InspirasiSejarah

Kota Yang Hilang Tenggelam Dalam Amukan GUNUNG KRAKATAU

Oleh DN. Halwany

TENGGELAMNYA KOTA CARINGIN

Seperti dalam cerita legenda atau cerita-cerita yang digambarkan dalam kitab-kitab suci yang menggambarkan ulah perbuatan manusia yang dalam kehidupannya bergelimang maksyiat dan dosa yang akibatnya alam sebagai tempat berpijak mengamuk. Amuk alam tidak pilih-pilih, apapun jenisnya, apapun usianya, apapun orangnya dan apupun daerahnya, karena amuk alam hanyalah akibat yang disebabkan oleh ulah manusia. Bilamana sebagian manusia melakukan dosa, maka sebagian lagi juga akan menanggung akibatnya.

Amuk alam yang dikaitkan dengan ulah manusia dan menimbulkan suatu kemarahan itu telah terjadi ketika meletusnya gunung Tambora. Dalam suatu naskah Held.h.81, bahwa sebab terjadinya letusan gunung Tambora karena perbuatan dosa seorang raja yang telah membunuh seorang ulama yang bernama Said, dibunuh di lereng gunung Tambora dan mayatnya dimasukkan dalam gua di lereng tersebut, lalu tidak berapa lama kemudian gunung tersebut mengamuk, menghancurkan kerajaan dan manusianya, dalam naskah diceritakan seluruh penduduk musnah yang selamat hanya dua orang.

Demikian juga amuk Gunung Krakatau, menurut salah seorang mantu K. Mas Asnawi Caringin juga mantan ketua Masjid Salafi Caringin, bahwa amuk Gunung Krakatau adalah karena ulah manusia yang bergelimangan harta yang tidak mensyukurinya malah mengkufuri nikmat yang diberikan Allah. Mereka tidak mengeluarkan zakatnya, yang sebetulnya didalam hartanya terdapat bagian bagi orang fakir miskin. Gambaran kemakmuran Caringin sebagaimana diceriatakan tersebut tidak hanya pada perhiasan saja, pada alat-alat rumah tangganya pun seperti tempat minum terbuat dari bahan emas. Demikian juga kedudukan jabatan telah mempengaruhi sikap seseorang saat itu.

Amuk alam yang dikaitkan dengan ulah manusia dan menimbulkan suatu kemarahan alam juga diyakini oleh bangsa Yunani kuno penyembah dewa api yang bernama Hephaistor dan bangsa Roma penyembah dewa yang bernama Vulcanus. Mereka percaya bahwa sang dewa memiliki tungku besar tempat melelehkan dan menempa logam. Jadi vulkanus atau vulkan dikenal untuk sebutan gunung berapi. Pada tahun 1900-an ilmuwan yang bernama Alfred Wegner telah menyingkap sebab-sebab amuk alam yang berupa letusan gunung berapi, juga sebelumnya seorang filosopi Yunani Aristoteles (384-322 SM) telah menyingkap sebab-sebab letusan, bahwa bumi itu seperti sarang lebah dengan gua-gua besar yang mengisap angin.

Angin itu dipanaskan oleh api yang besar lalu disemburkan lagi semburan inilah yang membentuk gunung berapi. Darimanakah asal api tersebut?. Di dalam inti bumi tekanannya luar biasa kuat dan temperaturnya mencapai 6.000’C. Panas dan tekanan yang kuat ini menyebabkan magma mengalir membuat tudung bumi ke arah kerak bumi. Aliran magma yang digerakkan oleh panas ini disebut arus konveksi. Titik rawan di kerak bumi pecah karena tekanan magma yang naik di bawahnya. Kadang-kadang lava mengalir perlahan tapi ada kalanya ia memancar dengan kekuatan besar.

Gunung Krakatau yang memiliki tinggi sekitar 2000 meter dari atas permukaan laut telah menghancurkan ¾ bagian tubuhnya yang hanya tinggal 813 meter dari atas permukaan laut. Gesekan dua lempengan besar antara Indo-Australia dan lempengan Pasifik menyebabkan terjadinya gesekan dan tekanan yang sangat besar, sehingga menimbulkan letusan yang dahsyat. Gemuruh letusannya mampu terdengar sampai radius 3000 Km, diantaranya terdengar hingga Darwin-Australia, hempasan gelombangnya hingga sampai radius 7000 Km, atau hingga semenanjung Arab.

Gelombang Tsunami atau gelombang pasang hingga menempa pantai barat Amerika Tengah dan telah terjadi kerusakan berat di Hawai. Hujan batu vulkanik hingga sampai pada radius 780.000 Km. Daerah-daerah yang berada di Selat Sunda, antara lain pesisir Sumatera bagian selatan dan pantai Barat Banten merupakan daerah radius guguran. Pesisir Suamatera bagian selatan antara lain telah menghantam kota Teluk Betung, Bandar Lampung, di kota tersebut masih tertinggal jangkar kapal, pelampung suar dan kerangka kapal, lalu oleh Pemda Kodya Bandar Lampung dijadikan suatu monumen.

Sedangkan pantai Barat Banten diantaranya di Kota Kabupaten Banten Kulon di Caringin. Dalam catatan sejarah korban letusan Krakatau di kota Caringin telah menelan korban sebanyak `15.000 jiwa. Lalu pusat pemerintahan di alihkan ke Menes dan berikutnya ke Pandeglang. Tenggelamnya kota Caringin bukan legenda atau cerita fiktif tetapi benar-benar terjadi.

Berdasakan penelitian arkeologi bawah air tahun 1985 atau underwater di pantai Caringin, telah ditemukan artefak bangunan, struktur kanal, framen keramik dll, kurang lebih sekitar 20 meter dari garis pantai saat ini, bahkan hingga saat ini masih ada tiang bangunan yang diperkirakan tiang sebuah masjid Agung Caringin, jaraknya dari garis pantai sekitar 7 meter diwaktu pasang. Tiang bangunan tersebut berada di pantai Caringin atau di lokasi situs Gedung Rombeng.

Berikutnya pada tahun 2003, para arkeologi melanjutkan penelitiannya untuk menyusuri hulu kanal yang pada tahun sebelumnya telah diketahui hilirnya yang ditemukan di bawah permukaan air laut. Hulu kanal telah ditemukan di desa Banyubiru, Kecamatan Labuan, sementara bentuk kanal telah berubah, posisinya sudah tidak lurus dan bentuknya seperti aliran sungai. Sebaliknya sungai Cikande yang berada pada arah lor atau Caringin Lor bentuknya semangkin menyempit. Sungai Caringin yang merupakan sungai besar dan pensuplay hasil bumi dari hulu sudah tidak bisa ditemukan lagi, yang ada hanya sungai Cisanggoma yang besar kemungkinan sungai Cisanggoma ini bekas kanal yang berubah menjadi seperti sungai.

Gunung Krakatau 3

Editor: Irvan Hq
Previous page 1 2 3 4 5 6 7Next page

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button