OpiniTerkini

Gerakan Kebudayaan Komunitas Bunga Rumput

Oleh: Eko Supriatno

‘Siapa pun kita, apa pun profesi kita,

dari mana pun asal kita, bagaimana pun latar belakang kita,

semuanya bisa berkarya, berkesenian, dan berkebudayaan.’  Komunitas Bunga Rumput

 

biem.coDengan   mengucapkan   syukur    kepada   Allah subhanahu wa ta’ala pada Tahun 2003, Komunitas Bunga Rumput didirikan.

Komunitas Bunga Rumput adalah sebuah kelompok pecinta senirupa di kabupaten Pandeglang. Visi-nya adalah menggelorakan kecintaan terhadap dunia seni rupa dengan segala nilai positifnya.

Dengan dilatarbelakangi keinginan berperan aktif dalam berkesenian, berkebudayaan, pemberdayaan hingga pengembangan masyarakat. Yang semula hanya berjumlah Empat orang, namun seiring berjalannya waktu, anggota komunitas ini berkembang berkali-kali lipat.

Komunitas Bunga Rumput mengakomodasi orang-orang yang memiliki visi yang sama dalam berkesenian dan berkebudayaan.

Komunitas Bunga Rumput, baik sebagai individu maupun komunitas, adalah selalu ingin berbagi dan memberi manfaat dalam hal berkesenian dan berkebudayaan.

Harapan Komunitas Bunga Rumput adalah dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang berbudaya.

Komunitas Bunga Rumput merupakan tempat belajar bersama, dan saling berdiskusi tentang dunia seni rupa dan kebudayaan.

Komunitas Bunga Rumput adalah ruang belajar tanpa batas, untuk terus belajar dan berbagi kebahagiaan, kegembiraan dalam hal berkesenian dan berkebudayaan. Melingkar bersama untuk saling mengamankan tanpa harus bergandengan apalagi mengikat.

Komunitas Bunga Rumput adalah sebuah komunitas yang menemani manakala sepi entah karena ditinggalkan atau ditelantarkan, juga membangunkan yang tertidur dan yang ditidurkan.

Komunitas Bunga Rumput akan terus mencoba menggali dan mengurai fakta agar dapat sebisa-bisanya memahami makna berkesenian dan berkebudayaan. Mengenali diri demi menjadi diri yang mandiri untuk menuju diri sejati. Mengenali diri – percaya diri – punya harga diri.

Komunitas Bunga Rumput bukan hanya asal dibuat, terdapat visi dan misi yang jelas, diantaranya adalah untuk menjadikan kabupaten Pandeglang sebagai tempat wisata visual. Selain itu, Komunitas Bunga Rumput juga memiliki berbagai program yang sudah di jalankan.

Komunitas Bunga Rumput adalah wadah untuk para penggiat seni saling mengenal dan berbagi.

Obsesi Komunitas Bunga Rumput adalah untuk berkeinginan agar ‘orang kecil’ atau wong cilik bisa menikmati lukisan.

Komunitas Bunga Rumput ingin menciptakan lukisan yang bisa dilihat siapa pun, tanpa dibatasi oleh strata sosial-ekonomi. Biarkan setiap orang, siapa pun, bisa melukis dan menikmati lukisannya.

Sebab, pandangan Komunitas Bunga Rumput bahwa dengan mendalami seni akan mengasah hati nurani dan mampu memotret keadaan di sekeliling atau peristiwa yang mereka lihat. Bekal itu akan membuat mereka bisa menuangkannya dalam bentuk karya seni yang punya “kedalaman”.

Komunitas Bunga Rumput bagi saya adalah semacam thariqah untuk memuliakan kebudayaan.

Siapa pun kita, apa pun profesi kita, dari mana pun asal kita, bagaimana pun latar belakang kita, semuanya bisa berkarya, berkesenian, dan berkebudayaan.

Komunitas Bunga Rumput adalah ruang yang menampung berbagai jenis karya lalu memberikan kedaulatan penuh kepada setiap karya untuk tumbuh dan berkembang sesuai potensi masing-masing.

Cara pandang dan sikap berdaulat inilah yang belum penulis temukan di komunitas lainnya.

Filosofi Bunga Rumput

Dalam filsafat timur, rumput seringkali disebut dan dikaitkan sebagai simbol kebersahajaan, ketegaran, sekaligus keuletan.

Seperti kita ketahui, rumput sebagian besar memenuhi tiap isi semesta ini.

Rumput menjadi tempat bernaung bagi makhluk hidup? Kesimpulannya adalah rumput menjadi sumber kehidupan.

Terlalu sering kita menginjakkan kaki padanya, namun pernahkan kita belajar juga kepada rumput?

Belajar jika diri kita terinjak-injak, kita akan bisa setegar rumput.

Perhatikanlah dengan baik, rumput yang terinjak tak akan pernah mati walau berkali-kali, beratus kali, atau mungkin beribu kali rumput terinjak, rumput akan terus hidup.

