Tersadar
Senin datang dengan gagahnya
Aku berangkat bergandeng malas
Murung tanpa semangat
Menata langkah disela ruko
Menyusur semangat yang tercecer
Sial….
Telat yang kesekian kalinya
Jempol kanan tersipu malu
Bersetubuh dengan absen itu
Menanjak tangga kelantai tiga
Sama saja….
Ruang meja bersusun computer lagi
Masih..
Senin keberapa ini?
Aku lupa
Aku terbentur keras sepertinya
Tidak….
Aku tersadar dan sadar
Apa aku ini budak korporasi?
Bayang-bayang mengangguk dengan saksama
Tangerang, 19 Januari 2025
Malam Sakral
Banyak muda-mudi hilir mudik
Boncengan sepeda motor
Pegangan 100Km kecepatan 20Km
Wajah riang ,terbahak, sumbringa senyum
Di kiri jalan gadis berkerudung hijau terang, menangis
Sesekali membentak disamping motor Scoopy coklat tua
Pertengkaran mungkin saja, prank mungkin jua
Dan yang sangat paling mungkin
Ini bagian dari memeriahkan malam sakral ini
Malam apa ini?
Malamnya muda mudi sahut jangkrik dari bawah batu
Krik Krik..
Bermalam malam hingga minggu hadir beratatap muka
Tangerang, 19 Januari 2025
Media tak Sosial
Ada ragam jenis akun sosial
Aku buka tiga diantaranya
Facebook, Twiter dan Instagram
Ku intip kolom komentar satu akun
Berita salah satu kota di pulau Jawa
Polisi bersiteru dengan pengendara motor, disuguhkan
Banyak yang berkomentar tak kurang banyak menghujat
Dan lebih ramai lagi memvonis plus hinaan
Kebebasan berpendapat klaimnya
Nah..
Bagaimana jika pendapatnya itu berupa hinaan?
Berselang dua dering notifikasi Whatsapp
Akunku melebur bersama kuota
Tangerang, 19 Januari 2025
Sore yang Malang
Sore..
Selamat sore!
Walaupun tak sekeren senja
Jarang dipublis di media social
Tak pernah dipadu dengan kopi
Tak banyak hadir di quote
Tak banyak disebut di warung kopi
Diwarung nasipun enggan muncul
Dasar sore!
Di kota dikau dikenal sebagai waktu macet
Tak disukai para pengendara
Sore syarat hadirnya senja loh!
Indahnya senja sumbangsih sore
Selamat sore dan selamat senja
Merontalah wahai jiwa-jiwa unmerdeka.
Tangerang, 19 Januari 2025
Kalimatku Sayang Kalimatku Malang
Sedari dulu kalimat ini dan itu
Bermakna agung, Seingatku
Tempo hari maknanya kian luntur
Hanyut bersama angin
Melebur bersama kata
Maknanya tergadaikan
Maknanya hilang
Maknanya diputar tanpa dibalikkan pada hakikatnya
Sedemikian premature dan fleksibelkah makna yang dikandung kalimat
Dizaman edan? Eh modern ini!
Tangerang, 1 Januari 2025
Terkenang Andai
Dikenang kenangan yang mengenang
Menjadi tenang jika saling kenang
Tergamang bila tak kunjung datang
Malam hari bak jutaan kunang-kunang
Disambut pagi berteman lengang
Mata nerawang menembus ruang
Beriak hilang dihantui bayang
Andai datang..
Andai memang..
Andai sayang..
Andai yang terkenang
Tangerang, 1 Januari 2025
HAYATUL FAUZI, penulis lahir di Koto Gadang, 17 April 1995. Sekarang menetap di Tangerang. Mantan mahasiswa kampus swasta dan mantan karyawan swasta. Menyukai sastra sejak kuliah. Silahkan kunjungi ntagram: @hayatul_fauzi07.