Ekonomi Banten triwulan I-2022 terhadap triwulan sebelumnya mengalami pertumbuhan sebesar 0,48 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan mencatat pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 11,23 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dimiliki oleh Komponen Total Net Ekspor sebesar 23,53 persen
Dilihat dari penyerapan tenaga kerja bahwa sektor pertanian telah menyerap sekitar 42,46% tenaga kerja, dan sektor industri menyerap sekitar 13,28%, atau menyerap sebesar 55% lebih dari seluruh tenaga kerja di Banten kalau kedua sektor ini digabungkan.
Hal ini menggambarkan bahwa sebenarnya kedua sektor ini merupakan sektor yang banyak menyumbangkan nilai tambah perekonomian dan dalam penyerapan tenaga kerja. Akibat rendahnya pertumbuhan sektor-sektor ini yang tumbuh di bawah 5% maka berdampak terhadap semakin terbatasnya nilai tambah dari kegiatan ekonomi di Banten.
Jika sektor pertanian dan sektor industri pengolahan masih terjebak dalam zona pertumbuhan rendah, maka masalah kemiskinan dan pengangguran tidak akan bisa dikurangi secara menyakinkan. Hal ini karena di kedua sektor inilah kantong-kantong kemiskinan berada (petani, nelayan, buruh). Dan kalau kedua sektor itu tumbuh rendah, maka kemampuannya untuk menciptakan lapangan kerja juga sangat terbatas.
Terhadap rendahnya pertumbuhan Sektor Pertanian dan Industri Pengolahan selama 3 tahun terakhir secara tersendiri menjadi catatan dan bahan evaluasi dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi rakyat. Meningat ke-dua sektor tersebut lebih banyak bersentuhan dengan rakyat kecil serta UMKM, maka kedepan harus menjadi prioritas dalam pembangunan perekonomian daerah Banten.
Begitu pula terhadap pengembangan usaha kecil dan menengah, hendaknya benar-benar mendapatkan pembinaan dan bantuan, misalnya dalam bidang pelatihan management untuk peningkatan produksi, memfasilitasi perkembangan marketingnya, menyediakan bantuan permodalan dengan pinjaman lunak.
Realita atas rendahnya pertumbuhan sektor tradable ini perlu mendapat penanganan serius dari pemerintah provinsi dalam pemerataan pembangunan sehingga tidak membuat ketimpangan makin meluas, dan disparitas kaya versus miskin tidak makin melebar, serta dalam penyerapan tenaga kerja.
Dalam sektor Disparitas Wilayah, bahwa salah satu persoalan utama dari pembangunan Banten adalah tentang besarnya ketimpangan antar wilayah yang masih sangat mencolok (Utara – Selatan). Kenyataan yang menggambarkan masih tingginya tingkat ketimpangan wilayah dan kesenjangan ekonomi antar wilayah, merupakan realita yang harus mendapatkan penanganan dalam pemerataan pembangunan.