Cilegon, biem.co – Wali Kota Cilegon Helldy Agustian berpendapat bahwa Satuan Polisi Pamong Praja memiliki tugas yang cukup berat dan memiliki tingkat resistensi tinggi terhadap gesekan dan konflik. Atas dasar itu, petugas Satpol PP perlu memiliki jiwa kedisiplinan tinggi, berdedikasi, tegas dan mampu bersikap humanis. Hal itu dilakukan agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik sebagai pengayom dan pelindung bagi masyarakat.
“Kinerjanya memiliki kerentanan terhadap gesekan dan konflik. Humanis diperlukan karena pelayanan Satpol PP itu berhubungan langsung dengan masyarakat. Jadi, sentuhan kemanusiaan itu sangat dibutuhkan. Dimana, salam sapa dan senyum atau 3S sangat diperlukan. Hal itu bertujuan untuk menunjukan kepribadian yang ramah dan tulus dalam melayani masyarakat,” kata Wali Kota Cilegon Helldy Agustian saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Satpol PP ke-73 dan Satuan Perlindungan Masyarakat (Linmas) ke-61 yang dirangkaikan dengan Hari Kesadaran Nasional di Halaman Kantor Wali Kota Cilegon, Jum’at (17/3).
Selain itu, tambah Helldy, petugas Satpol PP juga harus memiliki sikap yang tegas dan berani mengambil keputusan dengan berlandaskan pada peraturan dan undang-undang, sehingga sikap kehati-hatian tetap terjaga. “Sebagai petugas tidak boleh ragu dalam mengambil keputusan, namun harus didasari ketentuan undang – undang,” tambahnya.
Menurut Helldy, Satpol PP memiliki peranan strategis dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat, menjaga kententraman dan ketertiban umum. Bahkan juga merupakan salah satu perangkat utama bagi jalannya roda pemerintah daerah. “Sebagai tangan kanan dari wali kota tidak mungkin pembangunan daerah dapat terlaksana jika ketertiban umum dan ketentraman masyarakat tidak dapat dijaga. Kehadirannya harus bisa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat,” tuturnya.
Dengan resiko dan tanggungjawab yang besar itu, Helldy meminta Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Cilegon agar dapat menempatkan aparatur di Satpol PP dengan mempertimbangkan kompetensi dan latar belakang keilmuan. Sebab, tidak mungkin wibawa pemerintah tetap terbangun apabila aparatur penegak regulasinya tidak kompeten. “Saya berharap kehormatan dan kewibawaan tetap terjaga, mampu menjaga kedisiplinan diri serta ketegasan saat bertindak, sehingga kewibawaan Polisi Pamong Praja dapat terjaga,” harapnya. (*)