Kabar

Pendapatan Petani Meningkat, Program PK di Pandeglang Dinilai Berhasil

PANDEGLANG, biem.co — Pertanian Keluarga (PK) adalah salah satu program yang digulirkan oleh Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) yang berbentuk bantuan untuk sarana prasarana pertanian.

Pelaksan Tugas (Plt) Kepala BKP Kementan, Sarwo Edhy menilai, pelaksanaan program PK di Pandeglang berhasil.

“Saat ada program bantuan dari pemerintah, ada peningkatan pendapatan petani. Pola ini harus dimasyarakatkan kepada petani lainnya,” ujar Sarwo pada panen raya cabai di Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Rabu (13/10/2021).

Dengan berhasilnya pelaksanaan program PK, menurut Sarwo, tujuan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani, menumbuhkan perekonomian pedesaan dapat terwujud.

“Ketika perekonomian petani tumbuh, perekonomian desa tumbuh, daerah juga akan tumbuh. Kita ketahui Pandeglang penyangga pangan Banten dan Banten penyangga nasional,” terangnya.

Dijelaskan Sarwo, program PK yang digulirkan BKP Kementan tahun 2021 tersebar di 109 kabupaten dan 31 provinsi se-Indonesia.

“Tahun 2021 Pandeglang dapat dua poktan. Mudah mudahan tahun depan ditambah, program ini terus berlanjut. Tahun depan kami coba akan lihat lagi, mungkin bantuannya beda, tahun depan bisa alat pengolahan tanahnya,” pungkasnya.

Sementara Bupati Pandeglang, Irna Narulita mengucapkan terima kasih kepada Kementan atas program yang diturunkan untuk kelompok tani di Pandeglang. Ia berharap, poktan yang mendapatkan bantuan ini dapat berkembang sehingga bisa berkesinambungan.

Alhamdulillah, Poktan Sri Tani dan Taruna Mekar bisa memanfaatkan dengan baik program ini dengan menanam tiga komoditas, yaitu cabai, mentimun dan kacang panjang,” ungkapnya.

“Semoga program ini bisa turun lagi tahun depan untuk kelompok tani lainnya, sehingga produktivitas terus berlanjut karena Pandeglang sentra komoditas penyangga Banten dan nasional,” sambungnya.

Marsudi, Ketua Poktan Sri Tani mengakui dengan adanya batuan sarana dan prasarana pertanian dari pemerintah ada peningkatan pendapatan yang diperoleh.

Kata dia, sebelum dirinya menanam komoditas cabai, penghasilannya tidak seberapa. Namun, saat ini penghasilannya berlipat, bahkan ratusan juta.

“Dulu waktu kita tanami padi enam hektar ini hanya Rp18 juta hasilnya, sekarang dari cabai ini hanya dua hektar bisa ratusan juta, apalagi sekarang harga cabai Rp25 ribu/kg. Selain cabai, empat hektar lainnya kami tanami mentimun dan kacang panjang,” terang Marsudi. (AT)

Editor: Yulia

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button