JAKARTA, biem.co – Setelah sukses meraih jutaan pendengar lewat hit “Primadona” dan merengkuh popularitas media sosial, Adikara kembali melanjutkan perjalanannya di industri musik dengan melepas single “Rindu”, pada 15 November 2024. Single ini merupakan hasil kolaborasi dengan Andien sekaligus penanda babak baru Adikara sebagai musisi independen bersama label baru bentukannya, Pagoda Records.
Adikara menggambarkan “Rindu” sebagai eksplorasi bermusiknya yang bebas. Kebebasan itu membawa Adikara mendobrak sekat-sekat musikal yang selama ini belum dijelajahinya sebagai penyanyi-penulis lagu.
“Di lagu “Rindu’ gue mencoba mengeksplorasi lagi taste bermusik gue, sejauh dan seluas apa sebenarnya. Dari segi sound, penulisan lirik, dan pastinya genrenya sendiri. Semenjak gue menjadi musisi independen, koridor gue berkarya rasanya semakin luas, bahkan rasanya seperti tidak ada batasan,” kata Adikara.
Dari segi musikalitas, “Rindu” menghadirkan nuansa musik 80-an yang penuh energi dan dinamis. Bossline yang melodius, pattern dan tempo drum yang mengingatkan kita pada lagu-lagu disko, lirik yang manis, dan vokal duet Adikara-Andien yang berpadu harmonis. Nuansa itu didapat Adikara secara organik tanpa tendensi khusus.
“Sebenarnya waktu gue menulis lagu ini bareng Andien, kami nggak terlalu mengejar sound 80an ataupun nuansanya. Kebetulan waktu pengerjaan lagu ini, setahun terakhir itu emang lagi mendengarkan banget karya-karya Ouincy Jones. Jadi, mungkin secara pemilihan instrumen, atau gaya aransemen, secara tidak sadar terinspirasi era itu”, ucap Adikara.
“Rindu” merupakan hasil dari pendekatan proses kreatif yang berbeda dari Adikara. Tantangannya adalah melahirkan musik yang menyenangkan saat didengar. Seperti menghadirkan getaran rindu yang sulit dijelaskan.
“Approach menulis lagu ini cukup berbeda dari gaya gue sebelumnya. Saat menulis lagu-lagu sebelumnya yang biasanya dikejar itu nuansa, gaya musik, dan sound dari era tertentu. Tapi di lagu ini, kami ingin menciptakan sebuah perasaan happy atau feel good ketika orang mendengarkan lagunya. Jadi, itu patokannya”, tambahnya.
Soal pemilihan Andien sebagai kolaborator, Adikara punya alasan kuat. Karakterisik vokal Andien yang tiada dua memberi “nyawa” tersendiri pada lagu. Selain itu, berkolaborasi dengan Andien menjadi penanda penting perjalanan kariernya.
“Kalau ditanya dream collaboration gue, jawaban gue selalu satu, yaitu Andien. Kenapa? Suaranya yang pastinya khas, klasik, dan chic. Terwujud juga akhirnya. Alhamdulillah”, tukas Adikara.
Kolaborasi ini juga spesial bagi Andien. Penyanyi peraih sembilan trofi AMI (Anugerah Musik Indonesia) Awards itu mengaku belum pernah memiliki lagu dengan nuansa dan mood seperti “Rindu.”
“Apa yang spesial dari lagu ‘Rindu’ menurut aku adalah, sebenarnya aku juga belum pernah punya tipikal lagu yang seperti ini. Kayak lagunya tuh feel good song banget. When I say feel good song itu benar-benar fee! good song. Seperti setiap orang yang dengar tuh kayak ada perasaan nyaman. Terus kayak lagunya membuat melayang-layang gitu”, kata Andien antusias.
Lebih lanjut Andien melihat bahwa kiprah Adikara dalam kancah musik Indonesia hari ini adalah sesuatu yang patut diantisipasi. Karakteristik vokal dan karya-karya Adikara punya keunikan tersendiri yang membawa penyegaran dalam gelombang baru musisi muda Indonesia.
“Aku melihat sosok Adikara di kancah musik hari ini sebagai seseorang yang fresh banget. Dia datang dengan menawarkan sesuatu yang orang lain atau penyanyi lain seangkatan Adikara tidak punya. Bukan hanya dari suaranya saja, tetapi juga musiknya, pembawaannya, karismanya. Jadi, buatku Adikara paket lengkap penyanyi dan penulis lagu yang benar-benar fresh”, puji Andien.
Adikara menandai debut kariernya dengan merilis single “Pesona Cinta” pada 2019. Setahun berselang, Adikara melepas album mini Love & Imagination. “Rindu” menjadi single ke-empat Adikara sebagai musisi independen, setelah berturut-turut melepas “Nirwana,” “Katakan Saja,” dan “Primadona.” Rencananya, deretan single ini akan berujung pada album penuh perdana yang akan diberi judul “Klise”. (BW)