biem.co — Duapuluhlima merupakan refleksi Lumeenals terhadap fase hidup yang ditakuti kebanyakan orang.
Entah siapa yang memulai, seakan-akan umur 25 adalah waktu manusia untuk meraih segala tujuan hidupnya. Hal tersebut hadir dengan segala bentuk tuntutan serta komparasi dengan individu lainnya.
Dalam liriknya, Lumeenals mengemas lagu ini layaknya protes. Segala keadaan yang terjadi di lingkup pribadi personil dituangkan dalam bait-bait lugas.
Namun, musik yang disajikan untuk melengkapi bait-bait tersebut dibuat lebih ceria cenderung seperti musik perayaan.
Hal itu tak terlepas dari keinginan Lumeenals untuk mengajak pendengar merayakan sebuah kenyataan.
Kenyataan bahwa individu memiliki definisi sukses dan Bahagia yang berbeda beda nan luas.
Maka tidak ada alasan untuk kita melebeli “kalah” pada diri sendiri terhadap orang lain yang mana hidup itu sendiri bukanlah sebuah kompetisi.
Ditulis dan diaransemen secara kolektif, produksi Duapuluhlima dibantu Aldo Mahirs dari studio 94 dalam proses rekamannya dan Irsyadi Bagas dari TeargasLab dalam final Mixing & Masteringnya.
Berikut lirik lagu Lumeenals Duapuluhlima:
Sosial media bermata dua
Pembuka jalan, pemadam angan
Muncul lagi orang berbagi
Kita menonton jadi saksi
Bahwa motivasi jadi anestesi
Sukses katanya di tangan kita
Pada dasarnya kita hanya ingin hidup bahagia
Menjadi biasa saja tak mengapa
Ambil peran secukupnya
Karena umur hanyalah angka
Bukan tanda, tua muda bukan jadi penentunya
Bukankah?
Ada cerita tanpa suka
Cinta cita faktor bahagia
Nikah katanya agar lancar semuanya
Padahal kita gak tau apa di baliknya
Ada yang umur belia anak dua
Punya rumah hidup bahagia
Apakah semua harus sepertinya?
Mungkin saja, mungkin juga sukses kita di kepala
Lima harus terima