biem.co — Popularitas Ganjar Pranowo sebagai tokoh potensial Calon Presiden melesat jauh meninggalkan Puan Maharani. Rilis hasil survei yang dilakukan oleh Indonesia Political Opinion (IPO) pada 2–10 Agustus 2021 kemarin menunjukkan popularitas Ganjar 16,5 persen mengungguli Puan Maharani yang hanya mendapatkan suara publik 0,9 persen.
Survei tingkat keterpilihan 20 tokoh potensial pada simulasi Pemilihan Presiden menempatkan nama-nama tokoh muda pada posisi 5 teratas. Anies Baswedan menjadi tokoh paling potensial dengan tingkat keterpilihan 18,7 persen, disusul Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo 16,5 persen.
Sandiaga Uno yang dalam beberapa bulan terakhir menjadi sorotan karena tetap promosi pariwsata di tengah pandemi mendapatkan suara publik 13,5 persen, dibayang-bayangi oleh popularitas Agus Harimurti Yudhoyono dengan 9,9 persen. Satu-satunya tokoh sepuh yang masih dapat bertahan adalah Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto dengan tingkat potensi keterpilihan 7,8 persen.
Publik memberikan penilaian berdasarkan faktor kejujuran dengan dominasi 32 persen. Faktor ketegasan yang ditampilkan dalam mengemban amanah publik mampu memengaruhi penilaian publik sebesar 26 persen.
Faktor prestasi kerja menempati urutan ketiga dalam pembentukan persepsi publik dengan angka 17 persen. Hal ini dapat dimaklumi karena penilaian pada prestasi kerja oleh publik sangat bersifat subjektif dan sulit menemukan tolok ukur yang tepat.
Faktor Bersih, Profesional dan Religius secara berurutan menjadi penilaian dengan angka 10 persen, Profesional 9 persen dan Religius 6 persen. Menjadi sebuah temuan yang menarik ketika publik sudah tidak lagi menjadikan religiusitas sebagai tolok ukur utama dalam penilaian simulasi Pemilihan Presiden.
“Yang paling menarik adalah eksistensi Ganjar di tengah serbuan baliho ‘Kepak Sayap Kebhinekaan Puan Maharani’” ujar Nastain Muhamad, Peneliti Indonesia Political Opinion.
Dalam rilis yang sama terkait pilihan responden pada pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden serta latar belakang kepemimpinan menunjukkan Ganjar mendapatkan animo suara tertinggi ketika dipsangkan dengan Anies Baswedan sebagai Cawapres dengan angka 37,0 persen. Hal tersebut berbanding terbalik ketika Ganjar dipasangkan dengan Puan Maharani yang mendapatkan animo suara publik sebesar 13,5 persen saja. Justru kompetitor hadir ketika Anies Baswedan dipasangkan dengan Sandiaga Uno yang mendapatkan suara publik sebesar 30,2 persen.
Tokoh lain yang mampu menjadi kuda hitam dalam kontestasi pemilihan Capres-Cawapres justru datang dari Airlangga Hartarto ketika dipasangkan dengan Anies Baswedan yang mendapat animo 28,4 persen suara. (*)