BOGOR, biem.co – Indonesia memiliki keanekaragaman hayati melimpah, seperti sayuran, buah-buahan, dan rempah yang menjadi produk unggulan dalam perdagangan internasional yang berpotensi dalam memenuhi kebutuhan pangan, namun iklim tropis di Indonesia mempunyai peranan dalam ketahanan pangan karena penyebab perubahan suhu, perubahan musim, bencana alam seperti banjir, pemanasan global dan pengalihan fungsi lahan yang berdampak pada kerawanan dalam ketahanan pangan sehingga diperlukan upaya dalam peningkatan ketersediaan pangan dalam menunjang ketahanan pangan yang berkelanjutan. Kesejahteraan petani adalah upaya pendekatan terhadap keberlanjutan program ketahanan pangan dengan bentuk peningkatan keragaman pangan lokal sebagai pemanfaatan sumber daya alam yang memberikan pengaruh terhadap jumlah produksi pangan.
Ketersediaan pangan yang aman, bergizi, dan sehat menjadi faktor penting dalam menunjang keberlanjutan hidup masyarakat. Di Indonesia pola konsumsi beras sebagai sumber karbohidrat menjadi produk utama bagi masyarakat. Tingkat ketergantungan tinggi pada beras yang menyebabkan permasalahan pangan ketika terjadi penurunan hasil panen sehingga sebagai seorang ahli pangan dapat melakukan diversifikasi pangan dalam upaya peningkatan ketersediaan bahan pangan yang bervariasi dalam menjaga ketahanan pangan, namun masyarakat Indonesia sampai saat ini masih belum banyak mengenal lebih jauh mengenai produk pangan diversifikasi seperti beras analog yang memanfaatkan sumber daya alam seperti singkong, ubi jalar, kentang, sagu, porang, dan lainnya. Peran ahli pangan diperlukan dalam peningkatan teknologi dan wawasan terhadap produk diversifikasi dalam upaya mendukung keanekaragaman pangan pokok terutama sumber karbohidrat.
Pandangan masyarakat Indonesia:
Jika Makan Tanpa Nasi Artinya Belum Makan
Peranan Scince, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics diperlukan sebagai ahli pangan dalam upaya meningkatkan dan mendukung ketahanan dan ketersediaan pangan berkelanjutan dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan.
Persepsi dari padangan tersebut adalah kesalahan. Peranan ahli pangan dalam Scince yaitu pengembangan ilmu pengetahuan bahwa konsumsi karbohidrat tidak hanya bersumber dari beras, namun bisa berasal dari sumber daya alam lainnya. $ Noviasari et al. (2017)$ melaporkan bahwa kandungan karbohidat ubi kayu yaitu (94,74%) menunjukan lebih tinggi dari beras yaitu (78,19%). Artinya dalam aspek komposisi gizi karbohidat ubi kayu dapat menggantikan beras.
Pengolahan diversifikasi pangan melalui teknologi beras analog upaya yang perlu dikembangkan karena Indonesia memiliki sumber daya alam yang kaya sehingga dapat memanfaatkan umbi-umbian atau serealia yang mempunyai bentuk maupun komposisi gizi yang mirip seperti beras bahkan dapat melebihi beras. Peranan ahli pangan dalam Engineerin yaitu pengembangan metode perancangan agar menghasilkan produk beras analog yang mempunyai kesamaan fisik dengan beras. Hasil penelitian menunjukan bahwa metode granulasi lebih baik daripada metode ekstruksi sehingga diperlukan perancangan dalam pemilihan dan formulasi bahan sehingga menghasilkan produk yang berkualitas. Penelitian $ Aini et al. (2019)$ melaporkan bahwa formula beras analog terbuat dari tepung jagung (70): tepung kacang merah (30) dengan kadar karbohidrat sebesar 78,95%, sehingga dengan demikian menunjukan bahwa konsumsi beras dapat digantikan dengan beras analog hal ini juga didukung pada kandungan indeks glikemik beras analog yang lebih rendah dibandingkan beras karena sumber bahan beras analog berupa umbi dan kacang-kacangan. Melalui aspek Arts, and Mathematics ahli pangan dapat meningkatkan nilai gizi dan komposisi produk menjadi lebih baik melalui fortifikasi senyawa biaoktif seperti pemanfaatkan bekatul pada beras karena bekatul adalah sumber pangan fungsional yang dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit kronis seperti obesitas, diabetes, penyakit kardiovaskular, dan kanker hal ini karena adanya senyawa fitokimia bioaktif yang terkandung pada bekatul sehingga berdampak pada aspek kesehatan.
Kontribusi beras analog sebagai produk diversifikasi pangan dapat dikembangkan untuk mengatasi permasalahan keterbatasan pangan. Namun sebagai seorang ahli ilmu pangan nilai sensoris sangat penting dan krusial karena akan berpengaruh pada tingkat kesukan dan pengaruh daya beli konsumen. Peranan ahli pamgan dalam rancangan formulasi bahan baku beras analog diperlukan Scince, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics karena bahan pembuatan beras analog terdapat kandungan amilosa dan amilopektin yang dapat berpengaruh pada tekstur sehingga jika kandungan amilosa dan amilopektin tinggi maka tekstur beras menjadi keras sehingga diperlukan dalam menentukan formulasi yang tepat sehingga menghasilkan beras analog yang sehat, aman, bergizi dan enak di makan. Kepercayaan konsumen terhadap produk diversifikasi pangan merupakan tantangan bagi para ahli ilmu pangan untuk meningkatkan penjualan. Sertifikasi halal adalah upaya dalam meningkatkan kepercayaan konsumen sehingga produk diversifikasi dapat diterima oleh masyarakat Indonesia. (Red)