biem.co — Pada masa pandemi Covid-19 ini, banyak jenjang sekolah, bahkan perguruan tinggi yang melakukan pembelajaran dalam jaringan (daring). Para pelajar dalam melakukan kegiatan belajar mengajarnya dilakukan di rumah dengan menggunakan alat komunikasi dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi yang ditujukan untuk kegiatan belajar mengajar.
Awalnya perbatasan kegiatan atau melakukan kegiatan di rumah dilakukan selama 14 hari guna memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19. Namun, pembelakuan kegiatan di rumah tersebut ternyata diperpanjang hingga sekarang, dikarenakan semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang terpapar Covid-19 ini. Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan guna mencegah semakin banyaknya yang terpapar virus corona, dari mulai melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga Pemberlakuan Perbatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro-Darurat.
Selama melakukan kegiatan daring tersebut, tentu anak-anak akan merasa bosan, suntuk bahkan lebih bahaya akan depresi karena melakukan pembelajaran hanya dengan alat komunikasi saja dan dilakukan di rumah. Maka dari itu, orangtua di sini harusnya lebih kreatif untuk menginovasi pembelajaran agar lebih menyenangkan. Dan penulis di sini meyarankan mencoba menggunakan metode bercerita dan mendengarkan untuk menanggulangi bahaya-bahaya tersebut.
Bercerita adalah suatu cara yang dilakukan untuk menyampaikan pesan kepada para penyimak, baik dalam bentuk kata-kata, gambar, foto, maupun suara. Bercerita sering digunakan dalam proses belajar mengajar utamanya pada tingkat pemula atau anak-anak.
Bercerita bisa dilakukan orang tua di rumah, dengan mudah dan terjangkau. Tidak perlu membeli buku-buku cerita jika ingin bercerita, kita bisa memanfaatkan imajinasi kita dalam membawakan sebuah cerita atau bisa juga dengan mengakses cerita-cerita di internet. Agar lebih menyenangkan dalam bercerita, kita juga bisa menggunakan media-media pendukung seperti boneka tangan, wayang kertas, dan lain sebagainya agar lebih menarik. Dengan bercerita, orangtua bisa memasuki nilai-nilai moral kedalam cerita tersebut sehingga anak-anak dalam mendengarkan cerita yang dibawakan bisa mengambil pelajarannya.
Bercerita juga dapat membangun kepribadian anak, selain dari nilai-nilai moral yang dibawakan, meningkatkan perkembangan bahasa, juga bisa membentuk anak mempunyai kemampuan interpersonal skill menjadi pendengar yang baik. Karena dalam bercerita anak diperuntukkan untuk menyimak agar cerita yang dibawakan tersamapaikan. Jika dilakukan berulang-ulang, maka anak tanpa sadar akan terbiasa dan mempunyai kemampuan pendengar yang baik.
Mendengarkan dalam Komunikasi Interpersonal merupakan aktivitas komunikasi yang sangat penting karena sangat mempengaruhi berlangsungnya komunikasi. Bila pada satu saat seseorang menjadi penyampain pesan atau komunikator (source) pada detik berikutnya, dia akan menjdi penerima pesan atau komunikan (receiver).
Menjadi orang yang lebih banyak mendengar sebetulnya jauh lebih baik daripada berbicara. Karena itu artinya, kita menghargai nikmat Tuhan yang memberikan dua telinga dan satu mulut. Dengan banyak mendengarkan kita juga sekaligus membangun hubungan berkualitas dengan siapa pun. Baik itu dengan keluarga, teman, pasangan maupun dengan orang-orang dalam lingkaran sosial yang luas.
Dan menjadi pendengar yang baik juga sangat dibutuhkan pada masa sekarang, karena banyak anak-anak yang depresi karena tidak adanya pendengar yang baik yang mendengarkan tentang permasalahan yang berada pada hidupnya. Karena banyak orang-orang menganggap bahwa permasalahan orang yang lebih dewasa lebih rumit daripada permasalahan anak kecil, padahal apa salahnya mendengarkan atau menjadi pendengar yang baik.
Selain bercerita, orangtua juga bisa mengajak anak untuk bercerita dan orangtua yang mendengarkan. Itu juga bisa meningkatkan daya imajinasi dan kreativitas anak yang sangat baik untuk masa yang akan datang.
Semoga tulisan ini dapat membantu para pembaca untuk menciptakan pendidikan yang menyenangkan di rumah. (*)
Penulis adalah Mahasiswi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten.