Inspirasi

Kata Seorang Guru tentang Sistem Pendidikan Hybrid

KOTA SERANG, biem.co – Saat ini, guru dituntut untuk mampu melaksanakan sistem pembelajaran baru, yaitu hybrid learning (sistem kombinasi antara pembelajaran jarak jauh dan pembelajaran tatap muka).

Belajar daring memiliki banyak kekurangan, terutama bagian terkendalanya koneksi jaringan dan juga kurang maksimalnya pembelajaran yang disampaikan, sehingga banyak murid yang merasa belum cukup dalam pemahaman materi.

Hybrid learning mulai dilakukan oleh beberapa sekolah, salah satunya yaitu MTs Negeri 1 Kota Serang. Meskipun masih belum sepenuhnya belajar secara tatap muka, tetapi guru mampu memberikan yang terbaik untuk muridnya sehingga pemahaman materi dapat tersalurkan dengan baik.

Seorang guru dari MTs Negeri 1 Kota Serang, Mela Asmiyati selaku Guru Bahasa Inggris menceritakan pengalamannya selama proses pembelajaran sistem baru yang terjadi saat ini.

Mela mengatakan, sistem hybrid learning ini dinilai kurang efektif dan kurang maksimal, baik dari segi internal maupun eksternal.

“Salah satunya adalah kurangnya SDM yang menunjang pembelajaran saat daring ini, karena masih ada beberapa orangtua yang kurang mampu untuk membiayai anaknya unutk belajar daring, seperti tidak memiliki gadget ataupun jaringan yang kurang mendukung,” kata Mela, Kamis (25/11/2021).

Selain itu, lanjut Mela, sisi internalnya terdapat pada masih banyaknya guru yang belum menguasai dunia gadget, sehingga dalam pemberian tugas via daring dinilai monoton karena masih berupa pemberian materi/tugas berupa foto.

“Sisi eksternal juga dapat berupa kemalasan terhadap anak-anak, sehingga banyak murid yang malas belajar secara daring tetapi memilih untuk bermain, adakalanya juga menyebabkan orangtua menjadi sulit untuk membimbing anak mereka, hal ini sangat berpengaruh terhadap konsen anak-anak selama di rumah,” ujarnya.

Di momen Hari Guru yang diperingati setiap 25 November, Mela berharap adanya perubahan kembali terhadap sistem pembelajaran di Indonesia secara normal, agar anak-anak dapat mendapatkan ilmu yang bermanfaat secara maksimal.

“Dan untuk semua guru diharapkan lebih meningkatkan kembali kualitas agar lebih kompeten dalam mengajar di era abad 21 ini dengan mengusung pembelajaran 4C, yaitu collaborative, creative, communicative, dan critical thinking,” pungkasnya. (red)


Ditulis oleh Siti Isnaeni Mustafiah, Mahasiswa KKP Unsera.

Editor: Yulia

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button