JAKARTA, biem.co – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cilegon Maman Mauludin mempresentasikan strategi inovatif dalam penanganan stunting yang telah diterapkan di Kota Cilegon, Selasa (29/10/24). Materi tersebut disampaikan pada event Indonesia-Japan Knowledge Exchange Seminar 2024 di Aula Makarti Bhakti Nagari, Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI), Jakarta.
“Kami melaksanakan dua startegi, yaitu intervensi gizi spesifik, yakni intervensi gizi yang berfokus pada anak selama 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang dikelola oleh sektor kesehatan. Selanjutnya, intervensi gizi sensitive, yakni dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan dengan sasaran masyarakat umum,” kata Sekda Kota Cilegon Maman Mauludin.
Menurut Maman, kolaborasi antar instansi merupakan langkah yang sangat penting dalam mengatasi stunting.
“Kami melibatkan berbagai OPD (Organisasi Perangkat Daerah) di Kota Cilegon, termasuk DP3AP2KB (Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana), Dinas PUTR (Pekerjaan Umum dan Tata Ruang), Dindikbud (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan), Dinsos (Dinas Sosial), Kemenag (Kementerian Agama) dan Diskominfo (Dinas Komunikasi, Informatika, Sandi dan Statistik). Setiap instansi memiliki peran vital dalam upaya penanganan stunting,” tuturnya.
Sementara itu, Plt Kepala LAN RI, Muhammad Taufik menjelaskan bahwa seminar tersebut menghadirkan dari beberapa perwakilan pemerintah Jepang.
“Selain Sekda Cilegon dan Sekda Surabaya, kami akan mendengar pengalaman dari pemerintah Jepang, khususnya Kota Kochi dan Kota Kitakyushu,” jelasnya.
Dalam hal ini, Taufik berharap agar acara tersebut dapat menjadi wadah pertukaran pengalaman.
“Kami berharap acara ini dapat menjadi wadah pertukaran pengalaman dan mendorong kerjasama antara Indonesia dan Jepang di bidang penanganan stunting dan atau lainnya,” harapnya. (Red)