KOTA SERANG, biem.co — Setelah terungkapnya kasus korupsi pengadaan masker di Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten pada tahun anggaran 2020, hingga saat ini Kepala Dinkes Provinsi Banten, Ati Pramudji Astuti belum mau memberikan keterangan sedikit pun.
Padahal Ati, telah bertemu dengan awak media sebanyak tiga kali. Pertama, saat keluar setelah menjalani pemeriksaan oleh Kejaksaan Tinggi (Kejati Banten). Kedua, saat hadir dalam rapat mengenai motif di balik pengunduran diri 20 pejabat Dinkes di Pendopo Gubernur Banten. Terakhir, setelah mengikuti rapat dengan Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banten.
Ketika ditanya mengenai kasus korupsi yang terjadi di lingkungan Dinkes, Ati selalu bungkam dan memilih menghindar.
Menurut Komunikolog Politik Nasional, Tamil Selvan, kebungkaman yang dilakukan Ati pada dasarnya merupakan simbol menyembunyikan sesuatu.
“Ini kan cukup jelas, ini adalah simbol yang menutupi sesuatu dan secara gamblang kita katakan hanya orang yang bersalah lah atau orang yang takut lah yang kemudian lari,” katanya saat dihubungi biem.co melalui pesan WhatsApp, Kamis (3/6/2021).
Pria yang kerap disapa Kang Tamil ini menambahkan, ada aktor intelektual di belakang Kadinkes, yang ia nilai memiliki kekuatan besar hingga puluhan pejabat memilih mundur dari jabatannya.
“Kalau kemudian kita bicara bahwa Kadinkes Provinsi Banten terlibat, tentu ini bukan sesuatu hal yang menarik untuk kita kaji. Kenapa? Karena satu dari tiga tersangka tersebut adalah memang ASN di Dinkes. Tentu dugaan besar tidak mungkin pimpinannya selaku Kadinkes tidak terlibat,” ujarnya. (ar/red)