JAKARTA, biem.co – Sebelumnya Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) memberikan kritikan terhadap Jokowi sebagai “KING LIP OF SERVICE” di akun media sosial milik BEM UI. Kritikan yang dilakukan oleh Pengurus BEM UI ini justru berujung pada pemanggilan oleh Rektor.
Langkah Rektor UI tersebut menuai kritikan dari berbagai kalangan termasuk komunikolog politik nasional, Kamil Selvan.
Kamil mengatakan sebagai pengasuh akademik di kampus jangan kemudian membuat atau mengajari mahasiswa ini untuk menjadi bodoh.
“Kita bicara dari sisi akademik, kalau kemudian Rektor memanggil mahasiswa-mahasiswa tupoksinya apa? dalam kontek apa?’, katanya saat di konfirmasi oleh biem.co.
Kang Tamil sapaan akrabnya juga menyarankan kepada Rektor UI untuk melakukan diskusi atau kajian-kajian akademik karena para Rektor penyandang gelar akademisi.
“Pihak kampus kemudian membuat kajian akademik tentang apa yang disampaikan adik-adik pengurus BEM UI tersebut dan kemudian diuji apa hipotesa tentang Jokowi Lip Service tersebut itu kemudian bisa diterima atau kemudian hipotesanya bisa ditolak,” ungkapnya.
Tamil menambahkan, gaya para Rektor memanggil para pengurus BEM UI seperti gaya politisi.
“Saya sarankan kepada Rektor di UI atau kemudian para pengasuh di UI itu tinggalkan lah jabatan akademik anda, masuklah ke partai politik dan berpolitik praktis,” katanya.
“Jadi sekali lagi saya sampaikan jangan mengajarkan mahasiswa-mahasiswa kita adik-adik yang kita asuh untuk menjadi bodoh.” pungkasnya (ar)