengajarkan bahwa kepemimpinan bukan hanya soal jabatan, tetapi soal amanah dan tanggung jawab terhadap masyarakat dan Tuhan. (Red)