InspirasiKetahanan PanganOpini

Barobbo Instan: Makanan Sehat Kaya Antioksidan Dan Rendah Indeks Glikemik Solusi Ketahanan Pangan Nasional

Oleh Ummi Syahda Daris, Mahasiswi Program Studi Ilmu Pangan Institut Pertanian Bogor

BOGOR, biem,co – Ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting bagi sebuah negara untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan pangan bagi setiap orang dalam suatu negara. Indonesia sendiri merupakan negara yang memiliki penduduk yang banyak dengan resiko krisis pangan tinggi karena seiring pertambahan jumlah penduduk maka ketersediaan pangan akan semakin sedikit. Ketersediaan pangan diindikasikan dari banyaknya jumlah dan jenis makanan yang tersedia untuk masyarakat sehingga pemerintah diharapkan bisa mengatasi resiko yang mungkin terjadi, salah satu bahan yang harus dijaga ketersediaannya adalah beras yang menjadi makanan wajib bagi masyarakat Indonesia.

Beras merupakan makanan pokok bagi mayoritas masyarakat Indonesia yang menyebabkan tingkat ketergantungan penduduk Indonesia terhadap beras cukup tinggi sehingga ketika terjadi kelangkaan beras bisa menimbulkan masalah yang membahayakan pasokan makanan negara. Di Indonesia, kebutuhan beras setiap tahunnya terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk akibatnya negara harus dapat menjaga ketersediaan beras untuk menghindari krisis pangan. Salah satu solusi yang dilakukan oleh pemerintah adalah melakukan impor beras untuk mencukupi kebutuhan pangan nasional, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), setiap tahunnya jumlah impor beras mengalami peningkatan setiap tahunnya, pada tahun 2022 Indonesia telah mengimpor beras sebanyak 429.207ton periode januari hingga agustus, hal ini menunjukkan ketergantungan beras masyarakat Indonesia sangat tinggi.

Impor beras merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi krisis pangan, namun negara akan mengalami kerugian dengan melakukan impor beras seperti yang dijelaskan Horridge et al. (2006) bahwa kebijakan regional Provinsi Jawa Barat mengalami kerugian terutama dalam penurunan PDRB riil, tingkat investasi  dan stok modal, sehingga solusi lain yang dapat dilakukan adalah salah satunya dengan memanfaatkan sumber karbohidrat lain selain beras untuk dikonsumsi. Indonesia memiliki banyak tanaman yang memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi seperti jagung, sagu, ubi, singkong dan sebagainya. Tanaman-tanaman tersebut harus dimanfaatkan dengan baik untuk bisa dikonsumsi sehingga menjadi pilihan oleh seluruh penduduk Indonesia agar jenis makanan yang dikonsumsi juga beragam serta dapat menurunkan kebutuhan beras yang semakin meningkat.

Jenis tanaman yang paling banyak dijadikan makanan pokok oleh sebagian masyarakat Indonesia adalah jagung. Diketahui bahwa masyarakat Indonesia menjadikan jagung sebagai makanan pokok kedua setelah padi pada beberapa daerah di Indonesia antara lain Madura, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Barat sebesar (65%), dan sisanya sebesar (33%) berada di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur dan Sebagian di Nusa Tenggara Barat (Salelua dan Maryam 2018). Sehingga jagung berpotensi tinggi untuk bisa dijadikan sebagai makanan pokok alternatif pengganti beras juga dapat meningkatkan konsumsi jagung.

Untuk bisa meningkatkan konsumsi jagung di Indonesia dapat dilakukan dengan cara menarik minat masyarakat seperti menginformasikan bahwa selain rasa yang manis dan gurih, kandungan yang terdapat pada jagung bisa memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh. Selain itu, memperkenalkan berbagai makanan tradisional berbahan dasar jagung yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat luas. Dengan memperkenalkan makanan tradisional khususnya makanan dari daerah yang mengkonsumsi jagung sebagai makanan pokok, dapat memberikan pengalaman baru yang menimbulkan rasa tertarik untuk terus mengkonsumsi jagung.

