biem.co — Adanya persepsi ketimpangan pasokan vaksin global membuat Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden meminta Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menggelar pertemuan.
Seperti dikutip dari Straits Time, menurut Biden, ada ketimpangan vaksin antara negara kaya dan negara-negara yang belum memiliki akses vaksin yang cukup.
Diketahui, sebelumnya AS telah menyumbangkan 140 juta dosis dari target 600 juta dosis vaksin COVAX. Namun banyak ahli mengatakan bahwa jumlah itu tidak cukup.
Seperti yang disampaikan Profesor Hukum Georgetown dan Direktur Pusat Kolaborasi WHO, Lawrence Gostin. Ia menilai dibutuhkan miliaran dosis vaksin untuk memperlambat penyebaran dan mutasi virus corona.
“Kita harus melakukan apa yang belum pernah kita bayangkan sebelumnya,” katanya.
Keputusan negara-negara kaya yang memberikan dosis penguat tambahan kepada penduduknya pun menuai kontroversi. Pasalnya, kebijakan itu menimbulkan kelangkaan bagi beberapa negara yang belum memiliki cukup pasokan vaksin.
Oleh karenanya, Sekretaris Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta agar negara-negara kaya menghentikan sementara dosis penguat setidaknya hingga akhir 2021 ini.
“Produsen yang memprioritaskan kesepakatan dengan negara-negara kaya telah membuat negara-negara berpenghasilan rendah kehilangan sumber daya untuk melindungi rakyatnya,” ujarnya.