Film & MusikHiburan

Tanah Air Project Rilis Single Baru ‘Song of Deliverance’

Bertema Sejarah Candi Borobudur

biem.co – Dalam industri musik tanah air selain tema cinta, tidak sedikit musisi atau band juga mengangkat tema kritik sosial, kritik kepada negara (pemerintahan) dalam sudut pandang negatifnya. Berbeda dengan Band Tanah Air Project, band ber-genre rock sinematik asal Jakarta ini konsisten mengusung tema positif dari tanah air Indonesia, lebih spesifiknya band ini dalam karyanya selalu mengangkat sejarah kejayaan kerajaan dan perjuangan di masa lampau.

Setelah sebelumnya merilis beberapa lagu diantaranya “Negeri Pemenang”, sebuah lagu yang inspirasi ceritanya diangkat dari perlawanan rakyat terhadap VOC di tahun 1609, lalu ada lagu “Selamanya Kita”, sebuah lagu yang inspirasi ceritanya diangkat dari kejayaan Majapahit ditahun 1200-1500an, dan “Kandang Kita”, lagu yang terinspirasi oleh cerita ketahanan kerajaan Hindu di Bali pada akhir kejayaan Majapahit.

Kali ini Band Tanah Air Project kembali merilis single terbaru mereka (2/9), yakni Song of Deliverance. Band yang beranggotakan : Vialinda (Vokal), Gerard Laisina (Gitar), Daniel Mantiri (Gitar), Ezekiel Rangga (Keyboard & Seguencer) dan Ardika Prayudha (Drum), kembali melahirkan karya sesuai dengan ideologi bermusik mereka yang mengacu pada cerita nusantara dan semangat kebangsaan.

Single berbahasa Inggris dengan tajuk “Song of Deliverance” ini adalah karya yang ditulis oleh Ezekiel Rangga, dan terinspirasi dari berdirinya Candi Borobudur, warisan dunia yang di akui UNESCO keberadaannya, dan dibangun pada sekitar kurang lebih abad ke 7-9 Masehi, tepatnya pada era kerajaan samaratungga dari dinasti Syailendra.

Sebuah karya single kreatif yang sarat akan makna ajakan terhadap prilaku masyarakat pada masa ini, di mana pesan positif untuk membangun tanah kita dan menjadi tuan rumah atas kekayaan lokal kita menjadi bagian penting dari pesan lagu ini.

Sesuai seperti pesan yang selalu disuarakan oleh Tanah Air Project pada setiap penampilan panggung mereka. Rangga (panggilan akrabnya) mengungkapkan inspirasi dan riset dalam lagu ciptaannya ini/

“Dalam riset pembuatan lirik lagu sebetulnya saya dibantu oleh teman-teman arkeolog muda, tentunya arkeolog mempunyai pandangan-pandangan. Beberapa diantaranya kami mencoba membaca hasil disertasi teman-teman muda karena biasanya yang lebih muda agak kontradiktif dengan generasi di atasnya. Kami hanya mencoba mengambil poin-poin positif yang kemudian yang masih bisa related dengan generasi hari ini, supaya cerita yang dianggap ‘usang’ masih bisa dimengerti dengan bahasa sekarang itu saja,” ungkap Rangga saat konferensi pers di Hard Rock Café, Jum’at (2/9).

Rangga juga menambahkan bagaimana proses pembuatan lagu-lagu Tanah Air Project.

“Proses penciptaan biasanya kita selalu diskusi, misalnya kali ini gua mau mengangkat Banda nih, tapi bukan Banda dibantai melainkan Banda melawan VOC. Diliterasi sejarah ada walaupun kecil persentasinya, yang penting ada dan pernah melawan dan ini yang harus diangkat. Kaya di lagu Selamanya Kita, gua mau angkat Majapahit 1200-1506, nih, apa yang mau diangkat? Kejayaan Majapahit di tanah Nusantara sampai semenanjung Myanmar,” tambahnya.

Dalam lagu “Song of Deliverance” menjadi menarik lagi karena di single ini ada keterlibatan mantan bassist dari band legendaris rock Indonesia, Edane, yaitu Daeng Oktav. Bassist yang baru saja hengkang dari Edane tersebut mengisi seluruh part bass dari lagu ini, menjadikan warna lagu menjadi unik dan gahar. Selain itu point yang menarik dari single ini adalah video klip yang diproduksi dengan animasi yang sangat modem dan dinamis tanpa meninggalkan identitas genre music modern rock ala Tanah Air Project.

Penggabungan teknologi visual yang menarik, pembangunan asset-aset lingkungan dalam bentukan animasi, menjadikan cerita dan pesan yang ingin disampaikan menjadi lebih mudah dicerna, yaitu bagaimana kemudian Borobudur menjadi tempat pencerahan bagi manusia dan berdirinya sebuah pusat peradaban juga kolaborasi dengan elemen tradisional garapan Avadana Dance Studio, sekelompok seniman muda berbakat dari sanggar tari dan musik tradisional di daerah Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Semakin memperjelas ideologi bermusik Tanah Air Project.

Semoga single ini menjadi inspirasi yang baik bagi bangsa Indonesia. (BW)

Editor: Muhammad Iqwa Mu'tashim Billah

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button