SkriptoriaTerkini

Menapak di Jejak Masa Banten Art Community

Karya berikutnya yang saya nikmati adalah karya Maek Maranos bertajuk “Mulus Modern” dan “Pesta Muludan”. Keduanya merupakan gambar bercerita. Mainan warna dan nuansa melalui penggambaran tokoh berupaya menceritakan sesuatu. Tetapi saya tidak dapat mendeskripsikan dan memaknai keduanya, karena saya lupa, gambar mana yang “Mulus Modern” dan mana yang “Pesta Muludan”. Saya kesulitan mengingat karena di dua gambar itu, sama ada bunga, yang saya curigai sebagai bunga telur khas muludan. Nuansa kedua gambar itu juga memungkinkan sebagai gambaran “pesta”. Di satu gambar berisi sosok 3 gadis yang riang gembira menggendong bakul berisi bunga dengan latar perahu berbunga, sementara di gambar yang satunya tampak aktivitas masyarakat di sebuah kota sedang bergembira di antara bunga, orkes, dan gapura Banten Lama.

Pengunjung terus berdatangan. Saya sudah sampai di sudut kanan ruangan kedua yang dibatasi oleh dinding berpintu dari ruangan pertama. Di sudut itu saya menemukan karya Asrofiyah yang bertajuk “Perjalanan Malam” dan “Terbaik”. Saya menikmati karya kaligrafinya. Mainan huruf arab di dalam perpaduan warna yang memanjakan mata. Hanya saja, saya tidak dapat bergerak terlalu jauh untuk dapat mendalami karya-karyanya. Saya betul-betul tidak pernah bersentuhan dengan seni yang satu ini. Kiranya hal terbaik yang saya dapati dari karya-karyanya adalah kesadaran bahwa selepas dari pameran, saya perlu mempelajari hal-ihwal kaligrafi.

Begitu berkelindan. Begitu menggugah. Begitu mendebarkan. Begitulah perasaan saya. Semuanya bermuara pada kegembiraan. Saya juga gembira mengingat masa-masa awal Banten Art Community ada, bergerak, dan bertumbuh. Dari ruangan pertama hingga ruangan kedua, pikiran dan jiwa saya terpuaskan di antara beberapa hal yang tidak sepenuhnya dapat dimengerti. Dibandingkan pameran-pameran sebelumnya, pameran “Jejak Masa” menampilkan sesuatu yang lebih matang dan masing-masing perupa rupanya telah cukup ajeg pada pilihan bentuk kekaryaannya. Dalam kepuasan, saya melangkah keluar. Sekilas pandang mata saya meminadi kembali puluhan karya yang telah saya akrabi sambil mengakrabi kembali ingatan saya tentang Banten Art Community.

Banten Art Community

Banten Art Community, merupakan salah satu komunitas seni rupa termuda di Banten saat ini. Disepakati untuk dibentuk pada tahun 2017. Bermula dari pertemuan antara satu dengan yang lain dalam berbagai kegiatan. Pertemuan-pertemuan itu menjadi lebih intens dari waktu ke waktu sehingga melahirkan kegelisahan yang lebih. Kegelisahan tentang adanya suatu kumpulan yang dapat menjadi tempat untuk saling asah, asih, dan asuh.

Di Banten sesungguhnya sudah cukup banyak perkumpulan para perupa, atau yang lazim disebut komunitas, tapi mereka belum memiliki keinginan untuk bergabung. Sebab tentang keberadaan komunitas bukan hanya tentang ruang yang dapat dihuni, melainkan juga tentang ide hunian, karakter-bentuk yang mencerminkan penghuninya. Sadar akan hal itu, sebagai orang-orang yang memiliki minat dan bakat yang sama juga kebutuhan yang tidak berbeda, mereka mulai mewacanakan tentang pembentukan komunitas.

Editor: Muhammad Iqwa Mu'tashim Billah
Previous page 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Next page

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button