TANGERANG, biem.co — Sebagai rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2022 lalu, Dompet Dhuafa menggelar aksi Milenial Peduli Sejarah, pada Sabtu lalu (5/11/2022), di Monumen Palagan Lengkong, Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan.
Kegiatan ini melibatkan siswa-siswa tingkat sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), serta aktivis kepemudaan masyarakat. Selain itu, acara ini juga diadakan dalam rangka menyambut Hari Pahlawan yang ditetapkan pada 10 November depan.
Pada kegiatan ini, Dompet Dhuafa melalui Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) ingin memberikan edukasi kepada anak-anak muda untuk memahami situs sejarah serta merawatnya. Pada suasana semangat pahlawan dan sumpah pemuda ini, Dompet Dhuafa juga berupaya menumbuhkan nilai-nilai juang para pahlawan bagi generasi muda Indonesia.
Acara dibuka dengan apel pengibaran bendera Merah Putih oleh seluruh peserta dan panitia, dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dan beberapa rangkaian acara lainnya.
Ada 3 rangkaian kegiatan Milenial Peduli Sejarah yang berlangsung. Di antaranya adalah aksi bersih-bersih situs sejarah Palagan Lengkong, lomba melukis wajah Mayor Daan Mogot, dan pemaparan napak tilas sejarah perjuangan Mayor Daan Mogot.
Sedangkan pesertanya berjumlah 60 siswa/pemuda dari SMK 1 Tangerang Selatan, SMK Al Fajar Tangerang Selatan, SMP An Nur Tangerang Selatan, SMP Yaspita Serpong, SMK Falatehan, MTs Nurul Falah Cihuni, Ponpes Nurul Falah Haromain, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Tangerang Selatan, dan Karangtaruna setempat.
Layaknya peringatan kemerdekaan Indonesia, para peserta mengenakan kostum-kostum kepahlawanan. Dari yang mengenakan kostum sang proklamator, pakaian adat daerah, hingga kostum rakyat-rakyat sipil yang berjuang di lini bawah.
Kepala LPM Dompet Dhuafa M. Noor Awaluddin Asjhar dalam sambutannya mengatakan, LPM Dompet Dhuafa ingin mengajak anak-anak muda Indonesia untuk lebih aware terhadap sejarah kepahlawanan Indonesia sekaligus juga dengan situs-situsnya.
Selama ini banyak kalangan milenial lebih mengenal pahlawan dari nama-nama sebuah jalan yang terpampang di ruas-ruas Ibukota bukan sejarah maupun perjuangannya. Monumen Palagan Lengkong adalah salah satu situs sejarah perjuangan Indonesia. Di tempat ini, terjadi peristiwa berdarah yang dikenal dengan Peristiwa Lengkong. Mayor Daan Mogot yang memimpin puluhan taruna tewas beserta perwira lainnya.
“Menjelang Hari Pahlawan ini, Dompet Dhuafa mengajak para pemuda Indonesia untuk ikut serta dalam memelihara situs sejarah para pahlawan Indonesia dan merawat nilai-nilai perjuangannya. Dengan mengetahui jejak sejarah para pahlawan, diharapkan dapat menumbuhkan kecintaan anak-anak muda terhadap sejarah kemerdekaan Indonesia,” terang Awal.
Ketua DPD KNPI Kota Tangsel, Syaefudin, menyambut baik kegiatan ini. Ia menyampaikan apresiasi atas kegiatan kepemudaan yang diadakan oleh Dompet Dhuafa ini. Menurutnya, kegiatan semacam ini merupakan upaya bersama untuk terus menjaga warisan budaya.
Monumen Lengkong ini juga merupakan situs budaya. Maka, lanjutnya, tugas semua orang untuk menjaganya, melestarikannya, dan tidak sekali-kali melupakan sejarahnya.
“Kita semua bisa menjadi pahlawan masa kini. Caranya adalah dengan terus menjunjung nilai-nilai kepahlawanan, kesatuan, gotong royong, saling tolong-menolong, dan terus mengingat sejarah,” jelasnya.
Senada dengan itu, Babinsa Lengkong Wetan, Sertu Suardin mengatakan, bahwa kegiatan ini sangat membantu dalam mengenang dan menghormati para pahlawan yang gugur pada 25 Januari 1946.
Ia pun bersedia penuh mendukung dan membantu apa saja yang dibutuhkan dalam kegiatan ini. Kepada para pemuda, khususnya para peserta yang hadir, agar tetap semangat untuk mempelajari sejarah-sejarah perjuangan Indonesia.
“Cara bagi bagi pemuda untuk bisa ikut terlibat dalam perjuangan, yang pertama, anak muda harus mengetahui sejarah. Kedua, tanamkan spirit (semangat), dengan begitu muncul kepedulian atas sejarah dan perjuangan-perjuangan di dalamnya,” jelasnya.
Pada penghujung acara, tim panitia memberikan apresiasi kepada peserta-peserta terbaik. Di antaranya juara lomba melukis dan kostum terbaik. Nida Putri Kartika, siswa MTs Nurul Falah, Cihuni, yang berpenampilan sebagai sebagai Cut Nyak Dien menjadi juara pertama kostum terbaik.
Ia mengutarakan, usai mengikuti acara ini, ia lebih banyak memahami tentang Mayor Daan Mogot, hingga namanya diabadikan pada nama jalan yang membentang sepanjang 27.5 KM dari Sukarasa, Tangerang, sampai Grogol, Jakarta Barat. (red)