Kabar

LMND Desak KPK Periksa Erick Thohir dan Luhut Terkait Dugaan Bisnis PCR

KOTA SERANG, biem.co — Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Kota Serang menggelar demonstrasi mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar segera memeriksa Erick Thohir dan Luhut Binsar Pandjaitan.

Mahasiswa menyebut bahwa Menteri BUMN dan Menko Marves itu diduga terlibat dalam bisnis PCR yang belakangan ini ramai menjadi polemik di tengah situasi pandemi Covid-19.

Ketua LMND Kota Serang, Recky Pamungkas mengatakan bahwa Erick Thohir dan Luhut Binsar Pandjaitan disebut-sebut terlibat dalam kasus korupsi melalui PT GSI.

Recky menuturkan aksi mendesak KPK terkait bisnis PCR dan menyeret pejabat tinggi negara itu bukan kali pertama dilakukan oleh LMND Kota Serang saja, akan tetapi secara nasional dan di berbagai daerah turut serta melakukan hal yang sama.

“Sejak Majalah Tempo merilis hasil penelusurannya terhadap PT GSI yang memiliki relasi dengan pejabat tinggi negara; Erick Tohir dan Luhut Binsar Panjaitan melalui persekutuan bisnis maupun keluarga,” kata Recky.

“Dilaporkannya kasus ini ke KPK oleh Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA) 4 November lalu, LMND secara nasional telah mengintruksikan kepada kolektif LMND di seluruh wilayah dan Kab/kota di Indonesia untuk melakukan aksi bersama mendesak KPK segera memeriksa ET dan LBP,” tambahnya.

Sejak laporan tersebut masuk ke KPK hingga beberapa kali, kata Recky, namun hingga saat ini KPK belum sama sekali memberikan tanda-tanda akan segera mengusut kasus tersebut.

Recky menjabarkan PT GSI merupakan perusahaan swata yang dimiliki oleh Yayasan Adero Bangun Energi organisasi nirlaba di bawah PT Adaro Energy milik Garibaldi Thohir, kakak ET, serta PT. Toba Sejahtera dan PT. Toba Bumi Energi yang memiliki afiliasi dengan LBP.

“PT yang didirikan awal tahun 2020 ini membuat laboratorium umum serta memfasilitasi ‘tes PCR’ untuk mendeteksi seseorang apakah terjangkit Covid-19 atau tidak dengan berbiaya tinggi. Harga ini kerap naik turun dari mulai Rp200 ribu hingga Rp1jt,” tegas Recky.

Recky mengaku bahwa pihaknya tidak mempermasalahkan jika perusahaan swasta melakukan aktifitas bisnis. Namun jika itu memiliki relasi dengan negara atau pejabat negara, ini yang menurutnya justru harus ditentang.

“Bahaya kalau perusahaan memiliki relasi dengan negara. Sejak lonjakan Covid-19 makin meninggi kan semua aktifitas kita diperketat. Muncul berbagai kebijakan boleh keluar tapi wajib vaksin lah wajib tes PCR lah, tapi itu dengan berbiaya tinggi, ini namanya negara berbisnis dengan rakyat,” tuturnya.

Ia menyesalkan tindakan pejabat tinggi negara yang tidak manusiawi terhadap rakyatnya sendiri ditengah situasi yang sulit seperti sekarang.

“Kami sangat menyesalkan dengan tindakan pejabat tinggi negara yang tidak manusiawi terhadap rakyatnya sendiri, di saat rakyat Indonesia sedang berada di situasi yang sulit seperti sekarang pejabat malah berbisnis dengan rakyatnya,” ucap Recky.

Aksi yang mengatasnamakan ELEMENDemokrasi tersebut pun mengajukan beberapa tuntutan yang antara lain: Mendesak KPK agar segera memeriksa Erick Thohir dan Luhur B Pandjaitan; Menuntut Presiden Jokowi-Amin memberikan intruksi kepada KPK untuk memeriksa kedua pejabat tersebut; dan menuntut
agar Pemerintah menggratiskan ‘tes PCR’ bagi Rakyat.

Aksi ini diikuti oleh beberapa Kampus yang berada di Kota Serang, diantaranya Universitas Bina Bangsa, LMND UIN Banten, LMND Painan, LMND UNSERA, LMND Dwimulya dan LMND UNTIRTA aksi pun ditutup dengan tertib. (As)

Editor: Esih Yuliasari

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button