Irvan HqKolom

Liah Culiah : Titik Terang Dalam Labirin Kehidupan

Yang dibutuhkan orang yang sedang menghadapi masalah itu sebenarnya bukan nasehat, tetapi jalan keluar. Paling tidak berikan telinga kita untuk mendengarkan,” – Labirin Kehidupan

CSI#15, biem.coSosok sederhana dan ringan tangan adalah kesan yang saya tangkap ketika baru pertama kali mengenal Irvan Hq pada 2008, saat itu saya menjadi karyawan magang di salah satu kampus swasta, saya masih berstatus mahasiswa, masih newbie dunia kerja. Tidak banyak kesempatan waktu yang saya dapatkan ketika itu, sebab ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari kampus untuk bekerja di salah satu perusahaan swasta. Kalau tidak salah ingat, kami bekerja sama hanya dalam kurun waktu 1,5 bulan.

Tetapi dalam waktu yang singkat itu banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan darinya. Baik pelajaran dari sikap dan cara kerjanya yang sangat teliti, rapi, dan tepat waktu, maupun dari obrolan-obrolan yang terjadi di antara kami mampu membuka wawasan baru. Irvan Hq memberikan begitu banyak pengetahuan kepada saya seputar dunia kerja. Sebuah dunia yang ketika itu adalah dunia yang saya rasa masih asing.

Tidak dipungkiri, mendengar Irvan Hq akan meninggalkan kampus, saya dan tentunya teman-teman yang lain ikut bersedih. Bagaimana tidak? Dalam waktu singkat seorang Irvan Hq mampu memberi warna pada lingkungan kerja kami, contoh kecil yang membuat saya terkesan adalah kemampuannya membuat Job Description untuk semua karyawan yang ada di kampus tersebut. Siapapun yang sempat bersinggungan dengannya pasti pernah termotivasi oleh cerita-ceritanya. Bukan cerita sembarang cerita, tetapi cerita berdasarkan pengalaman empirisnya, sederhana namun terasa sangat bernilai dan mampu memberi semangat kepada kami untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan unggul.

Irvan Hq telah mengisi hari-hari kami lebih bernilai, kepergiannya meninggalkan kesedihan. Tetapi saya mengerti bahwa setiap manusia pada akhirnya harus siap diperjalankan di garis takdirnya masing-masing. Saya tahu, Irvan Hq juga tidak sepenuhnya ringan hati meninggalkan kampus, terlebih ia harus tinggal di luar Serang ketika itu. Tetapi demi Keluarga dan Idealisme yang sedang diperjuangkan, Irvan Hq terpaksa harus pergi.

Saya sempat membaca surat pengunduran diri darinya. Sebuah surat pengunduran diri yang membuat saya terisak sekaligus berdecak kagum. Itu bagi saya adalah surat pengunduran diri terindah yang pernah saya baca. Sebuah surat yang disusun dengan kalimat yang santun, penuh apresiasi, sarat penghormatan, tapi jelas dan tegas. Ini aneh, saya bersedih tapi yang kemudian yang dominan dalam perasaan saya adalah kekaguman dan kebahagiaan. Kagum karena kematangannya sebagai seorang manusia dan bahagia karena Tuhan menakdirkan saya untuk bertemu dengan orang sehebat Irvan Hq.

Saya dan Irvan Hq tidak hidup di zaman di mana seseorang harus bertemu jika ingin berkomunikasi, ada Facebook. Ketika itu IG, Path, dan media sosial lainnya belum ngehits, sehingga kami terus saling berbagi kabar dan saya tetap mendapatkan semangat hidup darinya. Irvan Hq orang yang sangat menjaga silaturahmi, tidak jaim untuk menyapa saya yang hanya seorang mahasiswi. Saya selalu lihat aktivitasnya di FB. Ia rajin upload kegiatan positif dan menginpirasi, bahkan hal sederhana seperti quote-quote penuh makna.

Kemudian hari ditengah pekerjaannya yang sibuk, ia membangun media cetak Banten Muda, berbentuk majalah. Konten majalah tersebut adalah kegiatan positif anak-anak muda Banten, khususnya Serang. Tidak sedikit anak muda yang ia angkat sosoknya dan diulas ide kreatifnya melalui Banten Muda sehingga masyarakat mengenal anak-anak muda yang memang sudah selayaknya diperkenalkan.

Setiap majalah Banten Muda terbit saya selalu dikirimi dengan cuma-cuma. Kata Irvan Hq: “Semoga bisa menjadi inspirasi dan makin rajin membaca.”

