Irvan HqKolom

Happy Hawra : Komunikasi Tanpa Kata

Seperti apapun keadaannya, komunikasi adalah hal yang paling utama.” – Irvan Hq

CSI#8, biem.coSeperti yang sering orang-orang katakan, tidak ada pertemuan yang tidak memiliki kesan, begitu juga pertemuan saya dengan Om Irvan. Sebuah pertemuan yang secara perlahan tapi pasti mampu membuka jalan pikiran saya lebih luas lagi dan sebuah dunia di hadapan saya terlihat lebih menyenangkan.

Bermula dari mengikuti seleksi Akademi Indonesia Kreatif (AIKA) pada Tahun 2016 silam, saya beruntung karena berhasil menjadi bagian dari lima orang terpilih pada waktu itu. Memang, sebelumnya saya─dan tentu keempat orang lainnya─tidak langsung berhadapan dengan beliau. Pertemuan pertama kami justru saat kami telah resmi menjadi mahasiswa AIKA. AIKA dan biem.co kemudian menjadi lingkungan baru untuk saya.

Saya bukan orang yang pandai beradaptasi, baik AIKA maupun biem.co masih terasa asing bagi saya pada saat pertama kali, dan mungkin beberapa pertemuan setelahnya. Terlebih lagi jika bertemu dengan orang besar semacam Om Irvan, misalnya, membuat segan.

Om Irvan seperti dapat membaca pikiran saya, senyuman yang ia berikan membuat kecanggungan saya perlahan-lahan sirna. Ketidakpercayaan diri yang kala itu melekat pada diri saya juga luruh perlahan. Saya tidak mengerti  mengapa semua terasa tiba-tiba. Ini mungkin tak masuk akal bagi para pembaca, tapi ini sungguh terjadi. Saya tercerahkan senyumannya tanpa mengerti mengapa. Komunikasi tanpa kata? Keren, bukan?

Komunikasi juga menjadi bagian dari kelemahan saya. Berbicara, menyampaikan pikiran, atau mengatakan sesuatu untuk maksud yang ringan-ringan saja pun berat bagi saya. Hingga pada suatu ketika Om Irvan kembali membuka jalan pikiran saya. Katanya, Seperti apapun keadaannya, komunikasi adalah hal yang paling utama.

Saya yang pada mulanya lebih sering memilih lari daripada harus berkomunikasi dengan baik, mulai belajar berbicara. Saya dan juga anak muda yang lainnya selalu diberi kesempatan dan ruang untuk berbicara. Secara bergiliran kami diwajibkan memimpin rapat dan dipancing untuk memberikan pendapat. Menyusun kata yang tepat untuk menyampaikan maksud, menjalin menata pemahaman-pemahaman yang baik, tidak hanya didalam rapat, tetapi juga dalam kegiatan sehari-hari antara saya dengan keluarga saya di biem.co—yang juga dapat saya terapkan di lingkungan hidup saya.

Dan waktu terus berjalan, pelajaran-pelajaran dari Om Irvan tak ada habisnya saya timba setiap hari. Kepada kami, kepedulian yang diberikan tak berjeda. Kebaikannya adalah virus yang dapat membuat banyak orang tertular menjadi orang-orang yang senantiasa menebar energi yang serupa. Sebab keluarga, katanya, bukan persoalan darimana kamu berasal, tapi persoalan kepada siapa kita mencintai orang yang peduli dan berusaha membahagiakan kita. Bagi saya, Om Irvan adalah interpretasi dari kata cinta itu sendiri.

“Kami tidak akan memberi kalian ikan, tetapi kami akan memberi beri tahu bagaimana caranya membuat alat pancing dan berlatih cara menggunakannya hingga mahir,” ujar Om Irvan dalam sambutan. Pernyataan itu adalah satu diantara kalimat-kalimat menggugah lainnya yang pernah diucapkan beliau kepada kami. Om Irvan seperti menjadi pondasi bagi anak-anak muda seperti kami ini. Saya sebagai bagian—yang disebut anak muda—pun rasanya seperti tidak punya pandangan besar terhadap diri saya. Tapi Om Irvan berbeda, mimpinya terhadap anak muda sungguh tidak biasa.

Untuk mendapatkan buku Tentang Orang yang Memasangkan Sayap Kecil di Pundak Para Pemimpi silahkan klik disini.

Sejujurnya saya sendiri sudah lama tidak punya cita-cita dan mimpi, tapi satu tahun di biem.co memberi saya ruang untuk kembali menata cita-cita. Mendorong saya untuk kembali memikirkan arah dan tujuan hidup. Berbagi semangat, menciptakan kebahagiaan di tengah manusia. (Red)

 

Happy Hawra

Lahir di Serang, 24 November 1995. Merupakan alumnus dari Akademi Indonesia Kreatif 2016, Kampus Fiksi Yogjakarta Angkatan 15, Kelas Menulis Rumah Dunia angkatan 25, Majelis Puisi Rumah Dunia, dan Terascript 2018.  Karya-karyanya pernah tergabung dalam antologi UCAP (Meta Kata, 2013), Ketika Cinta Memanggil (Asrifa, 2014), Kopi Bercerita (Harfeey, 2014), Taman Musim (Gong Publishing, 2015), Bermain di Ranting Waktu (Nekad Publishing, 2016), Bersama Kata (Gong Publishing, 2018), dan beberapa antologi lainnya. Kini bekerja sebagai redaktur dan editor di media onlie biem.co. Dunia lainnya juga tersaji dalam blog pribadi www.riangriang.com. Bisa dihubungi melalui surel [email protected] ataupun Facebook: Happy Hawra, Twitter dan Instagram @hawrable_.

Editor: Muhammad Iqwa Mu'tashim Billah

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button