LEBAK, biem.co — Pasukan Cakra Batalyon Mandala Yudha yang dipimpin oleh Kolonel Inf Slamet mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Qothrotul Falah yang berada di Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak. Kedatangan pasukan Cakra tersebut untuk menjalin siaturahmi dan menghibur para santri yang berada di ponpes.
“Santri tidak perlu lagi didoktrin tentang kebangsaan atau cinta tanah air. Makanya kami ke sini tidak menyampaikan materi bela negara. Kalau manyampaikan materi ini, ini sama dengan menggarami lautan,” kata Komandan Batalyon Mandala Yudha, Kolonel Inf Slamet saat dihubungi biem.co, Jumat (5/11/2021).
Kolonel Slamet pun menceritakan tentang pengalaman hidupnya waktu kecil kepada para santri, jika dirinya tidak berangkat dari keluarga yang berada. Karena itu, menurutnya keterbatasan tidak semestinya menghambat keinginan untuk meraih cita-cita tertinggi.
“Saya juga dulu belajar itu penerangannya memakai lampu teplok, karena pada saat itu belum ada listrik. Karena itu, keterbatasan tidak semestinya menghambat keinginan kita untuk meraih cita-cita tertinggi. Kita harus bercita-cita yang tinggi, harus bermimpi dan insya Allah tidak ada yang mustahil untuk diraih,” ujar lelaki kelahiran Trenggalek, Jawa Timur tersebut.
Slamet juga menawari kepada para santri untuk berkunjung ke Batalyon Mandala Yudha Kostrad. Ia memperbolehkan santri main bola, futsal, outbond atau melihat kendaraan tempur.
“Semoga silaturahim ini berjalan terus dan kita semua bisa bersinergi,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Ponpes Qothrotul Falah, KH. Ahmad Syatibi Hambali mengucapkan terima kasih atas kunjungan Komandan Cakra beserta anggotanya untuk bersilaturahmi.
“Baru kali ini ada rombongan tentara ke Ponpes Qothrotul Falah. Mereka orang hebat yang setia menjaga NKRI,” kata KH Ahmad.
Ia menjelaskan, jika ada beberapa alumni dari pondok pesantren yang juga masuk menjadi tentara dan saat ini sudah bertugas di Papua.
“Jika hari ini santri dan tentara bisa duduk bersama, saling menjalin silaturahim, itu bukan hal yang aneh. Karena, tentara dan santri sudah bersahabat sejak sebelum kemerdekaan bangsa ini,” ucapnya.
KH Ahmad juga berharap agar tentara dan santri selalu bersatu. Ia menyampaikan, ketika santri lulus dari pesantren ini, pihaknya membaiat untuk taat dan patuh pada NKRI.
“Mencintai NKRI adalah fardhu ‘ain. Hubbul wathan min iman, mencintai tanah air itu sebagian dari iman, dan semoga kita bisa terus bersilaturahim dan semoga santri kami banyak yang bisa masuk TNI,” pungkasnya. (sd)