biem.co – Sebagai organisasi yang sudah berjalan delapan tahun, Istana Belajar Anak Banten (Isbanban) tentu saja berharap kedepannya bisa menjadi suistainability organization, yaitu organisasi yang berkelanjutan dalam menjalankan setiap program kerja sesuai dengan visi dan misi organisasi yang sudah ditetapkan, dan untuk memanjangkan usia organanisasi itu diperlukan orang-orang yang mau terus membersamai kebaikan. Walaupun masa pandemi ini membuat gerak menjadi serba terbatas, Isbanban dengan cara apapun akan berusaha beradaptasi untuk bisa terus memberikan dampak baik kepada anak-anak lebih banyak lagi diberbagai pelosok Desa di daerah Banten. Itu kenapa membersamai kebaikan dari Isbanban menjadi taglinenya tahun ini.
Membersamai kebaikan dari Isbanban menjadi cita-cita yang kemudian membuat Founder Isbanban Foundation bernama Panji Aziz Pratama benar-benar serius mempersiapkan para relawannya untuk menjadi Leader yang akan meneruskan tongkat kepemimpinan di organisasi nirlaba tersebut. Setiap tahun Isbanban tidak hanya mendidik anak-anak muda menjadi volunteer saja, tetapi juga memberikan kesempatan kepada mereka para volunteer untuk dididik menjadi leader. Program pelatihan kepemimpinan ini dilaksanakan berjalan kurang lebih selama 4 bulan, seperti yang terakhir pada tahun 2020 misalnya, merupakan i-Leads gelombang (wave) ke-2 dengan peserta sekitar 25-30 orang hasil dari seleksi internal.
Mereka belajar secara intens dengan mentor-mentor terbaik yang dihadirkan oleh Isbanban, harapannya dari program tersebut akan lahir leader-leader baru yang lebih mampu dan lebih percaya diri untuk memimpin. Dikatakan oleh Panji bahwa Isbanban tidak akan bertahan lama kalau hanya mendidik mereka menjadi para volunteer saja, tapi Isbanban akan terus dibersamai kebaikan kalau memiliki leader-leader baru yang mau melanjutkan program kebaikan ini. Dan salah satu dampak regenerasi di Isbanban berjalan dengan baik adalah dengan terpilihnya Shofan Amirudin sebagai Manager Director yang baru per Januari 2020.
Shofan adalah relawan Isbanban yang sudah bergabung sejak tahun 2016 sebagai pengajar di salah satu chapter yaitu di Tangerang Selatan. Kontribusinya yang sangat baik untuk adik-adik yang dibinanya membuat Shofan dipercaya menjadi project officer di daerah tersebut. Shofan membuat banyak kemajuan, programnya berjalan dengan baik dan volunteernya pun menjadi lebih aktif. Prestasi ini yang kemudian membawa Shofan dipercaya menjadi Program Manager, memegang delapan wilayah di berbagai Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten. Banyak progres positif yang dilakukan oleh Shofan, sehingga kemudian Panji merasa sudah saatnya Isbanban melakukan re-generasi kepemimpinan.
Dari hasil kajian dan musyawarah, Shofan dianggap sebagai relawan Isbanban yang paling memenuhi syarat karena sudah tahu Isbanban dari awal dan sudah tahu dari akar rumputnya. Shofan paham betul bagaimana menghadapi anak didik atau adik binaan, sampai ketika ditarik di management Isbanban, Shofan sangat paham harus bagaimana meleading seseorang. Beberapa pertimbangan itu yang kemudian menjadi salah satu alasan untuk menetapkan Shofan menjadi Managing Director Isbanban yang baru. Ini menarik karena di beberapa organisasi dan beberapa komunitas sejenis masih menganut adanya Leader sentris, maksudnya orang yang diatasnya itu-itu saja, tidak mau turun dan tidak mau juga diturunkan.
Memang perlu keberanian untuk mendelegasikan tugas dan tanggung jawab khususnya di level leader kepada orang lain, menurut Panji alasan terbesar Isbanban melakukan regenerasi adalah karena Isbanban ingin memberikan dampak yang lebih panjang, sementara Panji merasa tidak ada yang menjamin akan selamanya ada di Isbanban, faktor usia adalah rahasia Allah misalnya, kemudian soal rencana hidup yang tidak pernah tahu akan seperti apa ke depannya. Tapi yang paling diharapkan oleh Isbanban adalah do’a panjang umurnya karena dengan panjang umurnya itu berarti Isbanban dapat menyiapkan orang-orang yang juga siap memanjangkan umur Isbanban.
Dikatakan oleh Panji bahwa organisasi non profit itu harus di isi dan dipenuhi oleh anak-anak muda yang siap untuk jadi leader, seperti di Isbanban siapapun nanti Managing Director berikutnya harus siap. Karena itulah cara satu-satunya supaya Isbanban dan mungkin organisasi yang lain lebih panjang umur, lebih panjang kebaikannya dan bisa terus memberi dampak.
