biem.co – Upaya untuk meningkatkan perekonomian di wilayah Kabupaten Pandeglang, Kantor Perwakilan Wilayah (KPw) Bank Indonesia (BI) Banten melakukan kolaborasi bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten mengelola lahan pertanian kopi di Gunung Karang, Desa Juhut, Kecamatan Karang Tanjung Kabupaten Pandeglang.
Dalam kolaborasinya, BI Banten dan Pemprov Banten me-launching showcase Kopi Gunung Karang yang diberi nama Imah Kopi, yang diresmikan oleh Pj Gubernur Banten, Al Muktabar dan juga Bupati Pandeglang, Irna Narulita, Minggu 26 November 2023.
Pada kesempatan tersebut, dalam sambutan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Banten, Agus M Tauchid mengatakan, Gunung Karang selain sebagai sumber air bagi masyarakat Pandeglang, Serang dan Cilegon, Gunung Karang kaya akan perkebunan kopi. Di mana masyarakat sekitar hutan, menjadikan sumber penghasilan hutan bukan kayu seperti tanaman kopi.
“Maka dari itu, launching Imah Kopi yang di bangun pada lokasi balai benih dan tanaman Dinas pertanian. Pemprov Banten dengan Bank Indonesia Banten berkolaborasi untuk meningkatkan perekonomian di Kabupaten Pandeglang,” ungkapnya pada sambutan.
Lanjutnya, Imah Kopi juga melibatkan masyarakat di Desa Juhut, Gunung Karang yang akan mengelola usaha perkebunan kopi di area showcase.
“Jadi namanya peningkatan ekonomi masyarakat berbasis kopi, dan ini dalam jangka pendek. Untuk jangka panjang, kita ingin membuat program observasi kilometer 0. Dimana kopi Banten ada di Gunung Karang dan bisa terkenal hingga seluruh dunia,” jelasnya.
“Kami yakin pertumbuhan masyarakat Pandeglang di Juhut dapat menggeliat luar biasa. Ditambah dengan adanya cafe Imah Kopi, dengan perkebunan kopi asli Banten di Gunung Karang,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Bank Indonesia (BI) Banten, Imaduddin Sahabat menjelaskan, bahwa tujuan mengundang pada launching cafe Imah Kopi, agar bisa mengenal kopi asli Banten yang ada di Gunung Karang.
“Kita tidak boleh kalah dengan Provinsi Lampung dan luar negeri. Tapi, kita berharap Imah Kopi dapat memperkenalkan kopi khas Banten hingga masuk ke kafe kafe di Banten maupun daerah Provinsi lainnya,” ujarnya.
Lanjut Imaduddin, untuk Provinsi Banten sendiri barulah 0,2 persen, atau dengan 2.000 ton per tahun untuk penjualan kopi khas Banten.
Maka itu, kata dia, Bank Indonesia Banten akan mendorong Kopi Banten, dimana memiliki sejarah yang luhur.
“Pada abad ke 17 penanam Kopi Banten telah dimulai di Banten, dimana ada kopi 100 tahun di Gunung Karang, Kabupaten Pandeglang. Masih nikmat dan masih berbuah,” jelasnya.
Orang Banten, masih kata Imaduddin, terkhusus di Pandeglang dan Lebak sangat kental dengan tradisi kopi.
“Kopi juga adalah budaya, makan durian tanpa kopi kurang nikmat. Makanya, orang luar ke Banten bukan hanya mencari durian, tapi mencari juga kopi khas Banten,” ungkapnya.
“Pada intinya, Kopi Banten pada Cafe Imah Kopi, bisa menikmati kopi dengan menanam, di seduh dan disajikan. Kopi Banten harus menjadi juara di dunia. Hari ini pun menjadi kolaborasi luar biasa,” tambahnya. ***