OpiniTerkini

Strategi APBD dalam Mengatasi Pengangguran

Refleksi Kritis HUT Banten ke-24

“Banten, ladang harapan; bersatu kita ciptakan masa depan sejahtera.” – Bung Eko Supriatno

PANDEGLANG, biem.co – Hari Ulang Tahun (HUT) ke-24 Provinsi Banten menjadi sebuah momen bersejarah yang sarat makna. Dalam suasana yang lebih sederhana, perayaan kali ini menghadirkan nuansa kebersamaan yang lebih kuat, menggantikan kemeriahan tahun-tahun sebelumnya. Jika tahun lalu dirayakan dengan ekspedisi yang menyentuh berbagai sudut provinsi, tahun ini justru mengajak kita untuk merenung, mengingat kembali perjalanan panjang dan tantangan yang telah dihadapi.

Momen ini lebih dari sekadar perayaan; ia adalah kesempatan untuk mengevaluasi perjalanan selama 24 tahun. Kita diingatkan akan keberhasilan, sekaligus tantangan yang harus dihadapi bersama. Di tengah suasana reflektif ini, harapan akan kesatuan antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta menjadi sangat penting, terutama dalam menghadapi isu pengangguran yang semakin mendesak.

Pengangguran: Kenyataan Pahit di Balik Kemeriahan

Saat Provinsi Banten merayakan HUT ke-24, suasana kemeriahan tidak bisa sepenuhnya menutupi kenyataan pahit yang dihadapi masyarakatnya. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada Februari 2024, jumlah pengangguran di Banten mencapai 424,69 ribu orang, dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang menyentuh angka 7,02%. Angka ini mencolok dan sangat mengkhawatirkan, terutama jika dibandingkan dengan rata-rata nasional yang hanya berada di kisaran 4,82%.

Banten, yang terletak strategis di sebelah barat Jakarta pusat ekonomi dan bisnis Indonesia seharusnya memiliki akses yang lebih baik terhadap peluang kerja. Namun, realitasnya justru berbeda. Meski memiliki banyak potensi sumber daya dan infrastruktur yang memadai, provinsi ini masih berjuang keras untuk menciptakan lapangan kerja yang layak bagi penduduknya. Pertanyaan besar pun muncul: mengapa provinsi yang kaya akan potensi ini justru menjadi salah satu daerah dengan angka pengangguran tertinggi?

Penurunan angka pengangguran yang sedikit, hanya sekitar 1% per tahun, menunjukkan bahwa upaya pemerintah dan pemangku kepentingan lain dalam menangani masalah ini masih jauh dari hasil yang diharapkan. Masyarakat merasa frustrasi karena meskipun ada kebijakan dan program yang dicanangkan, kenyataan di lapangan belum menunjukkan perubahan signifikan. Sementara itu, semakin banyak angkatan kerja yang bergabung ke dalam pasar kerja tanpa adanya lapangan pekerjaan yang memadai untuk mereka.

Ironisnya, banyak dari mereka yang terjebak di sektor informal. Sektor ini sering kali menawarkan pekerjaan dengan penghasilan yang tidak menentu, tanpa jaminan keamanan atau perlindungan sosial.

Banyak individu bekerja dalam kondisi yang kurang menguntungkan, seperti di pasar, pedagang kaki lima, atau sektor jasa yang tidak terdaftar secara resmi. Ketidakstabilan ini menciptakan ketidakpastian yang tidak hanya mempengaruhi kesejahteraan individu, tetapi juga berdampak pada kestabilan sosial di provinsi ini.

Kesenjangan antara jumlah lapangan kerja yang tersedia dan angkatan kerja yang terus meningkat berpotensi menimbulkan gejolak sosial. Ketika banyak orang merasa terpinggirkan dan tidak memiliki peluang untuk berkontribusi, perasaan frustrasi ini bisa dengan mudah berujung pada peningkatan kriminalitas dan ketidakstabilan di masyarakat. Keterbatasan dalam lapangan kerja formal memperburuk situasi, menciptakan semacam lingkaran setan yang sulit diputus.