Mungkin jika dibaca sekarang, kalimat itu tidak seberapa berarti, tapi saya ketika itu adalah anak muda yang masih dalam pencarian jati diri. Pernah mendengar istilah hadir pada waktu yang tepat? Itulah Irvan Hq, ia adalah titik terang di dalam labirin kehidupan  saya.

Pahlawan Panutan

Dalam menjalani kehidupan, kita pastinya punya pahlawan. Mereka adalah orang-orang yang sangat berarti dalam hidup kita. Pahlawan yang utama dan tidak ada tandingannya tentu orang tua. Selanjutnya yang pantas mendapatkan label pahlawan dalam hidup saya adalah Irvan Hq.

Tentu saya memiliki alasan yang kuat sebelum mengatakannya. Alasan yang akan saya ceritakan dan beberapa alasan yang sama sekali sulit untuk dapat diceritakan. Kita mengenal unsur rasio dan jiwa, bukan? Ada yang dapat saya rasionalisasikan di sini dan ada yang tidak.

Pada tahun 2011, saya merasa tidak produktif, tidak bermanfaat, dan stagnan dengan kegiatan yang hanya kerja, kerja, dan kerja. Saya sudah sampai pada titik jenuh sehingga saya memutuskan untuk berhenti dari kampus. Keputusan keluar dari kampus bukan sama sekali saya lakukan dengan ringan langkah, begitu banyak hal yang berserabutan di kepala saya sehingga saya merasa perlu menemui orang yang tepat untuk diajak bicara. Orang yang tepat itu adalah Irvan Hq.

Irvan Hq adalah seorang pendengar yang baik, semua keluh-kesah dari mulut saya dihadapinya dengan sangat sabar. Ia tidak menghakimi saya, tidak menyalah-nyalahkan keputusan yang saya ambil,  yang mungkin oleh sebagian orang dipandang terlalu gegabah, sebab ketika itu saya tidak tahu harus kemana. Ia tidak hanya menjadi seorang pendengar yang baik dan bijak, melainkan ia memberikan saya jalan keluar. Ia terus mendorong agar saya terus memiliki semangat hidup.

“Yang dibutuhkan orang yang sedang menghadapi masalah itu sebenarnya bukan nasehat, tetapi jalan keluar. Paling tidak berikan telinga kita untuk mendengarkan,” ungkap Irvan Hq waktu itu.

Melihat kebingungan saya menghadapi kehidupan, Irvan Hq tanpa ragu memberikan kesempatan kepada saya untuk bergabung di Komunitas Banten Muda. Tanpa ragu pula saya menyatakan bersedia bergabung, dengan senang hati.

Sejak itu beberapa kali saya mewakili komunitas Banten Muda menghadiri berbagai acara dan mengisi berbagai kegiatan. Menurut saya, itu langkah awal memperluas jaringan. Membangun komunikasi dengan sesama manusia dan memahami makna hidup dan kehidupan, tanpa mengesampingkan soal bagaimana seorang manusia dapat memenuhi kebutuhan hidup.

Sependek pengetahuan saya, bukan sekali dua kali Irvan Hq kehilangan orang-orang terbaik dalam tim Banten Muda. Orang-orang yang ia didik kemudian meninggalkannya ketika sudah berwawasan dan cukup matang. Bagi saya itu adalah pengkhianatan, tapi ternyata tidak bagi seorang Irvan Hq. Ia mempersilakan siapa pun mengambil pilihan dari keyakinannya masing-masing, meraih apa yang ingin diraih di luar lingkaran Irvan Hq.

Lagi-lagi Irvan Hq memberikan contoh bagaimana menjadi seorang pemimpin bagi diri sendiri dan orang lain kepada saya. Lagi-lagi saya tersadarkan melalui caranya bersikap, bukan melulu dari bangunan-bangunan kalimat. Tidak salah saya memasukkannya sebagai daftar pahlawan dalam hidup saya setelah kedua orangtua saya.

Waktu terus bergerak. Hingga kini saya masih aktif di Banten Muda meski saya juga telah ada tugas lain di luar Banten Muda. Semua yang kini saya dapatkan adalah semua yang dimulai dari sebuah jalan yang dibukakan oleh seorang Irvan Hq, tentu saja atas izin Allah, itu sama sekali tidak perlu diragukan.

