Meski dalam perkembangannya tentu saja akan terjadi berbagai proses interaksi yang akan melahirkan kompromi yang maujud dalam berbagai pranata atau sistem tata kelola sosial. Akumulasi interaksi makna dapat dilahirkan dari mekanisme kompetisi, kolaborasi, atau silaturahmi yang diperantarai oleh model-model komunikasi. Di mana model-model komunikasi ini tentu saja dikonstruksi oleh berbagai elemen dan faktor yang saling berkontribusi dan mengakomodir berbabagi fungsi. Pendekatan linguistik, semiotik, antropologi, sampai psikologi menjadi elemen yang terintegrasi dalam model komunikasi.
Menurut Sereno dan Mortensen, suatu Model Komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Tentu saja dalam hal ini termasuk di dalamnya simbol, bahasa, dan juga infrastruktur yang menjadi prasyarat dapat terjadinya koneksi yang memfasilitasi proses komunikasi. Maka secara teoritik proses komunikasi itu menurut Harold Lasswell merupakan teori yang menjelaskan tentang cara yang terbaik untuk menerangkan terjadinya proses komunikasi. Secara aksiologis teori komunikasi itu adalah teori yang dapat menjawab pertanyaan : Who, says What, In Which Channel, to Whom, With What Effect (Siapa Mengatakan Apa Melalui Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa). Efek komunikasi inilah yang kemudian saling berkelindan dengan kepentingan. Ada motif dan strategi, ada modulasi dan manipulasi, ada pula persoalan integritas dan pencitraan yang kemudian dielaborasi menjadi berbagai mekanisme yang mengatur relasi dan perancangan serta penyampaian pesan, lengkap dengan pengukuran efektifitas serta impact yang dihasilkan.
Kembali ke soal waktu dan konsep relativitas, yang dipenuhi dengan ketidakpastian, nah komunikasi pun dapat menjadi salah satu upaya untuk mereduksi situasi tersebut. Ada teori uncertainty reduction atau teori pengurangan ketidakpastian yang membahas mengenai strategi untuk mengurangi ketidakpastian kognitif dan perilaku dengan pencarian informasi melalui komunikasi dengan orang lain.
Sejalan juga dengan prinsip ketidakpastian Heisenberg di ranah fisika kuantum. Di mana menurut Heisenberg hasil pengukuran mutlak dalam setiap pengukuran kuantum itu tidak ada. Semua dinamis dan serba tidak pasti, alias bergantung pada banyak hal sebagai syarat dan kondisi. Seperti bonus yang banyak dijanjikan oleh produk-produk tertentu, ya? Di mana selalu ada klausul kecil di iklannya yang berbunyi: syarat dan ketentuan berlaku, jika sudah menyangkut soal bonus atau keuntungan yang dijanjikan sebagai iming-iming bagi calon konsumen untuk membeli produknya.
Maka sebagai simpulan sementara, hidup yang banyak kebutuhan untuk memastikan banyak ketidakpastian justru membutuhkan kemampuan untuk menerima kenyataan bahwa kita sebagai manusia memang berada dalam posisi untuk tidak dapat memastikan. Kapasitas kita hanyalah berupaya mengoptimasi potensi untuk dapat mendekati prinsip kepastian, antara lain dengan menjaga proses dan menemukan solusi inovatif yang dapat menghadirkan cara yang paling efektif dalam pemenuhan kebutuhan. Selebihnya belajar ikhlas dalam berlaku sabar, serta penuh syukur saat menerima apa yang telah menjadi ketetapan, adalah pilihan sikap hidup yang indah, untuk tetap amanah dan istiqomah dalam menikmati hidup yang akan selalu dibatasi oleh ruang dan waktu, juga rindu. (red)