Makan malam di atas ketinggian 1.200 mdpl bukan sesuatu yang biasa, sehingga tak ada satupun di antara kami yang mempermasalahkan jenis hidangannya. Momentum kebersamaan itulah yang mahal. Nasi putih, sayur labu, telur ceplok, dan kerupuk. Saya pikir inilah yang ingin dipertahankan oleh masyarakat di sini. Di tengah arus perubahan zaman dan hasrat manusia untuk menampakkan kemewahan tak terhindarkan, kesederhanaan memang harus dihadirkan terus menerus. Kesederhanaan adalah penyeimbang. Aspek hidup yang mengingatkan bahwa kita semua masih menginjak bumi yang sama. Saya percaya bahwa kesederhanaan dalam praktik dan pemahaman yang proposional bisa jadi sebentuk keindahan.
Malam itu, persisnya ketika makan malam dan setelahnya, semua membaur dalam balutan suasana kekeluargaan yang kental. Minum kopi, mengenal orang-orang baru, bagi kami selalu menyisahkan makna yang lebih luas lagi kompleks. Kami memanfaatkan dengan baik momentum itu sebelum generator set yang menerangi rumah itu dimatikan. Alat bantu penerangan ini hanya beroperasi dari pukul enam hingga sepuluh.
Seorang warna negara Belanda yang kini sedang bermukim dengan pacarnya di Austria mengungkapkan kekagumannya terhadap Indonesia. Sebelum kemari, sebenarnya mereka telah mengunjungi beberapa tempat di bagian lain bumi Indonesia seperti Sumatera, Kalimantan, Bali dan lain-lain. Dia yang pertama kali menyapa saya lantaran baju yang saya kenakan. Tulisan UTRECHT UNIVERSITY rupanya mencuri perhatiannya. Semua pengalaman itu, kata dia, kelak akan menjadi nostalgia yang dirindukan ketika mereka kembali ke negaranya.
Di luar gelap dan dingin, sementara di dalam rumah itu, saling berbagi cerita terus berdendang di antara kami semua dan mengalir mengisi seluruh ruang. Beberapa menit berselang, Ella, seorang perempuan muda nan jelita asal Inggris juga menjadi kawan bercerita saya dan istri. Dia sedang menghabiskan jatah libur yang diberikan oleh kantor tempatnya bekerja di Selandia Baru. Ketika malam semakin larut, cerita dengan Ella semakin lancar, terlebih karena kami punya pengalaman dan cara pandang yang serupa tentang negeri Autearoa.
Keramahtamahan Kampung Adat Waerebo berhasil menghadirkan kenyamanan bagi tamu-tamunya. Seperti malam itu, manusia dari berbagai belahan dunia dengan latar belakang yang berbeda-beda, bersatu dan merayakan praktik kesederhaan hidup ala masyarakat setempat. Anda bisa bayangkan suasananya seperti di tenda pengungsian.hehe.
***