JAKARTA, biem.co – Otoritas Jasa Keuangan Jabodebek Banten (KOJT) melaksanakan kegiatan peningkatan literasi keuangan kepada Kawan OJK di Jakarta 21 Oktober 2024.
Bersamaan dengan kegiatan tersebut OJK mengungkap bahwa satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas PASTI), telah menangani 2.741 pinjaman online (Pinjol) dan investasi ilegal yang terdiri dari pinjol ilegal sebanyak 2.500, dan 241 investasi ilegal, dalam periode hingga September 2024.
Hal itu diungkapkan Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi dalam acara Capacity Building Kawan OJK dan Media Gathering, di di Tavia Heritage Hotel, Jakarta Pusat, Senin 21 Oktober 2024.
Friderica menjelaskan, hingga September 2024 pihaknya telah menerima aduan sebanyak 12.733, terdiri dari 12.021 pinjol ilegal dan 712 investasi ilegal.
Lebih lanjut, untuk pemberantasan judi online, OJK telah meminta perbankan memblokir sekitar 8 ribu rekening per September 2024.
“OJK telah menangani investasi ilegal dengan total 1.459 sepanjang tahun 2017 hingga September 2024. Untuk tertinggi, masih dipegang oleh pinjol ilegal. Tercatat sepanjang tahun 2017 hingga September tahun ini, jumlah pinjol ilegal sebanyak 9.180 yang telah ditangani oleh OJK,” katanya.
Lalu untuk gadai ilegal, OJK mencatat terdapat 251 gadai ilegal di sepanjang tahun 2017 hingga September tahun ini.
Adapun untuk total keseluruhan dari gadai ilegal, pinjol ilegal dan investasi ilegal, OJK menangani sebanyak 10.980 tahun 2017 hingga September tahun ini di Indonesia.
Menurut perempuan yang akrab disapa Kiki, pihaknya selalu sigap untuk terus memberantas perilaku yang merugikan konsumen.
“Edukasi melalui peningkatan literasi dan Inklusi keuangan menjadi salah satu untuk mengurangi hal itu,” terangnya.
Menurutnya, OJK memiliki peran dalam mengawasi dan mengatur lembaga keuangan agar konsumen nyaman dan aman dalam bertransaksi.
Maka dari itu, pihaknya terus melakukan peningkatan literasi dan inklusi keuangan, sehingga dapat mempengaruhi konsumen untuk memilih produk jasa keuangan yang aman dan legal.
Sementara itu, Kepala OJK Jabodebek dan Provinsi Banten, Roberto Akyuwen mengatakan, kegiatan capacity building merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan literasi dan keuangan di masyarakat.
Kegiatan yang mengundang awak media dan mahasiswa dari Universitas ternama di Jakarta dan Banten ini diharapkan dapat menyebarkan edukasi serta informasi terkait produk-produk lembaga keuangan dan kinerja lembaga pengawasannya.
Misalnya, mengenai edukasi terkait belanja online (benjol), pinjaman online (pinjol), bahaya judi online (judol), dan yang terbaru tentang dunia crypto.
“Saya ingin mahasiswa paham tentang crypto terkait keuangan, atau tiga hal yakni, pinjol ilegal, judol, benjol. Kita juga barangkali akan adakan agenda-agenda terkait literasi dan Inklusi keuangan, paling tidak, rekan-rekan sekalian OJK ini memiliki kemauan mewarnai lingkungan di sekitarnya,” katanya.
Ia mengaku, sejak berdiri di tahun 2011, OJK selalu aktif mensosialisasikan dan meningkatkan literasi dan Inklusi keuangan. Maka dari itu, dirinya menggandeng mahasiswa dan pers untuk terus menggalakkan edukasi keuangan.
“Organisasi (OJK) ini relatif muda, mungkin iya 13 tahun, OJK memiliki tanggung jawab besar, mengawasi dan mengatur lembaga jenis keuangan tanpa terkecuali,” jelasnya.
“Ini (acara gathering) adalah upaya OJK untuk memperluas literasi dan inklusi keuangan,” tukasnya. ***