biem.co – Perekonomian Indonesia saat ini menjadi topik hangat bagi setiap masyarakat di Indonesia. Tentu saja, saat ini masyarakat Indonesia sangat terpukul dengan kenaikan harga BBM, karena dampak kenaikan BBM yang sangat tinggi menyebabkan harga-harga lain otomatis naik. Keputusan yang diambil DPR-RI ini tentunya sangat disayangkan dan menjadi problematis bagi masyarakat miskin di Indonesia dimana banyak sekali masyarakat yang sudah terlanjur bingung mencari rezeki, kini mereka kesulitan untuk membeli bahan bakar sebagai bahan bakar untuk mencari rezeki, khususnya pekerjaan yang dipekerjakan di angkutan umum seperti angkutan umum, tukang ojek dll. Keputusan yang diambil juga tidak sepadan dengan perekonomian masyarakat Indonesia yang menengah ke bawah, hal inilah yang menyebabkan banyaknya demonstrasi yang terjadi saat ini.
Pengecer bahan bakar sekarang juga menaikkan harga untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan. Pengecer BBM memiliki akses yang terbatas, bahkan ada yang tidak bisa membeli sama sekali, mereka juga kesulitan karena perlu izin atau izin dari pihak yang berwenang untuk menjual kembali Bahan Bakar Minyak (BBM). Dari sisi ekonomi, kenaikan harga BBM jelas akan meningkatkan biaya produksi, mendorong cost-push inflation, yang pada gilirannya akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, menurunkan upah riil dan konsumsi rumah tangga. Padahal, kita tahu bahwa konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi yang besar terhadap Produk Domestik Bruto (sekitar 50%) dan merupakan pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dari sisi sektoral, sektor-sektor yang boros bahan bakar dipastikan akan mengalami kontraksi terbesar, terutama di sektor jasa darat, laut, kereta api, kurir dan pengiriman. Agar sektor-sektor tersebut dapat bertahan, tentunya akan menaikkan harga dan ini terlihat dari kenaikan biaya transportasi.
Kenaikan harga di sektor transportasi pada gilirannya akan mempengaruhi sektor ekonomi lainnya melalui multiplier effect. Dan kita tahu bahwa kenaikan harga barang secara simultan akan menyebabkan inflasi di Indonesia. Dampak negatifnya akan lebih dahsyat lagi jika dampak psikologisnya dirasakan jika dampak psikologis masyarakat dan pemerintah diperhatikan. Dampak psikologis bagi masyarakat terjadi ketika masyarakat secara kolektif mengharapkan kenaikan harga BBM akan diikuti oleh kenaikan harga di sektor lain.