Panji yang saat ini juga sibuk bekerja sebagai Program Coordinator di Tanoto Foundation awalnya juga tidak menyangka bisa bertahan sampai delapan tahun, tapi kuncinya adalah keinginan memiliki satu organisasi yang basisnya kekeluargaan, dimana isinya relawan-relawan yang merupakan keluarga baru, yaitu keluarga Isbanban, bahkan Isbanban menjadi rumah kedua mereka untuk pulang. Jadi kalau mau ikut Isbanban itu berarti harus siap untuk punya keluarga baru dan dari situlah sepertinya Isbanban masih bisa bertahan, walaupun dengan banyak tantangan, salah satunya adalah calon relawan yang mendaftar dengan beragam tujuan.
Pernah juga terjadi di satu daerah pada saat rekrut volunteer Isbanban, ada calon relawan yang bertanya apakah kegiatan Isbanban ini didanai oleh pemerintah, lalu bagaimana nanti mekanisme relawan berangkat ke desanya, didanai atau tidak, uang bensinnya darimana, dan banyak lagi pertanyaan pragmatis lainnya. Untuk itu Isbanban sangat menekankan bagi mereka yang ingin bergabung menjadi relawan di Isbanban harus dengan hati yang benar-benar terbuka, dan harus meluruskan dulu niatnya.
Diceritakan oleh Panji, waktu pertama membangun Isbanban pada tahun 2013, awalnya Isbanban tidak melakukan seleksi kepada calon relawan yang ingin bergabung, langsung diterima saja. Namun seiring dengan berjalannya waktu, di tahun Isbanban merasa banyak calon relawan yang ingin bergabung dengan niat yang berbeda-beda. Ada yang ingin eksis, ada yang ingin mendapatkan panggung, atau ada juga yang hanya ingin menghiasi feed instagramnya supaya keren setiap hari minggu ngajar anak-anak di Desa, bahkan ada juga yang mensiasati ini sebagai salah satu cara mereka untuk mendapatkan beasiswa ke luar negeri misalnya karena ada pengalaman volunteering, dan lain-lain.
Padahal Isbanban berharap mereka yang ingin bergabung adalah mereka yang pure ingin berbagi. Inilah yang kemudian pada tahun kelima Isbanban mulai mengadakan seleksi, walaupun yang daftar waktu itu hampir 500 orang, tapi Isbanban hanya menerima yang benar-benar memiliki niat yang lurus. Salah satu cara menyeleksinya adalah memakai case study misalnya bagaimana cara mereka mengajar, bagaimana kalau tidak punya uang terus harus mengajar, dan seterusnya. Jawaban-jawaban itulah yang kemudian membuat Isbanban bisa yakin mana calon relawan yang benar-benar tulus mau mengajar dan mana yang tidak. Dengan cara itu dari 500 pendaftar yang bisa bergabung dengan Isbanban hanya 100 sampai 120 orang saja.
Selain soal regenerasi, Isbanban juga terus mencoba melakukan scale up pada program-program yang dilakukan sepanjang tahun, misalnya saat ini Isbanban sedang membuat campaign menggalang dana untuk program beasiswa adik-adik binaan yang punya mimpi dan semangat belajar yang tinggi tapi terkendala biaya. Lewat kitabisa.com Isbanban ingin mendukung agar sekolah mereka bisa lanjut sampai kuliah. Biasanya crowdfunding seperti ini memungkinkan semua orang untuk membantu mulai dari Rp 10.000,- dan seterusnya. Tahun 2019 lalu tercatat Isbanban mendapatkan crowdfunding yang cukup untuk bea siswa sekolah sebanyak 45 anak sampai dengan kuliah, beberapa diantaranya sudah ada yang masuk kampus juga seperti IPB, Undip dan Untirta. Beberapa ada juga yang masuk di Universitas Swasta. Semua beasiswa itu dimulai dari SMA kelas 2 dan 3.
Menutup paparannya, Panji mengatakan suksesnya Isbanban sampai dengan hari ini tidak terlepas dari adanya bantuan dan support dari banyak pihak. Kolaborasi dengan beberapa stakeholder adalah Pentahelix Model yang dipakai Isbanban selama ini, kolaborasi-kolaborasi hebat pun dilakukan dengan berbagai macam orang yang bekerja di media, pemerintahan, korporasi, dan sebagainya. Tahun 2019 Isbanban bekerjasama dengan gojek, dalam hal galang dana campaign bea siswa, tahun 2020 kerjasama dengan Ninja Express, mereka memberikan bantuan donasi dan CSR untuk pengembangan taman baca. Dari sisi pemerintah Isbanban juga kerjasama dengan Baznas dalam hal zakat pendidikan, dan kerjasama dengan korporat Men’s Republik untuk membagikan sepatu buat adik-adik binaan yang ada di Banten. Besar harapan Panji dengan adanya kolaborasi, program-program membersamai kebaikan dari Isbanban akan semakin berdampak dan semakin luas dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. (Red)