Mungkinkah
Hujan baru saja usai tumpahkan cintanya
Jadikan senjaku semakin mempesona
Lukisan tujuh warna di lengkung cakrawala menambah indahnya suasana
Momen ini selalu menyimpan misteri
Terkadang terlena
Terkadang tak berdaya
Pada jingganya yang merona
Pada merdunya nyanyian pipit beranjak pulang pada deburan ombak yang menghempas karang
Pada caranya yang tenang mengakhiiri kisah tuk memetik kenangan indah
Namun rinduku tak cukup memadai untuk kembali ke dalam teduhnya
Kertas Putih dan Tinta Hitam
Putih,
Hari ini ku goreskan tinta hitam
Di atas lembaran-lembaran sucimu
Akan ku sematkan cerita hidup ini
Di pundak pada garis-garis lurusmu
Agar ceritaku tetap abadi dikenang masa
Sampai alam dunia tiada
Ku ingin jadikanmu saksi bisu dalam sejarah panjang hidup ini
Ku ingin kau bicara pada dunia
Sekarang, esok dan lusa
Bahwa aku pernah ada
Bahwa aku pernah mengukir cerita
Dalam dunia fana sirna ini
Wahai kertas putih
Mulai saat ini akan ku telaah huruf-huruf itu satu demi satu
Kan ku rajut kata-kata itu satu demi satu
Akan ku sulam kalimat-kalimat itu satu demi satu
Agar mereka saling menyatu
Bercerita dalam setiap tajuk
Beirama dalam setiap tema
Mengukir sejarah cerita keabadianku
Dalam setiap paragraph-paragraf indahnya
Wahai kertas putih
Di atas lembaran-lembaran sucimu
Pada pundak garis-garis lurusmu
Bersama coretan tinta hitam ini abadikan setiap senyummu
Penaku Menulis
Penaku menulis
Ketika hati menangis
Menceritakan seribu kisah
Yang tak akan terlupa sampaiu ku menutup mata
Penaku menulis
Seribu syair pedihku
Menceritakan kisahku
Yang tak akan terhapus oleh waktu
Ku tuliskan seribu kisah
Dari bahagia hingga derita
Bercerita tentang kisah cinta
Bercerita tentang indah dunia
Bercerita tentang perjuangan
Bersajak puisi kerinduan
Dari setiap sajak kata-kata
Ku titipkan sejuta tawa
Untuk dia yang aku cinta
Apa yang telah aku punya
Pasti akan sirna binasa
Begitu banyak kisah cerita
Yang tak habis sampai ku menutup mata
Cerita Aku
Aku bukan seorang pujangga
Yang pandai merangkai kata
Aku hanya manusia biasa
Yang menulis cerita cinta
Tentang aku dan masa lalu
Yang selalu membunuh rasaku
Yang selalu menjadi imajinasiku
Dia pernah singgah di hatiku
Mengisi ruang kosong di lubuk jiwaku
Tentang dia yang memberi warna
Untuk dia yang telah sirna
Belum Usai, Baru Saja Dimulai
Isi kepala yang terkelupas barisan perhitungan logika angka satu plus sepuluh titik enam akar dua, yang kau yakini tak ;pernah ku temui di saat aku bekerja
Bola mata yang terhempas keluar melewati tirai jendela
Membayangkan tulang belulang brontosaurus yang lama punah ketika masa tak terhingga, mampu menggerakan semua mesin kendaraan hanya dengan memakan daun selada
Pelukan letih jemari yang menggenggam erat alat tulis berwarna biru
Menyalin kata-kata dasar dengan asesoris beragam awalan, sisipan dan akhiran baku bukan bahasa ibu
Menjadi kalimat-kalimat panjang berbentuk paragraf bisu
Dan,
Wajahmu yang menatapku seusai jeda
Tak ada sajian senyummu seperti kemarin
Tak ada kisahmu tentang rebutan jajanan kantin
Pun, tak ada tawa ceriamu menyambut rencana hari esok
Lalik Kongkar, penulis adalah Pemerhati Sosial Minat Kajian Politik Sastra dan Filsafat