TANGERANG, biem.co — Pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 diharapkan menjadi babak baru untuk semua industri. Begitu juga dengan PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten).
Walaupun dalam kondisi pandemi, Bank Banten dengan dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Banten selaku pemegang saham masih mampu terus melakukan pertumbuhan bisnis hingga saat ini. Ekonomi Banten yang terus bertumbuh dipercaya akan dapat meningkatkan kinerja serta profitabilitas perseroan.
Direktur Utama Bank Banten, Agus Syabarrudin mengatakan, perekonomian Banten memiliki potensi besar dalam beberapa tahun ke depan. Pada tahun 2022, postur APBD akumulatif Provinsi pada kabupaten/kota mencapai Rp40 triliun, dengan proyeksi pertumbuhan diharapkan mencapai 5,5 persen.
“Akselerasi perekonomian Banten dapat terlihat dari berbagai proyek prioritas nasional, seperti KEK Tanjung Lesung, Tol Serang-Panimbang, Tol Serpong-Balaraja, Kawasan Industri terpadu Wilmar, serta fase III MRT yang terbentang dari Cikarang-Balaraja,” kata Agus dalam sambutannya pada acara Public Expose Bank Banten, Senin (27/12/2021).
Ia mengungkapkan, saat ini pihaknya sedang menyusun berbagai langkah strategis yang akan dilakukan pada tahun 2022, yaitu dengan manajemen target audience, serta berfokus di market primer perseroan, yakni regional Banten.
“Di tahun 2022 saya yakin akan menjadi turning point bagi perseroan, dan kami menargetkan terjadinya hypergrowth,” ucapnya.
Agus menjelaskan, Bank Banten bersama Komisi III DPRD Provinsi Banten tengah menyiapkan Ekosistem Keuangan Daerah (EKD). Jika ekosistem keuangan daerah antara Pemda serta segenap pelaku usaha di Banten terkelola dengan baik, maka akan memberikan dampak yang signifikan untuk optimalisasi PAD dan memberikan lebih banyak keleluasaan untuk melakukan pembangunan di Banten.
“Berbagai proyek prioritas nasional yang terus bertumbuh di Banten akan menjadi fokus kami dalam menggenjot aspek bisnis perseroan. Bauran antara audience retail, UMKM dan korporasi yang masih sangat potensial akan menjadi andalan untuk mencapai target penyaluran fasilitas pemiayaan baru. EKD akan menjadi salah satu engine utama kami dalam mengejar target pertumbuhan yang hyper growth. Selain itu, perseroan akan terus berupaya mencapai target rasio-rasio keuangan, serta mengejar aspek permodalan yang disyaratkan oleh OJK dapat terpenuhi,” ujarnya.
Ia menambahkan, Bank Banten mencatat total aset per 30 September 2021 sebesar Rp7,21 triliun, meningkat dari posisi pada akhir Desember 2020 sebesar Rp5,53 triliun. Dana pihak ketiga tumbuh Rp1,19 triliun dalam rentan waktu lebih kurang 5 bulan, dari Rp2,53 triliun per April 2021 menjadi Rp3,72 triliun per September 2021.
“Kredit per September 2021 mencapai Rp3,15 triliun naik sebesar Rp680 miliar atau setara 27,5 persen dari posisi Juni 2021 senilai Rp2,47 triliun. Adapun inferest income per 30 September 2021 mencapai Rp209,8 miliar, naik sebesar Rp78,6 miliar atau setara 60 persen dari posisi Juni 2021 senilai Rp131,2 miliar. Adapun fee based income per tanggal 30 September 2021 mencapai Rp23,9 miliar atau naik Rp11,2 miliar atau setara 89 persen dibandingkan posisi bulan Juni 2021 (Q2) sebesar Rp12,7 miliar,” pungkasnya. (sd)