PANDEGLANG, biem.co — Sejumlah individu dan komunitas bahu membahu dalam gerakan solidaritas untuk meringankan dampak pandemi Covid-19. Di tengah wabah yang mematikan mereka menolak diam dan tak mau menunggu pemerintah bersikap. Dimulai dengan ide sederhana, mereka membantu masyarakat yang terkena dampak wabah ini.
Aktivis Sosial, Eko Supriatno menginisiasi Gerakan ‘Solidaritas Jum’at Berbagi Berkah, Gerakan Swadaya Berbagi Saat Pandemi’. Ketika Covid-19 mulai melanda di Indonesia dari Maret 2020 sampai saat ini. Penggagas lainnya kebanyakan adalah aktivis ‘Banten Kolaborasi Kebaikan’. Gerakan ‘Banten Kolaborasi Kebaikan’ saat pandemi, mereka membantu kelompok miskin.
“Jangan anggap pemerintah penolong yang utama, ini gerakan kolektif warga,” kata Eko, baru-baru ini.
‘Solidaritas Jum’at Berbagi Berkah’ mengumpulkan donasi uang tunai dan hasil bumi dari berbagai komunitas di sekitar Pandeglang. Bantuan datang dari segala penjuru, seperti organisasi nonprofit, kampus, seniman, dan paguyuban petani.
Bantuan berupa bahan baku makanan disalurkan kepada kelompok masyarakat untuk kemudian dimasak di dapur umum.
Mereka memasak, lalu membagikan nasi bungkus kepada kaum miskin yang terdampak Covid-19, di antaranya pengayuh becak, buruh pasar, pedagang pasar tradisional, pekerja seks, pemulung, dan buruh tani.
Gerakan Jumat Berkah khusus di sekitaran Pandeglang kini sudah menjadi tradisi setiap minggu.
“Gerakan ini diharapkan dapat mengajak masyarakat untuk bersama-sama berbagi bersama melalui donasi bagi masyarakat yang membutuhkan,” ujar Eko Supriatno.
Tidak hanya mengajak masyarakat melalui gerakan tagar #BerkahManfaatBahagiakanBersama di media sosial, sebelumnya gerakan ini juga gencar melakukan santunan yatim duafa dan membagikan ribuan Al-Quran.
Saat Anak Muda Bergerak untuk Berbagi
Terpuruknya kondisi ekonomi warga Banten saat pandemi, membuat komunitas anak-anak muda berinisiatif untuk mengurangi beban sesama. Gerakan berbagi menyisir rumah rumah warga di Banten, membagikan sayuran segar serta bahan lauk untuk keluarga.
“Senang melihat ibu-ibu yang menerima bantuan kami. Mereka katakan bisa untuk memenuhi kebutuhan lauk pauk selama tiga hari,” kata Ujang (33), inisiator Gerakan ‘Banten Kolaborasi Kebaikan’, usai membagikan sayuran pada warga, Jumat (8/10/2021) sore.
Para donatur bahkan makin banyak yang ikut dalam gerakan ini, aksi berbagi 50 paket bahkan bisa lebih, terlebih di saat pandemi ini.
Mimin (40), salah seorang petugas kebersihan di Labuan mengaku sangat bahagia dan terharu mendapat sekantong penuh beragam sayuran, mulai dari wortel, sawi, cabe, kacang panjang, daun bawang, timun dan tempe.
“Saya bersyukur ada bantuan sayuran seperti ini, terharu, ini sangat membantu kami dalam situasi seperti ini,” kata Mimin, setelah menerima bantuan.
Ikro, salah satu anggota tim berbagi mengaku terharu, karena gerakan mereka banyak diapresiasi justru oleh para pedagang sayur di Pandeglang.
Gerakan berbagi ini merupakan gabungan anak muda yang telah memulai aksi mereka sejak 2020. Awalnya mereka memulai gerakan tersebut dengan berbagi 50 nasi bungkus tiap hari Jumat, kemudian berkembang menjadi berbagi sembako ke daerah terpencil yang sulit dijangkau kendaraan tiap 3 bulan sekali.
Saat pandemi ini, mereka mulai membagikan sayuran dan bahan lauk pauk.
“Kami bersyukur aksi ini bisa berjalan hingga kini kami selalu asyik berbagi, nilai tambah yang kami dapatkan adalah kebersamaan dan solidaritas pada sesama,” kata Ikro. Selain di Kota Pandeglang, komunitas ini berencana akan memberi bantuan ke wilayah Lebak dalam waktu dekat ini.
Adalah Ferdy Setiadi, orang yang menggantungkan plastik berisi sayur-mayur itu. Pria berusia 23 tahun itu melakukan aktivitas tersebut sejak tahun 2020.
Awalnya gerakan berbagi itu dia lakukan bersama keluarga dan teman dekatnya. Sekarang, gerakan berbagi sayuran yang bernama Sejangkauan Tangan, telah melebar ke sejumlah daerah.
Bermula dari keresahan Ferdy yang melihat banyaknya masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19. Dia teringat, pada masa awal-awal pandemi, sejumlah kampung di Pandeglang ditutup untuk menghindari penyebaran Covid-19, termasuk di kampungnya. Saat itu tak sedikit warga yang kehilangan pekerjaan sehingga mengalami kesulitan untuk mencukupi keperluan rumah tangga.
Melalui hasil penjualan kedai kopinya, Ferdy memulai gerakan berbagi untuk sesama. Dia ingin memberikan sesuatu kepada warga dengan apa yang dia miliki, tapi bantuannnya harus tepat sasaran saat pandemi. Lalu terpikirlah untuk membagikan sayur-mayur.
“Kami hanya ingin berbagi di tengah pandemi, mereka senang kami pun senang,” katanya.
Respons masyarakat yang gembira dengan adanya pembagian sayur secara gratis membuat Ferdy senang. Dia lalu menghubungi teman-temannya untuk ikut dalam gerakan yang dia namai Sejangkauan Tangan, untuk membagikan sayur secara gratis ke masyarakat.
“Akhirnya kami di-support banyak orang dan teman-teman yang ikut berdonasi,” tutur Ferdy yang mengaku saat memulai gerakan merogoh koceknya sendiri.
“Ini adalah upaya kecil kami berbagi di masa pandemi untuk kemanusiaan. Berbagi tanpa tanpa membeda-bedakan, apa pun latar belakangnya. Kita semua berbagi untuk kemanusian. Sayur for everyone,” ucap Ferdy.
“Semoga kami diberi kesehatan dan bisa tetap membagikan sayur dari petani kepada masyarakat,” pungkas Ferdy. (*)