Dengan kondisi yang semakin mendesak ini, momen perayaan seharusnya menjadi panggilan untuk introspeksi. Harus ada tindakan nyata dari semua pemangku kepentingan baik pemerintah, sektor swasta, maupun masyarakat sipil untuk mencari solusi yang efektif dalam menciptakan lapangan kerja yang berkelanjutan. Inisiatif kolaboratif yang melibatkan semua pihak sangat diperlukan untuk menangani tantangan ini dengan lebih baik.

Pengangguran di Banten bukan sekadar angka di atas kertas, melainkan masalah nyata yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat. Setiap individu yang menganggur adalah sebuah cerita yang terputus, harapan yang tertunda. Dengan kolaborasi dan komitmen yang kuat dari semua elemen, Banten tidak hanya bisa merayakan pencapaian, tetapi juga mengatasi tantangan yang ada, menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua.

APBD 2024: Harapan dan Tantangan

Pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2024 oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banten menjadi momen penting yang menandai langkah provinsi ini menuju pembangunan yang lebih baik. Dengan total anggaran mencapai Rp12,355 triliun, ada harapan besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memajukan ekonomi daerah. Namun, di balik angka yang terlihat menjanjikan ini, terdapat tantangan serius yang perlu segera diatasi.

Sektor infrastruktur, yang seharusnya menjadi motor penggerak utama dalam penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi, justru mengalami penurunan alokasi. Penurunan ini sangat mengkhawatirkan, mengingat infrastruktur yang baik adalah fondasi bagi berbagai aktivitas ekonomi, termasuk investasi dan penciptaan pekerjaan. Ketidakpastian dalam alokasi anggaran ini berpotensi menghambat proyek-proyek pembangunan yang seharusnya bisa menyerap tenaga kerja, terutama di tengah tingginya angka pengangguran yang menghantui Banten.

Kondisi ini diperparah dengan adanya ketimpangan yang mencolok antara belanja pegawai dan belanja modal. Sementara belanja pegawai menunjukkan tren peningkatan, belanja modal dan barang justru menyusut. Situasi ini mencerminkan pengelolaan anggaran yang belum optimal, di mana fokus lebih banyak diarahkan pada pembiayaan pegawai ketimbang investasi yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Tanpa dukungan yang memadai untuk sektor infrastruktur, harapan akan terciptanya lapangan kerja baru akan semakin sulit terwujud.

Dalam menghadapi tantangan ini, pemerintah daerah perlu segera mengevaluasi kembali strategi anggaran yang ada. Alokasi untuk infrastruktur harus diprioritaskan agar proyek pembangunan dapat berjalan dengan lancar dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Dengan mengoptimalkan penggunaan anggaran, pemerintah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan, menciptakan lingkungan yang kondusif bagi para investor, serta menyediakan peluang kerja bagi masyarakat.

Selain itu, transparansi dalam pengelolaan anggaran juga menjadi kunci. Masyarakat perlu diberikan akses untuk memantau bagaimana dana publik digunakan, sehingga dapat mengawasi efektivitas program-program yang dijalankan. Dengan partisipasi masyarakat, diharapkan setiap langkah yang diambil dalam pengelolaan anggaran dapat lebih akuntabel dan tepat sasaran.

Harapan akan masa depan yang lebih cerah untuk Banten tidaklah mustahil. Dengan komitmen bersama dari semua pemangku kepentingan pemerintah, sektor swasta, dan Masyarakat provinsi ini dapat bertransformasi menjadi daerah yang tidak hanya dikenal karena perayaannya, tetapi juga karena keberhasilannya dalam menangani isu pengangguran dan memajukan sektor ekonomi.

