biem.co – Artina-Sarinah (art: seni ina: Indonesia) lahir dari sebuah niatan untuk menelisik dan menampilkan kembali keragaman khazanah penciptaan yang berbasis pada kesenian dan kebudayaan di Indonesia. Selain menampilkan karya-karya seniman kontemporer, artina berupaya mengikis hirarki dan batasan yang kaku dalam pengklasifikasian kesenian dengan melibatkan para praktisi dari berbagai disiplin, termasuk desain, kriya, arsitektur, film, sastra, dan sebagainya. Melalui rangkaian pameran sebagai kegiatan utama, artina berupaya menggali dan mengangkat kekayaan sumber daya tak-benda yang pernah hidup dan berkembang di masyarakat, mencita-citakan paradigma artistik mutakhir yang lahir dari pertukaran dan peleburan beragam perspektif personal, kearifan sosial dan pengetahuan setempat.
Gelaran seni kontemporer artina-Sarinah #1 ini resmi dibuka di Gedung Sarinah lantai 6. Pada edisi perdananya ini, artina-Sarinah mengusung tajuk wastu/loka/kala (wujud/ruang/waktu), dengan karya-karya partisipan lintas generasi dan lintas disiplin yang mengangkat keragaman dalam khazanah budaya Nusantara. Pameran ini diresmikan oleh wanita-wanita hebat Indonesia di antaranya: Ibu Sri Mulyani Indrawati, SE, M.Sc., Ph.D, Menteri Keuangan RI, Ibu Nicke Widyawati, Dirut PT. Pertamina (persero), Ibu Prof. Dr. Miranda S. Goeltom, S.E., MBA. Kolektor, Penikmat Seni Ibu Melani W Setiawan Kolektor, Ibu Perupa Indonesia, Ibu Christine Hakim, Artis Senior dan Penggerak Seni, Ibu Fetty Kwartati, Direktur Utama Sarinah
Selaku inisiator dan Direktur Artistik artina, Heri Pemad, menyampaikan,
“Selain menampilkan berbagai praktik dan karya seni yang telah ada, artina juga ingin mendorong penciptaan karya-karya baru yang merespon tema pameran ini secara khusus. Di masa mendatang, kami ingin artina bisa memicu lebih banyak lagi kolaborasi antar praktisi seni di Indonesia. Dan, dengan mengusung tema wastu/loka/kala, kami ingin menghadirkan pengalaman dan cara pandang yang dinamis dalam melihat keragaman budaya Nusantara”, ujar Heri Pemad saat jumpa pers di ruang pamer Gedung Sarinah Lantai 6, Jakarta Pusat (16/12).
Dalam penyelenggaraan pameran perdana ini artina berkolaborasi dengan Sarinah. Fetty Kwartati, Direktur Utama Sarinah, menuturkan,
“Kami sangat mengapresiasi penyelenggaraan artina #1 Sarinah. Sinergi ini diharapkan dapat memperkuat Sarinah sebagai Panggung Karya Indonesia yang mendorong perkembangan ekosistem seni dan industri kreatif. Kehadiran artinasSarinah juga selaras dengan transformasi Sarinah untuk kembali ke khitahnya, untuk tetap menjaga keutuhan warisan budaya para pendiri bangsa”, tuturnya.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati menyampaikan Pertamina mendukung penuh kemajuan seni budaya Indonesia,
“Kami sangat senang dan bangga bisa menjadi bagian dalam mengembangkan ekosistem seni di Indonesia. Semoga apa yang ditampilkan pada sesi pertama pameran ini dapat memberikan energi positif bagi para seniman, pengunjung, dan semua pihak yang terlibat untuk terus melahirkan karya-karya yang luar biasa bagi Indonesia”, ujar Nicke.
Ia melanjutkan tema “wastu/loka/kala” ini juga selaras dengan kehadiran Pertamina selama 65 tahun menyediakan energi dalam setiap lini kehidupan masyarakat.
“Seperti halnya ekosistem seni di Indonesia, untuk dapat maju dari waktu ke waktu, Pertamina juga mengandalkan agility dan adaptability menghadapi tantangan dan perubahan”, tambah Nicke.
Artina-Sarinah #1 akan berlangsung hingga Mei 2023, dan terbagi ke dalam dua edisi pameran (per tiga bulan/kuartal) dengan dua tema yang berbeda. Skema penyelenggaraan ini diharapkan bisa memberikan ruang yang lebih luas bagi keragaman praktik seni di Indonesia. Agung Hujatnika, Kurator artina-Sarinah #1, mengatakan,
“Proses kurasi pameran ini diarahkan pada tampilnya keragaman teknik, material dan ekspresi artistik yang merepresentasikan aikon, simbol, artefak, narasi maupun konsep-konsep budaya yang pernah atau masih bermakna penting dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Para seniman tidak hanya memungut tanda-tanda atau narasi yang ada, tapi juga mengolahnya kembali untuk menyampaikan makna atau pesan yang lain. Proses kreatif para seniman menunjukkan bahwa budaya Nusantara adalah suatu khazanah yang benar-benar hidup, dan terus bertransformasi”, kata Agung.
Sementara Kurator artina-Sarinah #1 lainnya, Bob Edrian, menambahkan,
“Kami juga berusaha menampilkan karya-karya yang menyampaikan pesan dan makna yang kuat. Artina edisi pertama ini diisi oleh karya-karya yang juga mengangkat persoalan dan situasi aktual secara kritis”, tambahnya.
Artina-Sarinah #1: wastu/loka/kala akan berlangsung mulai 17 Desember 2022 — 19 Februari 2023, dari jam 10.00 – 22.00. Dalam periode pameran, publik juga dapat mengikuti sejumlah program edukasi seperti tur pameran dan wicara seniman. Tiket dapat dibeli melalui Tiket.com atau secara langsung di lokasi pameran. Morine Rociana, Direktur Utama Mojisa Creative (penyelenggara pameran), menyampaikan
“Tidak hanya menjadi alternatif hiburan di ibukota, kehadiran artina-Sarinah juga menjadi wadah edukasi. Pameran ini terbuka untuk semua kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, komunitas dan masyarakat umum”, pungkasnya. (BW).