Sungguh ajaib Tuhan menciptakannya, rumput mempunyai kemampuan bertahan hidup begitu istimewa dibandingkan dengan tanaman lainnya.

Ya, rumput memberi pelajaran tentang kehidupan.

Rumput mengajarkan kita apa itu menjadi tegar.

Rumput bisa tumbuh dimana saja. Di atas tanah tandus, kering, terjal, di atas bebatuan, bahkan di dalam lautan, rumput bisa hidup.

Bila di bandingkan dengan kita yang setiap saat mengeluh tentang betapa sulitnya menjalani hidup.

Rumput menerima takdir Tuhan atas penciptaannya, Meski ada yang membencinya sebagai tanaman pengganggu.

Cerminan yang dapat kita tiru dari rumput adalah caranya tetap bertahan hidup dari segala cobaan yang dihadapi.

Semangatnya untuk dapat tumbuh kembali walau keadaan lingkungan yang tidak menghendaki bahkan meremehkan keberadaannya.

Dan rumput bisa membuktikan bahwa ia tetap tumbuh, menyegarkan setiap pandangan mata serta berguna bagi mereka yang membutuhkannya.

Rumput mampu hidup dengan melewati berbagai macam pergantian musim yang ekstrim dan cuaca yang tidak menentu.

Rumput selalu bergerombol dan tidak pernah hidup sendirian. Tunas rumput muda akan tumbuh menyeruak ke sela induk rumput sehingga terlihat seperti induk rumput yang baru. Inilah semangat gotong royong sesungguhnya.

Sebatang rumput liar dianggap tidak berguna dan sering diremehkan. Namun rumput dapat  memperkuat bagian dalam dirinya, berkembang dibanding yang lain yang mempunyai kelebihan secara kasat mata.

Meski diremehkan dan kadang dikucilkan, rumput mempunyai pondasi tujuan hidup lebih fokus, terarah, dan tentunya terstruktur.

Akar rumput tumbuh kuat sampai ke lapisan paling dalam sebuah tanah sehingga membuatnya tidak mudah tercabut dan mati. Kekuatan akarnya membuat rumput tersebut sekalipun 1.000 kali dicabut dapat tumbuh lagi dan lagi.

Komunitas Bunga Rumput: Gerakan Kebudayaan

Saatnya Pandeglang menjadikan kebudayaan sebagai fondasi kebajikan, keberadaban, dan kemaslahatan kolektif yang beragam.

Komunitas Bunga Rumput adalah upaya kolektif, mengembalikan budaya pada relnya.

Komunitas Bunga Rumput berkeinginan memberikan wahana bagi publik arti tentang persahabatan, kebersamaan, kekeluargaan, persaudaraan, kekompakan, silaturahmi, baraya, dulur, teman, bergerak dan bertindak.

Komunitas Bunga Rumput adalah sebuah gerakan kerelawanan kebudayaan yang berupaya menempatkan diri sebagai perantara keriuhan tentang seni, kebudayaan, bahkan peradaban.

Komunitas Bunga Rumput merupakan kumpulan warga yang mendeklarasikan diri sebagai relawan yang mendukung kebudayaan untuk menjadi ‘pilar utama’ bagian pembangunan utama di Pandeglang.

Komunitas Bunga Rumput adalah wadah atau kawah kreatifitas warga Pandeglang yang bertujuan bersama-sama belajar mengabdikan dirinya untuk masyarakat Pandeglang.

Dalam melaksanakan proses pendewasaan Gerakan, Komunitas Bunga Rumput dituntut untuk mampu melaksanakan dan mewujudkan fondasi “spirit kerelawanan” yang menjadi sifat yang mendarah-daging bagi keberlangsungan proses “perubahan” di setiap gerakan. Terkhusus dalam berkontribusi aktif dalam konteks seni, budaya, kemanusiaan, keadilan, persatuan, dan kebersamaan.

Komunitas Bunga Rumput mencoba memposisikan diri sebagai bagian tak terpisahkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara maka pluralitas menjadi bagian yang menyatu.

Kiranya Allah subhanahu wa ta’ala meridhoi niat-niat baik, usaha, dan perjuangan Komunitas Bunga Rumput dalam mewujudkannya.

Solidaritas Tanpa Batas Untuk Kebudayaan!

Ditutup dengan sebait puisi:

Bunga rumput

meski ditempat yang biasa atau terabaikan, tetaplah menarik

dengan ketegaran bersama ilalang disekelilingnya

tetaplah bunga meskipun sederhana,

tetapi memberi warna pada dunia

 

Eko Supriatno, Dewan Pembina Pandeglang Creative Hub, Dosen Fakultas Hukum dan Sosial Universitas Mathla’ul Anwar Banten. Tenaga Ahli DPRD Banten, dan Pembina Future Leader for Anti-Corruption (FLAC) Banten

Editor: admin

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button