APBD 2024 harus menjadi lebih dari sekadar angka-angka di atas kertas. Ini adalah kesempatan bagi Banten untuk membangun fondasi yang kuat bagi masa depan, menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak dan berkelanjutan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Jika langkah-langkah strategis dapat diambil dan diimplementasikan dengan baik, maka Banten dapat mengatasi tantangan yang ada dan melangkah menuju era baru pembangunan yang inklusif dan sejahtera.

UMKM: Solusi Potensial untuk Pengangguran

Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Banten menjadi salah satu langkah strategis untuk mengatasi permasalahan pengangguran yang terus mengemuka. UMKM merupakan tulang punggung perekonomian daerah dan berperan penting dalam menciptakan lapangan kerja. Dukungan pemerintah dalam bentuk insentif fiskal dan pelatihan keterampilan bagi pengusaha lokal menjadi krusial.

Namun, tantangan yang dihadapi sektor UMKM tidak sedikit. Banyak pelaku usaha kecil terhambat akses modal dan pasar. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk menyediakan program pembiayaan yang lebih mudah diakses, serta mendorong penggunaan teknologi digital untuk memperluas jangkauan pasar. Program pelatihan tentang pemasaran digital perlu menjadi prioritas agar pelaku UMKM mampu bersaing di era digital.

Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil sangat diperlukan untuk mencapai tujuan bersama: mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan kualitas hidup warga Banten. Jika langkah-langkah strategis tidak segera diambil, tantangan pengangguran yang mengkhawatirkan akan terus membayangi Banten.

Transparansi dalam pengelolaan anggaran dan evaluasi berkala terhadap penggunaan dana sangat penting. Masyarakat harus dilibatkan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan agar semua suara dapat didengar. Dengan demikian, alokasi anggaran dapat lebih tepat sasaran dan bermanfaat bagi semua lapisan masyarakat.

Mewujudkan Masa Depan yang Lebih Baik

Dalam perjalanan panjang menuju masa depan yang lebih baik, HUT Banten ke-24 menjadi momen yang penuh harapan dan refleksi.

Ini adalah panggilan untuk kita semua setiap individu, komunitas, dan institusi agar bersama-sama berkontribusi dalam menciptakan provinsi yang tidak hanya sejahtera, tetapi juga mandiri. Ketika kita bersatu, mengesampingkan perbedaan, dan berkomitmen pada visi bersama, kita bisa membangun fondasi yang kuat untuk generasi mendatang.

Banten, dengan segala potensi yang dimilikinya, memiliki peluang besar untuk menjadi contoh bagi provinsi lain dalam mengatasi tantangan pengangguran dan menciptakan ekonomi yang inklusif. Setiap langkah kecil yang kita ambil baik itu mendukung UMKM, berpartisipasi dalam program pelatihan, atau sekadar mengedukasi diri sendiri dan orang lain adalah bagian dari puzzle besar yang akan membentuk masa depan kita.

Mari kita berinvestasi dalam harapan dan impian, tidak hanya untuk diri kita sendiri, tetapi juga untuk mereka yang belum memiliki akses terhadap peluang. Dengan komitmen dan kerja keras, Banten akan menjadi tempat di mana setiap orang dapat merasakan manfaat dari kemajuan dan pertumbuhan. Di sinilah kekuatan kolaborasi kita diuji, dan di sinilah kita menemukan makna sejati dari persatuan.

Seiring dengan detik yang terus bergulir, marilah kita ingat bahwa masa depan bukanlah sesuatu yang kita tunggu, melainkan sesuatu yang kita ciptakan bersama. Dengan tekad dan cinta untuk tanah kelahiran kita, mari kita wujudkan Banten sebagai provinsi yang tidak hanya kaya akan sumber daya, tetapi juga dipenuhi dengan harapan, kebahagiaan, dan kesejahteraan bagi semua. (Red)

Bung Eko Supriatno, penulis adalah Dosen Ilmu Pemerintahan di Fakultas Hukum dan Sosial Universitas Mathla’ul Anwar Banten.

Editor: admin

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button