KOTA SERANG, biem.co — Liga Mahasiswa Nasioanal untuk Demokrasi (LMND) Banten menggelar refleksi Hari Tani di Kantor Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B). Dalam aksinya, mahasiswa menilai Banten saat ini darurat agraria.
Ketua LMND Eksekutif Wilayah Banten, Abu Bakar mengatakan, di Banten banyak lahan yang dirampas dari para petani mengatasnamakan kepentingan negara.
“Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh Universitas Padjajaran, Fakultas Pertanian, Banten dari tahun 2018 hingga 2019 terjadi alih fungsi lahan mencapai 3.861,09 hektare. Masifnya mega proyek nasional dibeberapa daerah Provinsi Banten yang saat ini tengah digenjot akan menambah permasalahan baru untuk masyarakat Banten,” ujarnya kepada awak media, Jumat (24/9/2021).
Ia mengungkapkan, Banten seharusnya makmur akan kekayaan alamnya karean hamparan lahan pertanian, serta kesuburan tanahnya. Namun menurutnya, faktanya tidak demikian. Pemerintah justru tengah mengambil lahan-lahan pertanian untuk pembangunan industri.
“Pembangunan jalan Tol Serang-Panimbang salah satunya yang akan menggerus lahan pertanian di Kabupaten Pandeglang. Terbukti dengan ditetapkannya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Tanjung Lesung berdampak pada perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di 5 kecamatan yang terdiri dari kecamatan Pagelaran, Sukaresmi, Bojong, Cibitung, dan Cikeusik Pandeglang berubah menjadi lahan industri,” terangnya.
Maka dari itu, LMND Banten menuntut pemerintah untuk menolak alih fungsi lahan pertanian di Banten.
“Penuhi fasilitas sarana pra sarana pertanian, berikan jaminan keterjangkauan akses dan harga pasar yang layak untuk petani, selesaikan konflik agraria di Banten, hentikan kriminalisasi terhadap petani. Wujudkan reforma agraria sejati dan bangun industrialisasi nasional,” pungkasnya. (as)