biem.co – Efek Rumah Kaca (ERK) rekam ulang dan aransemen lagu sapa pra bencana di album Sekuel Detik Waktu #2. Candra Darusman, Signature Music Indonesia dan Demajors merilis album kompilasi yang menampilkan karya-karya Candra Darusman: seorang musisi, pencipta lagu, penyanyi dan pemerhati hak cipta Indonesia.
Kompilasi ini mengedepankan Efek Rumah Kaca melalui lagu ‘Sapa Pra Bencana’. Lagu ini diciptakan Candra Darusman dengan lirik yang ditulis oleh Joeliardi Soenendar, direkam pertama kali oleh grup vokal Chaseiro di album Pemuda, 1980.
‘Sapa Pra Bencana’ menjadi single ke lima sebagai penanda perilisan album Detik Waktu #2: Perjalanan Karya Cipta Candra Darusman. Album yang berisi 12 karya cipta Candra Darusman merupakan sebuah ‘sekuel’ (kelanjutan) dari album bertajuk Detik Waktu: Perjalanan Karya Cipta Candra Darusman yang sebelumnya dirilis pada tahun 2018 dan berhasil meraih dua penghargaan di AMI Awards sebagai “Album Terbaik Terbaik” dan “Album Pop Terbaik”.
“Sebuah penyajian yang mengejutkan sekaligus menyenangkan dari Efek Rumah Kaca. Lagu ‘Sapa Pra Bencana’ ini aslinya direkam dengan balutan irama latin dan sudah menjadi ‘pakem’ yang sulit untuk diubah. Namun, lagu ini berhasil mendapat nyawa dan warna aransemen baru yang memberi kedalaman makna baru dan berhasil membuat syair lagu yang bermuatan kritik sosial ini tetap berbicara,” ungkap Candra Darusman menyatakan kepuasannya atas rekam ulang yang dilakukan dan diaransemen oleh Efek Rumah Kaca.
Sapa Pra Bencana adalah lagu kritik sosial yang mendahului zamannya dan merupakan salah satu lagu favorit bagi penggemar Chaseiro/Candra Darusman dengan irama latinnya yang menancap di benak.
“Ajakan Panji Prasetyo (produser eksekutif, red) Detik Waktu #2: Perjalanan Karya Cipta Candra Darusman untuk merekam lagu ini langsung kami terima dengan semangat dan penuh perhatian dalam menjaga ‘ruh’ pada lagu tersebut,” ungkap Cholil dari Efek Rumah Kaca.
Lagu ‘Sapa Pra Bencana’ pun menjadi rekaman perdana dari formasi paling anyar Efek Rumah Kaca yaitu Cholil Mahmud (vokal & gitar), Reza Ryan (gitar), Poppie Airil (bass) dan Akbar Bagus (drum). Band ini tidak lagi trio namun resmi tampil dalam formasi kwartet.
Proses panjang pembuatan album yang diinisiasi oleh Panji Prasetyo, Candra Darusman, dan Nikita Dompas di awal pandemi 2020 ini, juga dikerjakan bersama sederet penata musik terbaik seperti Nikita Dompas, Adra Karim, Ricky Lionardi, Irsa Destiwi, Sri Hanuraga, Dipha Barus, Efek Rumah Kaca, dan musisi elektronika Rino Darusman, putra dari Candra Darusman. Tidak hanya merekam ulang lagu-lagu Candra Darusman yang pernah direkam sebelumnya namun juga merekam dua karya terbaru yang berjudul ‘Waktuku Hampa’ dan ‘Perjumpaan Kita’.
“Karena Candra Darusman adalah seorang musisi jazz, maka kami menerjemahkan musik jazz tersebut ke dalam beragam warna,” jelas Nikita Dompas, salah satu pengarah musik di Detik Waktu #2: Perjalanan Karya Cipta Candra Darusman.
Lagu-lagu di album menampilkan tekstur vokal dan suara yang beragam dari Ardhito Pramono, Dian Sastrowardoyo, Vira Talisa, DIRA, Efek Rumah Kaca, Sandhy Sondoro, Morad, Oslo Ibrahim, Natasya Elvira, KaraMia, Agustin Oendari, Puspallia Panggabean, Rifan Kalbuadi, Ghazi Darusman hingga tiupan brass section dari SNYW Big Band. (Bund Wesser)