KABUPATEN SERANG, biem.co – Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Serang tengah mengerjakan program budidaya domba unggulan, bibit didatangkan langsung dari Garut, selain memiliki perawakan yang besar, domba garut juga terbilang tahan dari penyakit dan cuaca.
Bekerjasama dengan PT. PLTGU Indonesia Power Cilegon melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR)-nya, Distan mencoba mengembangkan domba unggulan di wilayah Kecamatan Cikeusal. Ada sekitar 21 domba yang disalurkan kepada masyarakat untuk dikembangkan.
Alasan dikembangkan nya ternak domba karena adanya permintaan yg tinggi thd komoditas ini. Namun di sisi lain pembudidaya ternak domba ini masih sedikit dan kalaupun membudidayakan masih di domba lokal yg pertumbuhannya tubuhnya sangat lambat.
Hal ini mengakibatkan tdk tercukupinya supply dari dalam daerah sehingga sekitar 80 persen kebutuhan domba serang didapat dari luar provinsi banten.
” Peternak di serang lebih senang dengan hasil yang instan yaitu dgn membeli bakalan domba dari luar daerah lalu digemukkan 3-4 bulan kemudian dijual,” ujar Kasie Pembibitan dan Produksi Ternak, Murtala Ahmed kepada biem.co, Selasa (15/06/2021).
Secara bobot, domba garut unggul bisa mencapai dua kali lipat dibandingkan dengan domba lokal, jika program ini bisa berjalan dengan baik, kebutuhan domba untuk mencukupi permintaan dari masyarakat Banten tidak perlu harus mendatangkan dari luar daerah, selain itu, para peternak juga bisa memperoleh keuntungan yang lebih besar.
“Agar masyarakat itu ekonominya naik, maka usaha ini memiliki peluang yang sangat besar. dulu masyarakat hanya memelihara domba-domba lokal, paling dalam jangka waktu 1-2 tahun bobotnya hanya sekitar 25 kiloan, dijual paling Rp2 juta sampai Rp2,5 juta, tapi kalau domba unggul ini umur 1 tahun bisa sampai 50-60 kilo, penjualanyapun antara Rp5 juta sampai Rp6 juta,” terangnya.
Program budi daya domba unggul sudah mulai dijalankan sejak tahun 2019, ada 2 peternak yang sudah menerima program tersebut. Masing masing ada yang mendapatkan 10 ekor domba ada juga yang mendapatkan 11 ekor domba.
“Sekarang sudah mau digulirkan ke anggota yang lain, karena ini program bergulir, satu peternak itu dikasih waktu 2 tahun untuk budidaya, setelah itu nanti digulirkan ke peternak lain,” paparnya.
Setelah mas perguliran tiba, peternak wajib menggulirkan domba sebanyak jumlah yang mereka dapatkan diawal waktu penerimaan. Adapun penambahan jumlah domba hasil perkawinan selama masa pemeliharaanya itu akan menjadi hak pembudidaya.
“Harus ngegulirin lagi ke yang lain sesuai jumlah. 2 tahun itu bisa 3 kali beranak, ada yang beranak 1 ada yang beranak 2 atau 3, jadi kalau dirata ratakan 1,5, jadi kalau dikasih 10 ekor, perkiraan 2 tahun itu berarti 40-50 ekor dapat, dia cuma ngembaliin 10 ekor, sisanya itu buat dia, jadi hak milik dia,” katanya.
Bagi penerima program domba tersebut wajib melaporkan setiap aktivitas di kandang baik keadaan kesehatan domba maupun pada saat melahirkan.
“Ada laporan, dari mulai lahir, kawin, mati, dan kalaupun nanti mati itu matinya kenapa. Jadi semua serba transparan,” ucapnya.
Program ini merupakan upaya Distan dalam untuk menjembatani membantu para peternak. Setiap peternak selain mendapatkan bantuan bibit domba beserta fasilitas kandang termasuk lahan untuk pakan mereka juga kan mendapatkan pembekalan mengenai bagaimana cara budidaya domba yang baik dan benar. (Adv)