Kabar

Pandemi Paksa Pelaku UMKM untuk Manfaatkan Digitalisasi

biem.co – Kemajuan teknologi merupakan suatu yang tidak bisa dihindari, semua aspek lini aktivitas atau pun pekerjaan masyarakat era ini haruslah berbasis teknologi. Mulai dari tenaga pendidik, pebisnis, bahkan pelaku UMKM, terlebih saat ini berada di masa pandemi Covid-19. Yang memaksa semua orang beralih ke digitalisasi, mengingat ada pembatasan dalam aktivitas dan mobilitas.

Baru-baru ini Asosiasi Ecommerce Indonesia (idEA) dalam keteranganya yang dikutip dari kegiatan diskusi Harbolnas KCP PEN (29/4/2021) lalu menyatakan, hingga Maret 2021 angka UMKM yang sudah berdigital atau bergabung dengan marketplace mencapai 4,8 juta UMKM. bahkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, luhut pandjaitan Binsar mengklaim hingga Juni 2021 UMKM yang memasarkan produknya di e-commerce sudah mencapai 14,5 juta UMKM. Angka kenaikan tersebut juga diamini oleh Bank Indonesia, yang menyatakan transaksi e-commerce di masa pandemi ini mengalami kenaikan (skala nasional).

Bukan hanya nasional, UMKM yang berdigital di masa pandemi juga terjadi di daerah, dalam hal ini Provinsi Banten.

Provinsi yang terkenal dengan masyarakat adatnya ini, di masa pandemi mencatat lonjakan pelaku UMKM yang memasarkan produknya secara digital.

Berdasarkan data Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Banten, yang diungkapkan oleh kepala KPw BI Banten, Erwin Soeriadimadja, UMKM di Banten yang go digital sudah ada 117 produk. Dan keseluruhan produknya sudah dipasarkan di marketplace seperti Tokopedia, dan marketplace lainnya. Bahkan masih menurutnya, sudah ada 28 UMKM binaan BI Banten yang telah melakukan ekspor.

“Hingga September 2021, terdapat 28 UMKM binaan BI Banten yang telah ekspor ke berbagai negara diantaranya Arab 15%, Amerika 26%, Rusia 11%, Malaysia 30%, Singapura 11%, dan Belanda 7% dengan produk dalam kategori fesyen, makanan, kerajinan tangan. Dan dari semua UMKM tersebut sudah memiliki website serta menggunakan e-commerce Tokopedia, blibli.com, Bukalapak, dan Shopee sebagai bagian dari digital marketingnya,” ujarnya, Selasa (19/10/2021).

Erwin juga menyatakan, bahwasannya UMKM di Banten yang go digital merupakan sebuah tuntutan di masa kini (pandemi Covid-19), sebab untuk menjangkau pasar yang luas diperlukan konvergensi pemasaran konvensional ke e-commerce.

“Sebetulnya beralihnya pemasaran UMKM ke digital lebih ke arah tuntutan saat ini untuk menjangkau pasar lebih luas baik domestik maupun ekspor. Apalagi saat ini dalam masa pandemi, maka dari itu pelaku UMKM dituntut untuk mampu menjawab tantangan melalui digitalisasi dan kreativitas tinggi,” paparnya.

Lebih lanjut, ia menyimpulkan UMKM di Banten yang beralih ke digital di masa pandemi ini mengarah ke tren yang positif. “Mereka juga yang tergabung di platform e-commerce Tokopedia dan kawan-kawan merupakan hasil seleksi. Jadi produknya bagus-bagus dan menarik,” pungkasnya.

Pernyataan yang mengarah terhadap judul tulisan ini juga dikemukakan oleh pelaku UMKM asal daerah Cilegon, Nike. Ia mengatakan di masa pandemi ini dirinya terpacu untuk memanfaatkan digitalisasi, mengingat konsumen atau masyarakat saat ini membatasi aktivitas di luar rumah.

“Masa pandemi Covid-19 ini memaksa kami (pelaku UMKM) untuk memanfaatkan e-commerce secara maksimal dalam pemasarannya, selain itu juga dengan memanfaatkan digitalisasi ini bisa membuka pasar lebih luas, dan proses pemasarannya juga mudah, hanya dua langkah buka laptop dan upload produk, selesai,” pungkasnya.

Semoga digitalisasi ini semakin akrab untuk para pelaku UMKM, sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat dalam rangka bangkit dari perekonomian yang merosot akibat dari pandemi. (iy)

Editor: Redaksi

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button