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak keanekaragaman diantaranya adalah bidang kuliner. Setiap daerah memiliki makanan khas masing-masing yang memiliki ciri tersendiri sesuai dengan selera dan ketersediaan hayati yang ada di daerah tersebut. Setiap provinsi memiliki makanan yang menjadi ciri khas daerahnya masing-masing, baik itu makanan berat, kudapan, makanan ringan, atau minuman tradisional. Keistimewaan makananan tradisional ini merupakan identitas dan ciri khas suatu daerah yang dapat menarik minat Masyarakat luas untuk mencicipi rasa makanan tradisonal tersebut.

Salah satu daerah yang memiliki makanan khas yang beragam adalah provinsi Sulawesi Selatan. Daerahnya yang subur menjadikan daerah ini memiliki banyak hasil pertanian yang dimanfaatkan oleh masyarakat membuat makanan khas yang memiliki cita rasa yang enak dan unik. Diantara berbagai jenis makanan khas Sulawesi Selatan, salah satu diantaranya adalah barobbo. Barobbo adalah makanan yang berbentuk bubur berbahan dasar jagung manis atau jagung pulut yang dicampur dengan berbagai jenis sayuran seperti bayam, kacang panjang, dan labu kuning. Selain sayuran, barobbo juga ditambahkan ikan atau ayam untuk menambah cita rasa barobbo.

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan barobbo merupakan bahan pangan yang diketahui memiliki kandungan senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan.  Jagung, bayam, kacang panjang, dan labu kuning merupakan bahan pangan yang memiliki kandungan senyawa antioksidan yang tinggi yang dapat menangkal radikal bebas yang ada ditubuh sehingga dapat menjaga metabolisme tubuh. Pada jagung, bayam, dan labu kuning diketahui terdapat kandungan senyawa karotenoid yang berfungsi sebagai antioksidan untuk mencegah terjadinya proses oksidasi dengan bereaksi dengan radikal bebas reaktif membentuk radikal bebas tak reaktif yang stabil (Sembiring et al. 2016).

Kandungan senyawa bioaktif pada jagung dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif pangan fungsional yang memiliki nilai gizi tinggi. Selain antioksidan, jagung khususnya jagung pulut sebagai bahan baku utama dalam pembuatan barobbo merupakan salah satu komoditas pangan yang bernilai ekonomi yang sangat tinggi serta mempunyai peluang untuk dikembangkan karena peranannya sebagai sumber utama karbohidrat yang memiliki komponen utama adalah pati (72-73%), dengan perbandingan amilosa dan amilopektin 25%-30%:70-75%, kandungan protein 7,1%. Jagung pulut juga memiliki kandungan zat gizi lain yaitu energi (150 kkal), protein (1,6 g), lemak (0,60 g), karbohidrat (11,40 g), kalsium (2 mg), fosfor (47 mg), serat (0,40 mg), besi (0,30 mg), vitamin A (30 mg), vitamin B1 (0,07 mg), vitamin B2 (0,04 mg), vitamin C (3,00 mg), niacin (60 mg), dengan kandungan karbohidrat 74,26 g per 100 g bahan(Palijama et al. 2020).

Jagung memiliki kandungan glikemik sebesar 60 mg/g bahan jika direbus, yang tergolong pada kategori rendah apabila dibandingkan dengan nasi putih yang mengandung indeks glikemik sebesar 89 mg/g bahan. Berdasarkan hal tersebut, barobbo dapat dijadikan sebagai pangan alternatif untuk kesehatan khususnya bagi orang yang memiliki riwayat penyakit diabetes karena ketika mengkonsumsinya tidak akan meningkatkan gula darah secara drastis. Menurut (Ahmad et al. 2019) hasil pengukuran terhadap olahan jagung manis, respon glikemik menunjukkan bahwa jagung manis rebus dan tumis memiliki nilai indeks glikemik (IG) masing-masing sebesar 41,22 dan 31,08 dan termasuk pangan kategori IG rendah. Jagung manis bakar memiliki indeks glikemik sebesar 55,31 dan termasuk ke dalam kategori pangan dengan IG sedang. Hasil analisis ragam menunjukan bahwa pengolahan tidak mempengaruhi nilai IG.

