BANTEN, biem.co – Pasangan calon gubernur-wakil gubernur Banten Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi akan mendorong terealisasinya reaktivasi jalur kereta api dari Jakarta hingga Kabupaten Lebak dan Pandeglang.
Selain itu, Airin akan meminta pemerintah pusat dan DKI Jakarta untuk kembali meneruskan rencana Mass Rapid Transit (MRT) untuk bisa masuk optimal ke daerah Tangerang raya.
Rencana ini disampaikan Airin di sela-sela silaturahmi dengan masyarakat di Kota Tangerang Selatan, Minggu (3/11/2024). “Kami punya program Konektivitas Banten Terpadu. Program ini akan memperkecil kesenjangan wilayah perkotaan dan pedesaan, akselerasi pertumbuhan ekonomi yang merata. Perlu konektivitas multimoda antar daerah,” ujar Airin.
Airin akan meminta dan mendorong Mass Rapid Transit atau Moda Raya Terpadu koridor Selatan-Utara dari Lebak Bulus Jakarta hingga Rawa Buntu Tangerang Selatan. Termasuk terintegrasi ke daerah lain di Tangerang Raya. Perihal ini, Airin pernah membahas dengan Kementerian Perhubungan era Budi Karya. “Kami pernah bersama membahas bagaimana menciptakan Jabodetabek Integrated System,” ujarnya.
Duet Airin-Ade menargetkan terwujudnya penurunan waktu tempuh (travel time) dan waktu transit (transit time) secara signifikan antar wilayah di Provinsi Banten. “Perlu reaktivasi jalur rel kereta untuk memperluas dampak terhadap sektor pariwisata dan konektivitas infrastruktur regional. Kami akan mendorong, mendukung, menyambut gembira, dan siap memfasilitasi,” katanya.
Mantan Wali Kota Tangsel dua periode ini menilai percepatan reaktivasi koridor jalan pesisir barat (Saketi-Malingping) dan Banten Tengah (Jasinga-Maja-Rangkasbitung) perlu direalisasikan. Ia pun menegaskan pentingnya peraturan daerah (Perda) untuk meningkatkan aktivasi Kawasan Banten Timur melalui alternatif koridor baru yang menghubungkan Cipanas-Bayah.
Secara terintegrasi, reaktivasi kereta api akan sampai ke Banten bagian selatan, terutama Kabupaten Lebak hingga ke Labuan, Pandeglang. “Saya bersyukur, saat menjadi walikota Tangsel pernah membahas ini bersama dengan PT Kereta Api Indonesia. Jika reaktivasi, bersama kita bangun kereta rel listrik atau KRL agar nyambung dari Rangkasbitung, Tangerang Raya, hingga ke Tanah Abang Jakarta,” ujarnya.
Airin menyadari, untuk menciptakan moda transportasi yang terintegrasi membutuhkan anggaran besar. Oleh karena itu, butuh kerja sama antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.
“Jika ada program yang sudah disepakati bersama, pastikan time table, pastikan pembiayaan, pastikan siapa berbuat apa, dan kapan kita akan selesaikan. Itu akan menjadi pedoman bersama,” ujar Airin.
Anggaran yang dikeluarkan untuk mengintegrasikan transportasi, sama dengan upaya subsidi terhadap masyarakat. “Jika dihitung dengan urusan kemacetan, waktu yang terbuang di jalan, tentu konektivitas terpadu dan integrasi transportasi harus bersama kita lakukan,” ujarnya. (Red)