Ditambahkan oleh Avip Priatna selaku Konduktor dan pimpinan Jakarta Concert Orchestra bahwa dirinya menyambut baik ketika pertama kali Titimangsa mengajakmya untuk terlibat dalam proses penggarapan monolog ini. “Dengan harapan dapat memberikan kekuatan yang lebih dari monolog itu sendiri, sehingga bisa lebih ‘bernyawa’. Dalam proses, saya berdiskusi dengan banyak pihak, tentunya diawali dengan latihan bersama solis yaitu Happy Salma. Kami berusaha bersama-bersama menggali berbagai kemungkinan agar tidak sekadar menyanyikan nada, tetapi lebih menggali kemungkinan-kemungkinan lain dalam berekspresi dengan menjiwai makna kata-kata yang lebih dalam. Begitu halnya proses dan dialog saya dengan paduan suara. Sebagai konduktor, saya berusaha untuk menyampaikan keindahan musik karya Dian HP dalam pertunjukan ini. Musik indah yang tidak sekadar indah, tapi ekspresif dan dalam. Hal ini yang ingin kami persembahkan kepada penonton.”
Begitu juga disampaikan oleh Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, ”Pementasan monolog Happy Salma dalam teater musikal Inggit Garnasih ini dihadirkan untuk melepas kerinduan para penikmat seni yang menantikan untuk menyaksikan pertunjukan secara langsung. Selain itu, pementasan ini juga menghadirkan rasa dan energi baru dengan berkolaborasi bersama musik orkestra dari Jakarta Concert Orchestra juga para penyanyi dan paduan suara dari Batavia Madrigal Singers. Pementasan ini menjadi jawaban untuk keinginan para pekerja seni yang sudah lama ingin menyalurkan ide dan ekspresi kecintaan mereka di atas panggung yang vakum sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia.”
Tiket pertunjukan untuk dua hari sudah terjual habis, meski kuota penonton masih 75% dari total kapasitas gedung. Hal ini memberikan kegairahan untuk teater yang selama dua tahun ini banyak diadaptasi ke dalam bentuk rekaman dan gratis. Pertunjukan ini diharapkan mampu memberi sumbangsih terhadap pertumbuhan ekosistem teater Indonesia yang lebih maju dan berkelanjutan.
“Monolog Inggit persembahan Titimangsa adalah pentas yang harus disaksikan oleh banyak orang, tidak hanya karena jalan ceritanya, tapi juga karena pementasan kali ini hadir dalam bentuk teater musikal, terlebih naskahnya digarap oleh seorang perempuan. Ini akan menjadi sebuah suguhan yang menarik dan bagaimana pentas ini menemukan jodohnya untuk hadir saat ini adalah proses yang sangat saya syukuri. Saya belajar banyak dari proses ini semua,” jelas Marsha Timothy selaku ko-produser pertunjukan mengungkapkan,
Pementasan ini juga didukung oleh BRI Private, Ciputra Artpreneur, Direktorat Perfilman Musik dan Media Kemendikbud Ristek RI, Plataran Canggu Resort and Spa, Sariayu Martha Tilaar, Warisan Budaya Indonesia, The Resonanz dan KawanKawan Media. Serta didukung oleh rekanan media Harper’s Bazaar, Her World, Radio Brava, Detik.com, Tatler Indonesia, Liputan6.com, Kapanlagi.com dan Fimela.com
“Ini adalah hal yang menggembirakan bagi kami untuk menyaksikan pementasan monolog secara langsung oleh Happy Salma dalam teater musikal yang mengangkat kisah Inggit Garnasih. Kami memberikan apresiasi tinggi kepada para pekerja seni di Indonesia yang telah mempersembahkan karya terbaiknya. Kami berharap agar pementasan seni seperti ini bisa sering dilakukan agar dapat mengobati rasa rindu bagi sebagian orang yang ingin menyaksikannya secara langsung,” ungkap Indah Catur Agustin, founder Sleepbuddy. (Bund Wesser)