Berbagai manfaat yang dimiliki oleh jagung dengan kandungan senyawa bioaktifnya ketika diolah menjadi barobbo maka akan menjadi makanan yang memiliki nilai tinggi karena selain rasa yang enak juga dapat memberkan manfaat kesehatan bagi tubuh manusia. Untuk itu, sebagai seorang yang mempelajari ilmu pangan, maka penulis berkeinginan untuk mengembangkan suatu produk yang dapat bisa dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat dengan memaksimalkan kandungan senyawa bioaktif yang ada pada produk pangan itu sendiri dalam hal ini jagung yang diolah menjadi barobbo. Adanya potensi besar pada barobbo dapat disukai oleh masyarakat menjadikan barobbo bisa dijadikan sebagai makanan instan yang kaya akan antioksidann serta memiliki nilai indeks glikemik rendah sehingga aman dikonsumsi baik orang yang sehat maupun penderita penyakit diabetes.

Disamping manfaat yang ada pada barobbo, proses pembuatan barobbo juga dapat dikatakan sedikit sulit karena pembuatan barobbo menggunakan waktu yang lama untuk memasak jagung hingga menjadi bubur serta bahan-bahan yang ditambahkan juga beragam. Proses pembuatan yang rumit serta bahan-bahan yang banyak, menjadikan barobbo dikonsumsi diwaktu tertentu saja padahal barobbo bisa memberikan efek positif bagi tubuh dengan meningkatkian sistem imun karena adanya kandungan senyawa antioksidan pada barobbo. Dengan alasan tersebut, penulis berkeinginan membuat barobbo instan yang memudahkan dalam penyajiannya serta bisa dikonsumsi oleh banyak orang, tidak hanya masyarakat Sulawesi Selatan saja yang bisa merasakan barobbo tetapi masyarakat luaspun bisa merasakannya.

Dengan adanya barobbo instan diharapkan menjadi salah satu alternatif lain agar membiasakan mengkonsumsi jagung sebagai makanan pokok sehingga masyarakat beralih dari yang ketergantungan menjadi tidak tergantung dengan beras dan mengkonsumsi sumber karbohidrat lain selain beras. Dengan jalan tersebut, ketahanan pangan dapat dipertahankan dan kegiatan impor dapat dikurangi, paling tidak untuk tanaman beras. Selain itu, pertanian jagung dapat ditingkatkan sehingga nilai menjadi tinggi dan petani jagung lebih sejahtera. (Red)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad L, Une S, Bait Y. 2019. Karakteristik Komponen Gizi, Antioksidan, dan Respon Organoleptik Bubur Jagung Tradisional Gorontalo dengan Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura L.). agriTECH. 38(4):463.doi:10.22146/agritech.28670.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2022. Impor Beras Menurut Negara Asal Utama.

Horridge M, Wittwer G, Wibowo K. 2006. Dampak dari Kebijakan Impor Beras Nasional Terhadap Perekonomian Jawa Barat: Simulasi Menggunakan Model CGE Indoterm. Sosiohumaniora. 8(3):224–239.

Palijama S, Breemer R, Topurmera M. 2020. Karakteristik Kimia dan Fisik Bubur Instan Berbahan Dasar Tepung Jagung Pulut dan Tepung Kacang Merah. AGRITEKNO: Jurnal Teknologi Pertanian. 9(1):20–27.doi:10.30598/jagritekno.2020.9.1.20.

Salelua SA, Maryam S. 2018. Potensi dan Prospek Pengembangan Produksi Jagung (Zea mays L.) di Kota Samarinda. Jurnal Agribisnis Komputer Pertanian.

Sembiring E, Sangi MS, Suryanto E. 2016. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Dan Fraksi Dari Biji Jagung (Zea mays L.). Chemistry Progress. 9(1).

 

Editor: admin

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button