biem.co – Aksa Bumi Langit kembali produksi film layar lebar berjudul “Tegar”. “Leave No One Behind” menjadi premis film “Tegar” siap meluncur di bioskop tanah air pada 24 November 2022 mendatang. Film Tegar adalah fiim Keluarga yang diperankan oleh anak berkebutuhan khusus sebagai pemain utama. Film ini menceritakan tentang petualangan Tegar dalam mewujudkan mimpi sederhananya yaitu bersekolah dan punya teman meskipun ibunya tidak mengijinkannya.
Diperankan oleh aktor pendatang baru M Aldifi Tegarajasa, anak 10 tahun berkebutuhan khusus dari Bandung. Tegar sudah berlatih sejak 2020 akhir untuk peran pemain utama dalam film ini. Persiapan dan Latihan yang cukup intense dilakukan dengan pelatih khusus keaktoran dari rumah Teater ‘Huma Ark’ yang dipimpin oleh Sha ine Febriyanti. Proses persiapan Latihan dan panggung-panggung mini menjadi penting dikarenakan Tegar akan bermain dengan pemain film legendaris Dedy Mizwar. Dalam ‘Film Tegar, Deddy Mizwar berperan sebagai Kakek dan Sha Ine Febriyanti yang memerankan Wida, ibunda dari “Tegar”. Aktor cilik M Adhiyat juga hadir dalam film ini bersama beberapa pendatang baru di film layar lebar Indonesia seperti Joanita Chatarine dan musisi Anton JC.
Proses pembuatan fiim tegar dimulai sejak pandemic covid 19 di tahun 2020 hingga selesai diproduksi pada Februari 2022. Proses yang cukup Panjang ini dilakukan untuk memastikan ide dan pesan film Tegar tersampaikan. Dimulai dari proses penemuan ide, pengembangan cerita hingga produksi dan post produksi dengan para filmmaker diantaranya Chandra Sembiring dan Yudi Datau sebagai produser, Anggi Frisca sebagai sutradara, Alim Sudio sebagai penulis naskah, Galang Galih sebagai Sinematografer, dan musik yang dipimpin oleh Andi Rianto. Anggi Frisca saat jumpa pers dalam acara gala premier film Tegar di bioskop XXI Epicentrum (18/11), mengungkapkan pengalamannya saat menyutradarai seorang aktor berkebutuhan khusus,
“Film ini tentang kesederhanaan cita-cita tentang realitas yang mungkin perlu kita lihat dari sisi lain. Tentang bagaimana anak dengan kebutuhan khusus. Kisah ini sebenarnya kisah sederhana, anak yang punya mimpi sederhana sekolah dan punya teman. Film ini sudah kami develop selama dua tahun, Tegar sendiri sudah berlatih selama satu tahun untuk dapat memerankan tokoh Satria Tegar Kayana”, ungkap Anggi sang Sutradara.
“Awalnya aku ketemu Tegar bertanya cita-citanya jadi apa?youtuber. Aku tanya lagi kamu mau ga jadi aktor?Aktor itu apa jawab tegar. Dia juga belum tahu jadi aktor itu apa. Kalau mau jadi aktor kita latihan yuk, kita belajar satu tahun, terus dia mau. Yang saya amaze adalah karena dia punya keinginan kuat untuk menjadi aktor dan berhasil mendapatkan Best Actor di BaliMakaraya Film Festival 2022 dan Cannes World Film Festival sebagai Best Actor. Artinya, sebetulnya ga ada kesulitan yang terlalu besar saat mendirect Tegar karena memang dari Tegarnya sendiri punya keinginan untuk berlatih”, tambahnya.
Tokoh utama pemeran Tegar untuk akting yang lain ia tidak ada kesulitan, namun ia mengaku kesulitan saat harus berakting sedih,
“Waktu syuting tidak mengalami kesulitan karena sudah latihan selama satu tahun, tapi yang sulit itu akting sedih. Dilatih terus ekspresi sedih, lama-kelamaan ga sulit lagi”, jelas Tegar.
Deddy Mizwar yang berperan sebagai kakek Tegar, menuturkan rasa bangga terlibat dalam film “Tegar”,
“Saya bangga terlibat dalam produksi ini karena diantara belantara film hantu dan ada dua film besar action yang pasti dengan pendekatan kekerasan, nah film ini hadir untuk menghadirkan kemanusiaan kita. Mudah-mudahan nanti mendapat perhatian dari pemirsa dan penontonnya juga kita lihat bahwa di tengah-tengah film yang sekarang lagi ngetrend hantu dan kekerasan yang ada, kemanusiaan kita tidak hilang. Ituah arti penting kehadiran film Tegar pada saat ini. Ini luar biasa perjuangannya jadi bagaimana kita bicara kesetaraan, kesempatan yang diberikan kepada teman disabilitas, dan ternyata Tegar ini mampu memainkan film berprestasi mendapat bebeapa penghargaan, di Bali misalnya”, ungkap Deddy Mizwar.
“Artinya apa yang susah buat kita itu mudah buat Tegar, tapi apa yang mudah buat kita mungkin susah buat Tegar. Masalahnya sejauh mana kita memberikan kesempatan atau peluang untuk teman-teman disabilitas seperti Tegar ini menunjukkan kemampuan yang selama ini barangkali kita masih memandang sebelah mata. Saya sendiri kagum lihat luar biasa latihan setahun ternyata hasilnya memang memuaskan. Ga ada yang ga bisa selama kita memberikan peluang dan kesempatan buat mereka”, tambah Deddy Mizwar.
“Perjalanan panjang yang telah ditempuh Tegar, para crew, terutama teman crew berkebutuhan khusus, serta seluruh pihak yang terlibat dalam mewujudkan film “Tegar” membuktikan bahwa kesempatan yang setara adalah milik setiap orang tanpa terkecuali. Meskipun terbilang sedikit dan perlu lebih banyak usaha, tetapi hadirnya film “Tegar” dengan kemenangan ini (BaliMakarya Film Festival 2022 dan Cannes World Film Festival 2022) membuktikan bahwa ruang Inklusi dapat kita bangun di ranah perfilman Indonesia”, tutup Anggi Frisca Sutradara Film Tegar. (BW)