Kabar

BPJS Ketenagakerjaan Resmi Rilis Laporan Kinerja Tahun 2023, Ini Dia Prestasinya

JAKARTA, biem.co BPJS Ketenagakerjaan resmi merilis Laporan Keuangan dan Laporan Pengelolaan Program (LK-LPP) Auditan Tahun 2023  yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP)  Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan, dengan kembali sukses mengantongi opini WTM (Wajar Tanpa Modifikasian). Laporan tersebut juga dinyatakan sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 108 Tahun 2013.

Ketua Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan Muhammad Zuhri mengapresiasi hasil audit yang menurutnya tak lepas dari komitmen dan konsistensi dalam mengawal proses audit dengan baik.

“Predikat WTM yang diperoleh ini menjadi bukti bahwa Laporan Keuangan dan Laporan Pengelolaan Program BPJS Ketenagakerjaan telah disajikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,”ujar Zuhri.

“Kami, Dewan Pengawas, juga senantiasa mendorong melalui saran, nasihat dan pertimbangan kepada Direksi dan manajemen untuk terus berinovasi demi meningkatkan kualitas layanan, optimalisasi yield investasi dan khususnya peningkatan coverage kepesertaan,” imbuhnya.

Sementara itu Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo dalam keterangan tertulisnya menyebut publikasi laporan merupakan bagian dari transparansi dan akuntabilitas.

“Publikasi laporan ini merupakan bagian dari tanggung jawab dan keterbukaan informasi kepada publik, sekaligus menjadi bukti pengelolaan dana yang bersih, akuntabel dan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku,”ungkap Anggoro.

Selama tahun 2023, BPJS Ketenagakerjaan berhasil mencatatkan pertumbuhan kepesertaan yang baik, di mana sektor Pekerja Non ASN, pekerja rentan serta pekerja di ekosistem desa menjadi sektor penyumbang kepesertaan terbesar. Jika di akumulasi jumlahnya mencapai 14,5 juta peserta atau tumbuh 44,96 persen dibandingkan tahun 2022 .

Sehingga secara keseluruhan jumlah peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan di penghujung 2023 menembus angka 41,56 juta.

Pertumbuhan tersebut merupakan buah sinergi yang kuat dengan seluruh pemangku kepentingan dalam mengoptimalkan pelaksanaan program jaminan sosial ketenagakerjaan sesuai Inpres nomor 2 tahun 2021.

Dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan yang turut mengalami kenaikan sebesar 13,48 persen. Tercatat hingga 31 Desember 2023 angkanya mencapai Rp712,3 triliun.

Anggoro menyebut dana pekerja dikelola dan dikembangkan dengan prinsip kehati-hatian guna memberikan hasil pengembangan yang optimal.

Bahkan BPJS Ketenagakerjaan memperoleh pengakuan di kancah internasional sebagai “highly commended Top Investment House” dan “The Most Astute Investors in Asian Local Currency Bonds 2023” dari The Assets.

Dari segi pembayaran manfaat, sepanjang tahun 2023 BPJS Ketenagakerjaan membayarkan 4,58 juta klaim senilai Rp53,51 triliun, didalamnya termasuk manfaat beasiswa senilai Rp346 miliar untuk 91.050 kasus.

Jumlah klaim tersebut mengalami peningkatan yang didasari pada kenaikan yang signifikan dibanding tahun lalu pada pembayaran manfaat JKP yang memasuki implementasi tahun kedua, pembayaran manfaat pensiun dan beasiswa yang terus bergulir.

“Manfaat beasiswa merupakan salah satu bentuk jaminan dari negara melalui BPJS Ketenagakerjaan agar para generasi muda tetap bisa mendapatkan pendidikan yang layak pasca ditinggal orang tuanya. Dengan demikian diharapkan dapat membentuk SDM unggul sebagai pekerja yang Kerja Keras Bebas Cemas menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Anggoro.

Untuk meningkatkan kualitas layanan, BPJS Ketenagakerjaan menghadirkan desain baru di seluruh kantor cabang, optimalisasi Aplikasi Jamsostek Mobile (JMO), serta bekerja sama dengan 7.104 Pusat Layanan Kecelakaan Kerja (PLKK). BPJS Ketenagakerjaan juga membuka 64 kanal layanan khusus PMI di dalam negeri serta 3 kanal representasi di Taiwan, Korea Selatan, dan Brunei Darussalam.

Untuk layanan informasi, BPJS Ketenagakerjaan memiliki contact center 175 yang dapat diakses dengan mudah, di mana dan kapan saja.

Di akhir keterangannya, Anggoro berharap ke depan kolaborasi dan sinergi yang telah terbangun dengan baik dapat terus ditingkatkan sehingga cakupan kepesertaan dapat kian tumbuh secara berkelanjutan (sustainable growth).

“Semoga beragam capaian dan prestasi ini dapat menjadi modal berharga bagi kami untuk mengakselerasi upaya perluasan cakupan perlindungan program jaminan sosial ketenagakerjaan agar *Perlindungan Pekerja Sejahtera* dan *Universal Coverage Jamsostek* dapat segera terwujud,” pungkas Anggoro.

Terpisah, Kepala Kanwil BPJS Ketenagakerjaan Provinsi Banten, Kunto Wibowo mengatakan, sesuai dengan arahan Pemerintah Pusat BP Jamsostek akan lebih fokus untuk memberikan perlindungan untuk pekerja yang ada di pedesaan.

“Selain manajemen menetapkan tahun ini memperluas cakupan kepesertaan informal, dan ditetapkan pemetaan paling besar di desa, petani nelayan, termasuk sektor kehutanan,” ujarnya.

Perlindungan untuk masyarakat desa akan begitu intens, karena saat ini BP Jamsostek masih dianggap hanya memberikan untuk pekerja sektor formal. Maka dari itu pihaknya juga ingin menyampaikan bahwa BPU juga menjadi sektor yang penting untuk diberikan perlindungan.

“Kenapa masuk desa, berdasarkan hasil survei, banyak program yang tidak di kenal di pedesaan padahal ini program negara berarti seluruh lapisan masyarakat harus mengerti bukan hanya yang di kota,” terangnya.

Menurutnya, saat ini pihaknya memiliki keterbatasan dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat, terlebih dengan 1.238 desa di Banten dan hanya memiliki 14 kantor cabang layanan.

“Makanya ini dibutuhkan peran media massa juga untuk bisa mensosialisasikan kepada masyarakat. Kita bukan hanya memperoleh kepesertaan tapi yang terpenting memberikan perlindungan kepada masyarakat,” ungkapnya.

Lebih lanjut, pihaknya akan menggandeng pihak pemerintah membantu memberikan perlindungan bagi pekerja sektor informal. Saat ini sudah ada dua daerah yakni Kabupaten Tangerang dan Pandeglang yang siap membantu dalam memberikan perlindungan kepada pekerja informal di pedesaan.

“Apalagi Kabupaten Pandeglang sedang mendata 22 ribu tenaga kerja rentan yang ada di pedesaan, sekarang dalam tahap pengumpulan data belum pembayaran. Skemanya apapun itu baik melalui APBD atau yang lainnya yang terpentin  masyarakat mendapatkan perlindungan,” paparnya. ***

Editor:

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button