Penular Kebaikan

“(yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.”(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 134)

Saya tidak pernah ragu menjadikan Irvan Hq idola dan mentor kehidupan. Saya telah menyaksikan sendiri kebaikan-kebaikannya yang jauh dari segala bentuk pencitraan. Semua ia lakukan secara alamiah, sebuah kebaikan yang sama sekali tidak terlihat untuk tampak terlihat atau menghendaki dipandang baik. Sebab kebaikan-kebaikannya lahir dari niat selalu berbuat baik. Saya memang tidak dapat menilai niat manusia, tapi saya dapat merasakan mana yang tulus dan mana yang tidak. Setiap manusia memiliki sistem aneh yang dapat merasakan getaran ketulusan, bukan? Apa namanya? Pertanyaan retoris ini tidak perlu dijawab.

Hal yang juga tidak boleh luput dari catatan, kebaikan-kebaikannya tidak lantas menjadi sifat yang dimilikinya secara pribadi, kebaikan-kebaikan itu menular. Siapa saja yang bertemu dengannya, intens dan memiliki kesiapan berpikir terbuka pasti akan tertular menjadi manusia yang lebih baik, setidaknya dimulai dari pembiasaan berpikir positif, berbicara baik, dan bertindak dengan mentalitas yang matang.

Saya merasa sangat beruntung terus diperjalankan bersamanya, hingga kini saya menjadi bagian dari orang yang mengetahui mimpi-mimpinya melalui biem.co atau PT. Banten Muda Kreasindo. Tentu bukan hanya saya, masih banyak pemuda lain yang menjadi bagian dari mimpi-mimpi itu. Teman-teman yang tertular kebaikan sosok Irvan Hq.

Saya tidak sanggup jika harus mencatat bagaimana kebaikan itu ia tularkan, tapi setidaknya ada beberapa hal yang dapat saya catatkan, saya pikir ini penting untuk dibaca, dipelajari, dan mungkin dapat menjadi inspirasi. Beberapa hal yang paling melekat pada diri Irvan Hq.

Pertama, Irvan Hq adalah orang yang tidak pernah berhenti belajar. Ia terus menggali ilmu dalam berbagai bidang. Selain itu,  disela-sela kesibukannya yang padat, ia selalu menyempatkan menulis kisah-kisah inspiratif.

Kedua, ia senang silaturahmi dan memperluas relasi. Relasi yang dibangun Irvan Hq tidak pandang bulu. Ia merangkul dan memenui banyak orang. Secara konotatif, tangannya tidak pernah ragu untuk memeluk siapa saja yang membutuhkan pelukannya. Sebuah cara yang lagi-lagi berasal dari nuraninya sebagai seorang manusia sehingga Irvan Hq berhasil membuat banyak manusia merasa nyaman dengannya.

Irvan Hq mempunyai value yang diperjuangkan. Saat menjalankan bisnis bukan hanya sekedar mengejar profit tetapi ada nilai-nilai yang diyakini dan diperjuangkan. Value yang diperjuangkan inilah yang membuat aktivitas Irvan Hq penuh makna, tidak sekadar memenuhi target-target usaha yang kaku.

Maukah anda menjadi The Next Irvan Hq?

Untuk mendapatkan buku Tentang Orang yang Memasangkan Sayap Kecil di Pundak Para Pemimpi silahkan klik disini.

Penutup

Tulisan ini hanya sedikit mengulas sosok Irvan Hq, karena menceritakan tentangnya tidak akan cukup ditulis dalam 100 halaman HVS. Jadi saya harus akhiri juga tulisan ini.

Izinkan saya mengucapkan syukur kepada Allah yang telah memberikan skenario dipertemukan dengannya. Diberi kesempatan menularkan kebaikan-kebaikan lain setelah mendapatkan begitu banyak wajah kebaikan dari seorang Irvan Hq.

Saya tidak akan mampu membalas kebaikan Irvan Hq. Saya menyerahkan semuanya kepada sebaik-baiknya pemberi balasan kebaikan, Allah yang Maha Baik.  Semoga wajah-wajah kebaikan itu senantiasa terjaga pada wajahnya. Semoga Allah selalu menjadikan  Irvan Hq beserta keluarganya sebagai manusia yang dirahmati di dunia dan diakhirat kelak. Aamiin. (Red)

 

Liah Culiah – adalah Komisioner Bawaslu Kota Serang. Lahir di Bandung, 17 November 1986. Memulai karir menjadi penyelenggara dari Panitia Pemilihan Kecamatan tahun 2017. Liah yang akrab dipanggil Culi ini Lulusan Sarjana Komputer jurusan Sistem Informasi Universitas Banten Jaya dan Magister Manajemen Keuangan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Lebih jauh mengenalnya via Instagram @liechu17 dan mengontak lewat surel [email protected]

Editor: Yulia

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button