Irvan HqKolom

Terima Kasih Pembaca Setia biem.co

biem.coPembaca setia yang berbahagia, setelah melalui beberapa kali pertemuan, beberapa kali diskusi, beberapa kali berguru dan menimba pengalaman kepada yang lebih senior dan lebih berpengalaman dibidangnya, serta beberapa kali riset, akhirnya pada tanggal 26 April 2015 kami sepakat membulatkan tekad untuk menjalankan sebuah Misi yang kami beri nama Ekspedisi Mount Everest. Sebuah misi perjalanan panjang yang membutuhkan energi, kesabaran, komitmen, dan keseriusan untuk membawa api semangat bernama biem.co agar tidak padam dan tetap menyala sampai ke puncaknya.

Ada dua alasan kenapa kami memilih nama Ekspedisi Mount Everest sebagai misi perjalanan kami:

Yang pertama, Gunung Everest terletak di puncak Pegunungan Himalaya yang merupakan titik tertinggi di bumi yaitu 8.849 meter di atas permukaan laut. Tingkat oksigen di sana sangat rendah, bersuhu sangat dingin, memiliki cuaca yang tidak dapat diprediksi dan medannya sangat berbahaya. Beberapa negara terkemuka seperti Inggris dan Swiss berulang kali memberangkatkan tim ekspedisi trerbaiknya untuk mendaki Everest, namun upaya tersebut masih belum membuahkan hasil, badai yang mengamuk dan berbagai rintangan lainnya memaksa mereka untuk kembali. Mount Everest menjadi impian tertinggi para pendaki untuk mencapai puncaknya.

Yang kedua, sampai pada akhirnya pendaki Selandia baru Edmund Hillary dan Sherpa Nepal Tenzing Norgay menjadi pendaki pertama yang berhasil mencapai puncak Gunung Everest. Jurang yang terjang, bongkahan batu dan es yang curam dengan permukaannya yang ekstrim berhasil ditaklukannya, padahal dalam pendakiannya saat itu, sedikit saja kesalahan yang dilakukan akan berakibat mematikan.

Bukan hanya semata-mata tentang kesuksesan Edmund Hillary yang disambut suka cita dan dianugerahi gelar Ksatria oleh Ratu Elizabeth II. Tetapi lebih kepada cerita kebesaran hati Tenzing Norgay, seorang pemandu dari Nepal yang sering mendampingi para pendaki, bahkan sebelumnya Tenzing pernah hampir mencapai puncak saat menjadi pemandu untuk pendaki tim ekspedisi Swiss bernama Raymonda Lambert, mereka terpaksa turun karena kehabisan persediaan.

Sebagai seorang Sherpa yang profesional bisa saja Tenzing Norgay menjadi orang pertama yang menginjakkan kaki di puncak Gunung Everest, tetapi itu tidak dilakukannya, ia tahu itu bukan mimpinya, tugasnya adalah mewujudkan mimpi Edmund Hillary menjadi orang pertana yang menginjakkan kakinya di puncak Everest. Beberapa langkah menjelang mencapai puncak, Tenzing Norgay bergeser dan mempersilahkan Edmund Hillary untuk menginjakkan kakinya terlebih dahulu di puncak. Pantang menyerah, Selalu mengikuti apa kata hati nurani dan Selalu berusaha membantu orang lain untuk menggapai mimpinya. Sukses dengan cara membuat orang lain lebih sukses dari kita, Bahagia melihat orang lain bahagia dan Memiliki rasa hormat kepada siapa pun adalah pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari seorang Tenzing Norgay.

Kedua alasan itulah yang kemudian menginspirasi kami untuk melakukan hal yang sama, membangun mimpi-mimpi kami setinggi mungkin dengan cara mendorong orang lain untuk mewujudkan mimpi-mimpinya. Sebuah buku berjudul Your Thinking Determines your Success menceritakan bagaimana kesuksesan itu tidak hanya dipengaruhi oleh kecerdasan dan kualitas emosi semata, tetapi juga banyak ditentukan oleh sejauh mana kemampuan kita untuk beradaptasi mengatasi setiap tantangan dan rintangan yang menghadang di sepanjang perjalanan.

