biem.co — Sejumlah daerah mulai melaporkan kenaikan temuan kasus Covid-19. Hal ini ditandai dengan melonjaknya tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) pada sejumlah rumah sakit di sejumlah daerah.
Angka kenaikan temuan kasus Covid-19 ini diperkirakan masih akan terus meningkat di minggu-minggu berikutnya. Hal itu disampaikan Sekjen Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (Persi), dr. Lia G. Partakusuma.
Ia mengatakan, berdasarkan pengalaman yang telah terjadi sebelumnya bahwa semakin tinggi jumlah kasus positif Covid-19 akan berpengaruh dengan semakin tinggi juga persentase pasien Covid-19 yang akan dirawat di rumah sakit.
“Belajar dari pengalaman sebelumnya bahwa rata-rata 20 persen dari total pasien positif Covid-19 itu perlu dirawat di rumah sakit, dan 5 persen di antaranya harus dirawat di ruangan isolasi,” ungkap dr. Lia dalam keterangannya, seperti dikutip Rabu (16/6/2021).
Disebut dr. Lia, kapasitas tempat tidur di masing-masing rumah sakit sendiri berbeda-beda, tergantung dari jenis dan lokasi rumah sakit. Beberapa provinsi memiliki jumlah rumah sakit dan kapasitas tempat tidur yang lebih besar dari provinsi lainnya.
“Sebagai contoh DKI Jakarta, terjadi kenaikan BOR, namun jumlah tempat tidur di Jakarta cukup banyak. Kenaikan belum sampai 70 persen, jadi kelihatannya belum overload. Namun memang di beberapa daerah lainnya, seperti Kudus dan Bangkalan, rumah sakit di sana tidak besar kapasitasnya. Begitu terjadi lonjakan kasus, rumah sakit tidak lagi mampu menampung pasien,” jelas dr. Lia.
dr. Lia juga mengatakan bahwa seluruh rumah sakit anggota Persi menerapkan anjuran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk meningkatkan kapasitas tempat tidur bagi pasien Covid-19.
“Jika BOR-nya telah terisi lebih dari 80 persen dari peruntukan untuk Covid-19, maka kapasitas akan ditambah lagi menjadi 40 peren. Dan 25 persen dari tempat tidurnya harus menjadi ICU khusus ruang isolasi Covid-19. Saat ini memang datanya terus bergerak, setiap rumah sakit harus mempelajari ini, dan harus bergerak cepat serta bekerja sama jika terjadi lonjakan kasus,” pungkasnya. (hh)