MAGELANG, biem.co – Dalam rangka kunjungan Kerja Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bank Indonesia Provinsi Banten. Kelompok Tani (Poktan) yang ikut bersama rombongan TPID berikut juga penyuluh, mempelajari cara bertani cabai rawit yang baik dan benar.
Poktan belajar langsung dan meninjau area perkebunan cabai milik warga binaan dari koperasi Pancarga Tani Gemilang.
Dari praktik terbaik dalam budidaya cabai, pengelolaan pasca panen, dan pemasaran produk yang efektif.
Disampaikan Petani Championship Cabai, Sudarno mengatakan, pohon cabai yang ditanam di lahannya bisa hidup selama 2 tahun, dan memetik cabai hingga 100 kali.
Hal itu bisa dilakukan lantaran pemeliharaan saat panen hingga pasca panen.
“Tanaman cabai ini harus ditanam ditanah diketinggian 200-500 MDPL. Kalaupun lebih dari itu bisa dilakukan tapi hasilnya petikannya tidak akan sesering seperti disini. Kalau kita bisa memetik setiap tiga hari,” ungkapnya.
Sementara dari segi pasca panen, (penjualan cabai) Darsono atau akrab disapa Masdar menyampaikan bahwa Patani di bawah koperasi Pancarga Tani Gemilang menggunakan metode lelang.
Hal itu guna agar hasil atau harga cabai tidak anjlok di pasaran dan menghindari permainan tengkulak (pengepul).
“Sebelum ada koperasi ini, petani menjual cabai ke pengepul, yang harganya tentu kadang tidak stabil dan malah lebih menguntungkan pengepul. Namun sekarang dengan hadirnya koperasi Pancarga Tani Gemilang, hasil cabai petani digabung dan di lelang bersama,” jelasnya.
Sementara, Tim Kehumasan KPw BI Banten, Agus Sumirat menyampaikan kedatangannya bersama TPID dan Poktan serta para penyuluh ke Magelang untuk melihat budidaya cabai pada petani championship.
Tak hanya itu pihaknya juga ingin mempelajari tatakelola kelembagaan pada koperasi Panca Arga Tani Gemilang, sebagai pengelola hasil tanam cabai.
“Ini adalah kunjungan kerja dan capacity building untuk TPID dan Poktan yang ada di Banten,” katanya.
Ia menjelaskan, tatakelola kelembagaan ini nantinya akan diterapkan dalam pengembangan sekolah lapang yang fokus pada komoditas bawang merah. Sekolah lapang ini berlokasi di Sawah Luhur atas kerjasama antar BI Banten, Pemprov Banten, dan Pemkot Serang.
Sekolah lapang itu, akan diajarkan metode penyuluhan pertanian ke petani, dengan cara membuat lahan percontohan, agar petani bisa melihat dan membuktikan terhadap objek yang didemonstrasikan, atau biasa disebut Demontration Plot atau Demplot.
“Kita sudah kick off, dan ini sedang kita desain, Oktober nanti awal penanaman,” ujarnya.***