**
Saya pernah menceritakan hal ini kepada Ibu dan menanyakan apa maksud dari teriakan-teriakan lelaki itu, tapi ibu hanya tersenyum ringan. Otak kecil saya, yang belum waktunya menelan kalimat-kalimat rumit, semakin kebingungan ketika Mameu (Bapak) mengatakan, “Maksud Yai itu, banyak orang mengira bencana sebagai anugerah dan anugerah sebagai bencana. Begitu banyak orang yang berpikir sedang melakukan sesuatu yang baik, padahal yang dilakukannya adalah kejahatan.”
Jawaban Mameu tidak membuat saya mengerti, sebaliknya, membuat kepala saya semakin mendidih. Setelah dibuat mendidih oleh jawaban Mameu, saya tidak menyerah. Begitu banyak orang dewasa yang saya tanyai. Ini gara-gara rasa penasaran yang begitu besar di dalam diri saya. Sayangnya, rata-rata mereka menjawab dengan jawaban yang, lagi-lagi tidak membuat saya mengerti. Semakin banyak bertanya, saya semakin terjebak di dalam teka-teki yang menjengkelkan.
Akhirnya saya kapok juga. Saya sudah pasrah dengan pertanyaan saya sendiri dan mengganggap lelaki itu gila, beres!
Setelah itu, saya menjadi sebagaimana kebanyakan orang, tidak mau peduli lagi dengan teriakan-teriakan lelaki paruh baya itu. Setidaknya sikap tidak peduli saya membuat otak saya terasa sangat ringan. Hingga saya sendiri lupa, dalam waktu yang cukup lama, ternyata lelaki paruh baya itu tidak pernah terlihat lagi di pesawaha. Saya tidak tahu mengapa dan tidak mau lagi mempertanyakan tentangnya.
Ketika saya beranjak dewasa dan mulai mampu mengurai logika-logika yang agak rumit, perlahan-lahan saya mengoreksi tuduhan saya kepada lelaki paruh baya itu. Ia tidak gila. Kalimat yang sering ia teriakkan berulang-ulang bukan halusinasi orang gila, itu adalah luahan dari jiwanya yang gusar menyaksikan keadaan yang terus berubah tanpa kendali.
“Bencana bisa jadi adalah anugerah dan anugerah bisa jadi adalah bencana” waktu dulu Mameu menjawab pertanyaan saya begitu. Saya sering melihat orang-orang semacam ini, yang menggunakan pikiran dengan cara terbalik. Orang-orang yang membuat kerusakan berpikir sedang membangun sesuatu yang maslahat. Orang-orang yang membuat kerusuhan berteriak-teriak tentang perdamaian. Dan sekian banyak keterbalikan di bumi manusia ini.
Rasanya saya dapat menemukan sendiri jawabannya. Meski saya tidak dapat memastikan, benarkah jawaban yang saya berikan untuk menjawab pertanyaan yang saya ajukan di masa lalu? Lagi-lagi saya bertanya sendiri dan lagi-lagi saya membutuhkan kepastian.