biem.co – Mutasi virus corona tak henti-hentinya bermunculan. Setelah digegerkan dengan adanya varian Delta, kini perhatian seluruh dunia tertuju pada varian R.1 yang dianggap lebih kuat dan menular.
Varian R.1 ini banyak ditemukan di Kentucky, Amerika Serikat (AS). Seperti dilaporkan Deadline, Gubernur Andy Beshear mengatakan, Kentucky menjadi satu di antara tiga negara yang memiliki infeksi tertinggi pada varian ini.
“Tingkat serangan tiga sampai empat kali lebih tinggi di antara penduduk dan pekerja yang tidak divaksinasi dibandingkan dengan mereka yang divaksinasi,” sebut Departemen Kesehatan Masyarakat Kentucky, dikutip Jumat (24/9/2021).
Meski banyak ditemukan di AS, tetapi varian ini pertama kali terdeteksi di Jepang pada Januari 2021 lalu. R.1 mampu menembus perlindungan antibodi mereka yang bahkan sudah melengkapi dosis vaksinasi.
Diketahui, R.1 adalah salah satu varian yang mengandung sejumlah mutasi, di antaranya D614G yang terbukti meningkatkan kemampuan menular. Sehingga diduga lebih menular dibanding varian lain, meski masih butuh penelitian untuk memastikannya.
Saat ini, WHO belum memasukkan varian R.1 ke dalam kategori variant of concern (VOC) maupun varian of interest (VOI). Namun pihaknya memasukkan ke dalam kategori variant under monitoring (VUM). (hh)