Dalam proses pendakian itu, tentu saja tidak akan selalu berjalan mulus. Berbagai persoalan baik itu yang datang dari dalam maupun dari luar berkali-kali membentur dan menggoncang kami secara tidak di duga. Kondisi cuaca sangat ekstrim, tanpa aba-aba petir menyambar, pagi langit terlihat cerah tetapi siangnya sudah gelap gulita, badai pun menggoncang berusaha memporak pondakan tim ekspedisi kami yang cukup solid. Menurut Paul G. Stolz dalam bukunya Adversity Quotient ada tiga tipe pendaki yang digolongkan sebagai The Quitter, The Camper dan The Climber.

The Quitter, adalah tipe pendaki yang gampang menyerah. Mereka adalah orang-orang yang apabila menghadapi kesulitan akan memilih keluar, menghindar dan mundur. Mereka akan mencari pembenaran bahwa mendaki gunung itu sangat berbahaya, banyak rintangan dalam perjalanan, kesulitan makan, kelelahan dan sejumlah alasan lainnya yang dihasilkan dari pikirannya yang negatif, yang justru akan melemahkan mereka sendiri dari awal. Mereka akan meninggalkan impian mereka dan mengambil jalan yang lebih mudah.

The Camper, adalah tipe pendaki yang suka berkemah. Mereka memang tidak menyerah di awal, mereka akan terus mendaki dan terus berjalan. Tipe pendaki seperti ini terlalu santai mengghadapi sebuah tantangan, mereka akan berhenti di perjalanan dan berkemah di dataran tinggi yang rata serta nyaman untuk menghindari kesulitan. Tipe pendaki seperti ini seringkali ragu dan akhirnya menyerah karena tidak sanggup menanggung beban dan rintangan lainnya, mereka tidak akan mencapai puncak karena merasa sudah melaku kan yang terbaik dan puas dengan apa yang telah mereka peroleh.

The Climber, adalah pendaki sejati. Selalu antusias pada saat melihat tantangan mendaki gunung, Walaupun perjalanan terasa berat, mereka akan terus mencoba dan bersabar. Apabila jatuh, mereka akan bangun lagi, apabila gagal, akan mencoba lagi, mereka akan terus melanjutkan pendakian hingga selesai. Segala kekurangan dan kemalangan tidak akan menyurutkan mereka untuk berhenti karena bagi orang tipe seperti ini, pendakian adalah sebuah proses yang perlu dijalani.

Pembaca setia yang berbahagia, tujuh tahun sudah tim ekspedisi Mount Everest menempuh perjalanan, bukan soal bagi kami sampai atau tidaknya nanti ke puncak gunung, tetapi kami memiliki keyakinan, semakin tinggi mendaki, semakin indah dan luas serta mempesona pemandangan dan pengalaman yang bisa dibagi kepada pembaca setia biem.co. Kami ingin seperti Gunung Everest, dimana semakin bertambah usianya, semakin banyak antrian pendaki yang ingin menuju puncak. Hingga saat ini sudah lebih dari 5.000 orang yang berhasil mencapai puncak Everest, begitu juga dengan mimpi-mimpi kami, diantaranya adalah ingin melihat suatu saat Provinsi Banten akan penuh sesak oleh antrian anak-anak muda yang berprestasi.

Sebagai penutup, saya selalu teringat akan pesan dari guru saya, Nugroho Adi Hartono. Bahwa kita semua haruslah memiliki DNA juara 1 mutlak, yang sanggup menghadapi setiap tantangan dan rintangan, bahkan yang datang tak terduga dan belum pernah terfikirkan sebelumnya. Kalau kita berhasi, pandanglah kaca dari jendela, siapa tahu diluar sana ada orang lain yang mempunyai andil atas keberhasilan kita. Tetapi apabila kita gagal, pandanglah cermin, siapa tahu ada kekurangan kita yang tidak terlihat yang menyebabkan kita gagal, kemudian perbaikilah kekurangan itu. Terima kasih pembaca setia biem.co yang selama ini telah membersamai tumbuh kembang kami. Tanpa pembaca setia, kami bukanlah apa-apa. Bahagia dan sehat sehat selalu untuk kita semua. (red)

Tentang Penulis

Irvan Hq – CEO biem.co

Editor: Muhammad Iqwa Mu'tashim Billah

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button